KATA
PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah SWT Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
BISNIS tentang “KAJIAN BISNIS
INTERNASIONAL TERKAIT TIMBULNYA,HAMBATAN DAN NERACA PERDAGANGAN”yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan.Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar.Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Kajian bisnis
internasional terkait timbulnya hambatan dan neraca perdagangan” yang sangat
bermanfaat untuk pengetahuan pemasaran. Walaupun makalah ini mungkin kurang
sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
yang telah membimbing penyusun.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan.Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Malang, Oktober
2017
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMANSAMPUL
.....................................................................................
1
KATAPENGANTAR
......................................................................................
2
DAFTARISI
......................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
..............................................................................................
4
1.2
Rumusan Masalah…………………………………………………………….4
1.3
Tujuan…………………………………………………………………………5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Timbulnya Bisnis Internasional ....................................................................
6
2.2Bentuk Bentuk Keunggulan Bersaing...........................................................
7
2.3 Neraca Ekspor dan Impor……………………….....……………………..…...8
2.4 Nilai Tukar......................................................................................................9
2.5 Manajemen Bisnis
Internasional…………………………………………..…12
2.6 Hambatan –hambatan Dalam Bisnis
Internasional…………………………..14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
....................................................................................................
18
3.2 Saran
...............................................................................................................18
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………….…..19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . LATAR BELAKANG
Bisnis internasional merupakan
kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang satu dengan Negara yang lain
atau semua transaksi bisnis-swasta dan pemerintah-yang melibatkan dua atau
lebih negara.
Mengapa tertarik untuk
mempelajari bisnis internasional?Jawaban paling sederhana adalah bahwa bisnis
internasional terdiri dari sebagian besar dan berkembang dari keseluruhan
bisnis dunia.Saat ini, hampir semua perusahaan, besar atau kecil, dipengaruhi
oleh peristiwa-peristiwa global dan persaingan karena output menjual sebagian
dan atau pemasok aman dari negara asing dan / atau bersaing dengan produk dan
layanan yang berasal dari luar negeri pengertian bisnis internasional.
Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negari akan
menciptakan suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan
negara lainnya, salah satunya adalah berupa pertukaran barang dan jasa
antarnegara. Binis internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
negara, karena dalam bisnis internasional semua negara bersaing di pasar
internasional.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa penyebeb timbulnya bisnis internasional ?
2. Apa saja bentuk keunggulan bersaing ?
3. Apa itu Neraca Ekspor dan Impor ?
4. Apa itu Nilai tukar ?
5. Apa yang di maksud Manajemen Internasional ?
6. Apa saja hambatan hambatan dalam bisnis internasional?
1.3 TUJUAN
1.
Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah pengantar bisnis
2.
Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan timbulnya bisnis internasional
3.
Untuk mengetahui bentuk bentuk keunggulan bersaing
4.
Untuk mengetahui pengertian dan hal hal yang berkenaan dengan neraca ekspor
dan impor
5.
Untuk mengetahui pengertian dan hal hal yang berkenaan dengan nilai tukar
6.
Untuk mempelajari Manajemen Bisnis Internasiona
7.
Untuk mengetahui apa saja hambatan hambatan dalam bisnin internacional
BAB II
PEMBAHASAN
21. TIMBULNYA BISNIS INTERNASIONAL
Setiap
negara dalam kehidupan di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan
negara-negara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu
berbentuk perdagangan antar negara atau yang lebih dikenal dengan istilah
perdagangan internasional. Beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya
perdagangan antar negara (perdagangan internasional) antara lain :
1. Revolusi Informasi dan Transportasi
Ditandai dengan berkembangnya era informasi
teknologi, pemakaian sistem berbasis komputer serta kemajuan dalam bidang
informasi, penggunaan satelit serta digitalisasi pemrosesan data, berkembangnya
peralatan komunikasi serta masih banyak lagi.
2. Interdependensi Kebutuhan
Kebebasan dalam melakukan transaksi serta melakukan kerjasama
memiliki implikasi bahwa masing-masing negara akan mencari peluang dengan
berinteraksi melalui perdagangan antar negara.
Keunikan suatu negara tercermin dari apa yang
dimiliki oleh negara tersebut yang tidak dimiliki oleh negara lain. Hal ini
akan membuat negara memiliki keunggulan yang dapat diandalkan sebagai sumber
pendapatan bagi negara tersebut.Perdagangan internasional juga dipengaruhi oleh
faktor kebutuhan akan devisa suatu negara.
3.Perbedaan Hasil Produksi
Tiap-tiap negara mempunyai kekayaan alam,
modal, teknologi, dan kebudayaan yang berbeda. Oleh karena itu, tiap-tiap
negara mempunyai hasil pröduksi yang berbeda-beda. Ada negara yang dapat
memproduksi suatu barang atau jasa yang melimpah, sementara ada negara yang
kekurangan hasil produksi barang atau jasa tersebut tetapi memiliki barang atau
jasa lainnya.
4. Perbedaan Harga Barang
Harga suatu barang di tiap-tiap negara
berbeda. Perbedaan harga inilah yang mendorong adanya perdagangan intemasional.
Misalnya, harga komputer di Korea Selatan dan di Jepang lebih murah daripada
harga di Indonesia mendorong orang Indonesia membeli komputer tersebut di Korea
atau Jepang untuk dijual di Indonesia. Mereka melakukan perdagangan karena
memperoleh keuntungan sebagai akibat dan adanya perbedaan harga jual dan harga
beli.
5.Adanya Keinginan untuk Meningkatkan
Produktivitas
Tiap-tiap negara mempunyai kebutuhan akan
barang yang beraneka ragam. Namun secara ekonomi, tiap negara lebih baik
memproduksi beberapa macam barang saja kemudian melakukan perdagangan
internasional. Dengan spesialisasi ini produktivitas tiap negara menjadi lebih
tinggi.
2.2 Bentuk Bentuk Keunggulan Bersaing
A.
Keunggulan absolute (absolute advantage)
Suatu negara dapat dikatakan
memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam
berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini akan dapat
dicapai kalau tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut
sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil yang pada umumnya
disebabkan karena kondisi alam yang dimilikinya, misalnya hasil tambang,
perkebunan, kehutanan, pertanian dan sebagainya. Disamping kondisi alam,
keunggulan absolut dapat pula diperoleh dari suatu negara yang mampu untuk
memproduksikan suatu komoditi yang paling murah di antara negara-negara
lainnya.
Keunggulan semacam ini pada umumnya tidak akan dapat berlangsung
lama karena kemajuan teknologi akan dengan cepat mengatasi cara produksi yang
lebih efisien dan ongkos yang lebih murah.
B.
Keunggulan komperatif (comparative advantage)
Konsep Keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih
realistik dan banyak terdapat dalam bisnis Internasional. Yaitu suatu keadaan
di mana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan
produk tersebut dibandingkan dengan negara lain. Kemampuan yang lebih tinggi
dalam menawarkan suatu produk itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yaitu
:
a. Ongkos atau harga penawaran yang lebih rendah
a. Ongkos atau harga penawaran yang lebih rendah
b. Mutu yang lebih unggul meskipun harganya lebih
mahal.
c.Kontinuitas penyediaan (Supply) yang lebih
baik.
d. Stabilitas hubungan bisnis maupun politik yang
baik.
e.Tersedianya fasilitas penunjang yang lebih baik misalnya
fasilitas latihan maupun transportasi.
Suatu negara pada umumnya akan mengkonsentrasikan untuk
berproduksi dan mengekspor komoditi yang mana dia memiliki keunggulan
komparatif yang paling baik dan kemudian mengimpor komoditi yang mana mereka
memiliki keunggulan komparatif yang terjelek atau kelemahan yang terbesar
C.Keunggulan Bersaing Nasional
Teori
keunggulan bersaing nasional telah menjadi model yang diterima secara luas yang
dapat menjelaskan mengapa negara-negara terlibat dalam perdagangan
internasional. Pada dasarnya, keunggulan bersaing nasional (national
competitive advantaqe) berasal dari empat kondisi:
- Kondisi
faktor merupakan faktor-faktor produksi.
- Kondisi
permintaan mencerminkan besarnya basis konsumen domestik yang meningkatkan
permintaan yang kuat akan produk-produk inovatif.
- Industri
terkait dan industri pendukung yang mencakup pemasok lokal atau regional
dan/atau pelanggan industri yang kuat.
- Strategi,
struktur, dan persainganr berkaitan dengan perusahaan dan industri yang
berfokus pada penurunan biaya, kualitas produksi, produktivitas yang
semakin tinggi, dan produkproduk baru yang inovatif.
2.3 Neraca Ekspor dan Impor
NERACA PERDAGANGAN
Neraca perdagangan atau neraca
ekspor-impor adalah perbedaan antara nilai ekspor dan impor suatu negara pada
periode tertentu, diukur menggunakan mata uang yang berlaku.
Neraca positif artinya terjadi surplus
perdagangan jika nilai ekspor lebih tinggi dari impor, dan sebaliknya untuk
neraca negatif.Neraca pedagangan seringkali dibagi berdasarkan sektor barang
dan sektor jasa.
Kebijakan ekonomi di berbagai negara di
Eropa pada abad pertengahan dikelompokkan dalam merkantilisme. Pemahaman awal
mengenai ketidakseimbangan perdagangan muncul dari praktik dan penyelewengan
pada merkantilisme ketika sumber daya alam dari koloni di benua Amerika
diekspor untuk ditukar dengan barang jadi dari Inggris, yang lalu memicu
Revolusi Amerika
Manfaat
Neraca Perdagangan antaralain :
·
Sebagai tolak ukur arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan
pihak terkait. Neraca Perdagangan merupakan salah
satu alat untuk menentukan arah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah dan
pihak terkait. Dalam hal ini pelaku kegiatan ekonomi internasional.
·
Mengetahui besaran jumlah pengeluaran dan pendapatan negara. Neraca Perdagangan memiliki fungsi sebagai pemberi informasi jumlah
atau besaran angka ekspor dan impor. Apabila nilai ekspor lebih tinggi maka
dapat dikatakan surplus atau kelebihan pendapatan. Sebaliknya apabila nilai
ekspor lebih kecil dari impor maka dikatakan sebagai defisit atau keadaan yang
tidak menguntungkan.
·
Menjadi informasi kegiatan ekonomi internasional. Neraca perdagangan dalam hal ini menjadi sumber informasi
perdagangan internsional. Ketika suatu negara mengalami peningkatan ekspor atau
impor, maka negara lain akan mengetahui dan dapat dilakukan pertimbangan untuk
menjalin kerjasama.
NERACA PERDAGANGAN
INDONESIA-PERU
2004-2009
(DALAM US$)
TAHUN
|
EKSPOR
|
IMPOR
|
NERACA
|
VOLUME
|
2004
|
25.250.200
|
25.775.700
|
-570.500
|
51.025.900
|
2005
|
27.838.800
|
36.422.200
|
-8.538.400
|
64.261.000
|
2006
|
34.399.600
|
31.175.300
|
+ 3.224.300
|
65.574.900
|
2007
|
42.154.400
|
27.971.500
|
+ 14.173.900
|
70.125.900
|
2008
|
49.850.700
|
36.180.600
|
+ 13.670.100
|
86.031.300
|
2009
|
51.171.500
|
36.472.300
|
+ 14.699.200
|
Analisis :
Di lihat
dari neraca perdagangan internasional Indonesia - Peru pada tahun 2004 - 2009
yaitu pada tahun 2004 dan 2005 Indonesia mengalami devisit. Tetapi pada tahun
2006-2009 Indonesia mendapatkan surplus, yaitu pada tahun 2006 US$ 3,244 juta,
tahun 2007 US$ 14,173 juta, tahun 2008 US$ 13,670, dan tahun 2009 US$ 14,699
juta. Ekspor Indonesia ke Peru antara lain radio tape,
asam sulfur, printer, karet alam, gelas, computer, kamera video, produk
tekstil, pakaian, kertas, kendaraan bermotor (rakitan di Indonesia), suku
cadang kendaraan bermotor, ban, alas kaki, dinner ware, kulkas. Sedangkan
komoditi impor Indonesia dari Peru antara lain tepung ikan dan fish oil, anggur
segar, copper sulfate, produk perunggu, kabel akrilik, kapas, wool (alpaca dan
llama)
2.4 Nilai Tukar
sebuah perjanjian yang dikenal sebagai
nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari,
antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.
Definisi niilai tukar atau kurs (foreign exchange rate)
antara lain dikemukakan oleh Abimanyu adalah harga mata uang suatu negara
relative terhadap mata uang negara lain.Karena nilai tukar ini mencakup dua
mata uang, maka titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi penawaran dan
permintaan dari kedua mata uang tersebut.
Pengertian
lain dari nilai tukar ditulis oleh
Olivier
Blanchard dalam bukunya ”Macroeconomics” adalah : ”Nominal exchange rate as
the price of the domestic currency in term of foreign currency”.
Frank J.
Fabozzi dan Franco Modigliani memberikan defenisi mengenai nilai tukar sebagai
berikut: ”An exchange rate is defined as the amount of one currency that can
be exchanged per unit Cara Menyatakan Nilai Tukar
Cara
menyatakan nilai tukar
Menurut Abimanyu, ada dua cara untuk menyatakan nilai tukar, yaitu:
1. Model Eropa (Indirect quote)
Model tersebut adalah cara yang paling umum dipakai dalam perdagangan
valuta asing antar bank seluruh dunia. Nilai tukarnya ditetapkan dengan
menghitung berapa unit uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata
uang dalam negeri.
2. Model Amerika (direct
quote)
Model tersebut didefinisikan sebagai harga mata uang asing dalam mata
uang domestik, atau berapa besar nilai rupiah yang digunakan untuk membeli satu
mata uang asing.Metode tersebut dipakai di Indonesia.of another currency, or
the price of one currency in terms of another currency”.
Bentuk system nilai tukar
Sistem nilai tukar sangat tergantung pada kebijakan moneter
suatu negara. Bentuk sistem nilai tukar dapat dibagi dalam dua bentuk
(Berlianta, 2004), yaitu:
1.
Fixed
Exchange Rate System
Merupakan
suatu sistem nilai tukar dimana nilai suatu mata uang yang dipertahankan pada
tingkat tertentu terhadap mata uang asing.Dan bila tingkat nilai tukar tersebut
bergerak terlalu besar maka pemerintah melakukan intervensi untuk
mengembalikannya.
2.
Floating
Exchange Rate System
Setelah
runtuhnya Fixed Exchange Rate System maka timbul konsep baru yaitu Floating
Exchange Rate System.Dalam konsep ini nilai tukar valuta dibiarkan bergerak
bebas.Nilai tukar valuta ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran
valuta tersebut di pasar uang.
Fakta yang
terjadi di banyak negara di dunia menganut varians dari kedua sistem pokok
nilai tukar diatas. Menurut Gilis (1996), dalam Abimayu terdapat enam sistem
nilai tukar berdasarkan pada besarnya intervensi dan candangan devisa yang
dimiliki bank sentral suatu negara yang dipakai oleh banyak negara di dunia
antara lain:
a) Sistem Nilai Tukar Tetap (fixed
exchange rate)
Dalam sistem ini otoritas moneter selalu mengintervensi
pasar untuk mempertahankan nilai tukar mata uang sendiri terhadap satu mata
uang asing tertentu. Intervensi tersebut memerlukan cadangan devisa yang
relatif besar. Tekanan terhadap nilai tukar valuta asing, yang biasanya
bersumber dari defisit neraca perdagangan, cenderung menghasilkan kebijakan
devaluasi.
b) Sistem Nilai Mengambang Bebas (free
floating exchange rate)
Sistem ini berada pada kutub yang bertentangan dengan sistem
fixed. Dalam sistem ini, otoritas moneter secara teoritis tidak perlu
mengintervensi pasar sehingga sistem ini tidak memerlukan cadangan devisa yang
besar. Sistem ini berlaku di Indonesia saat ini.
c) Sistem Wider Band
Pada sistem tersebut nilai tukar dibiarkan mengambang atau
berfluktuasi diantara dua titik, tertinggi dan terendah. Apabila keadaan
perekonomian mengakibatkan nilai tukar bergerak melampaui batas tertinggi dan
terendah tersebut, maka otoritas moneter akan melaksanakan intervensi dengan
cara membeli atau menjual rupiah sehingga nilai tukar rupiah berada diantara
kedua titik yang telah ditentukan.
d) Sistem Mengambang Terkendali
(Managed Float)
Dalam sistem ini, otoritas moneter tidak menentukan untuk
mempertahankan satu nilai tukar tertentu. Namun, otoritas moneter secara
kontinyu melaksanakan intervensi berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya
cadangan devisa yang menipis. Untuk mendorong ekspor, otoritas moneter akan
melakukan intervensi agar nilai mata uang menguat.
e) Sistem Crawling Peg
Otoritas moneter dalam sistem ini mengaitkan mata uang
domestik dengan beberapa mata uang asing.Nilai tukar tersebut secara periodik
dirubah secara berangsur-angsur dalam persentase yang kecil.Sistem ini dipakai
di Indonesia pada periode 1988-1995.
f)
Sistem
Adjustable Peg
Dalam sistem ini, otoritas moneter selain berkomitmen untuk
mempertahankan nilai tukar juga berhak untuk merubah nilai tukar apabila
terjadi perubahan dalam kebijakan ekonomi.
Faktor factor yang mempengaruhi
nilai tukar
Dilihat
dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, terdapat 3 faktor utama yang
mempengaruhi permintaan valuta asing, yaitu:
1.
Faktor
pembayaran impor
Semakin
tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta
asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya, jika impor
menurun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya
nilai tukar.
2.
Faktor
aliran modal keluar
Semakin
besar modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada
lanjutannya akan melemah nilai tukar uang. Aliran modal keluar meliputi
pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) kepada pihak
asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri.
3.
Kegiatan
spekulasi
Semakin
banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulannnnn maka
semakin besar nilai permintaan terhadap valuta asing sehingga memperlemah nilai
tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing.
2.5 Manajemen Bisnis Interasional
Perusahaan yang sudah bergerak di bidang
tertentu dalam suatu bisnis di dalam negeri seringkali lalu mencoba untuk
mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Hal ini akan menimbulkan beberapa
pertimbangang yang mendorong mengapa suatu perusahaan melaksanakan atau terjun
ke bisnis internasional tersebut :
a. Memanfaatkan kapasitas mesin yang
masih menganggur yang dimiliki oleh suatu perusahaan
b. Produk tersebut di dalam negeri sudah
mengalami tingkat kejenuhan dan bahkan mungkin sudah mengalami tahapan
penurunan (decline phase) sedangkan di luar negeri justru sedang berkembang
(growth)
c. Persaingan yang terjadi di dalam
negeri kadang justru lebih tajam katimbang persaingan terhadap produk tersebut
di luar negeri.
Perusahaan yang memasuki bisnis
internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari
tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap
yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun
tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut :
A.Ekspor Insidentil,
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan
pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan
melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada
saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian dia membeli
barang-barang dan kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
B. Ekspor
Aktif (Purchasing), Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang
terus dan kemudian terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan
bahkan transaksi tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan
transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan semakin berkembangnya
jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut..Tidak seperti
tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap
ini sering pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap pertama
tadi disebut tahap pembelian atau “Purchasing”.
C. Penjualan Lisensi,Tahap
berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang
menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap
yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima
dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses
produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya
D. Franchising, Tahap
berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu
negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi
lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi,
resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu
bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering
dikenal sebagai bentuk “Franchising”.Dalam hal bentuk Franchise ini maka
perusahaan yang menerima disebut sebagai “Franchisee” sedangkan perusahaan
pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi
jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre
dan sebagainya
F. Produksi dan Pemasaran
di Luar Negeri
Manfaat
Melakukan Bisnis Internasional
Setiap negara yang melakukan perdagangan dengan negara lain tetntu
akan memperoleh manfaat bagi negara tersebut. Manfat tersebut antara lain :
1.
Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut
diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan IPTEK dan lain-lain.
Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan
yang tidak diproduksi sendiri.
2.
Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan
perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh
spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama
jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik
apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negri. Dengan
mengadakan spesialisasi dan perdagangan, setiap negara dapat memperoleh
keuntungan sebagai berikut :
a. Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat
digunakan dengan lebih efesien.
b. Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang
dapat diproduksi dalam negeri.
3.
Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan
produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya
perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara
maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
4.
Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih moderen.
Pengaruh Sosial Budaya Dalam Bisnis
Internasional
Terdapat
cara bagi para pelaku bisnis internasional untuk menyesuaikan diri atau hidup
dengan budaya-budaya lain yaitu menyadari bahwa adanya budaya yang berbeda dari
budayanya sendiri dan mereka harus mempelajari karakteristik dari budaya-budaya
tersebut sehingga dapat beradaptasi. Tetapi menurut E.T. Hall terdapat dua cara
untuk menyesuaikan diri dari budaya moral lain yaitu:
a.Menghabiskan seumur hidup disuatu negara tersebut.
b.Menjalani suatu program pelatihan yang sangat canggih dan ekstensif yang mencakup karakteristik-karakteristik utama dari suatu budaya, termasuk budaya.
Terdapat enam nasihat atau cara dalam melakukan bisnis lintas budaya internasional antara lain:
a)Lakukanlah persiapan.
b)Jangan terburu-buru.
c)Bangkitkan kepercayaan.
d)Memahami pentingnya bahasa.
e)Menhormati budaya.
f)Memahami unsur-unsur budaya.
Budaya juga sangat mempengaruhi semua fungsi bisnis misalnya dalam pemasaran, beraneka ragam sikap dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk mengunakan bauran pemasaran yang sama disemua pasar. Begitu juga dalam manajemen sumber daya manusia, budaya nasional merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer, serta dalam produksi dan keuangan faktor budaya sangat berpengaruh dalam kegiatan produksi dan keuangan.
a.Menghabiskan seumur hidup disuatu negara tersebut.
b.Menjalani suatu program pelatihan yang sangat canggih dan ekstensif yang mencakup karakteristik-karakteristik utama dari suatu budaya, termasuk budaya.
Terdapat enam nasihat atau cara dalam melakukan bisnis lintas budaya internasional antara lain:
a)Lakukanlah persiapan.
b)Jangan terburu-buru.
c)Bangkitkan kepercayaan.
d)Memahami pentingnya bahasa.
e)Menhormati budaya.
f)Memahami unsur-unsur budaya.
Budaya juga sangat mempengaruhi semua fungsi bisnis misalnya dalam pemasaran, beraneka ragam sikap dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk mengunakan bauran pemasaran yang sama disemua pasar. Begitu juga dalam manajemen sumber daya manusia, budaya nasional merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer, serta dalam produksi dan keuangan faktor budaya sangat berpengaruh dalam kegiatan produksi dan keuangan.
2.6 Hambatan hambatan dalam melaksanakan bisnis internasional
Pelaksanakan bisnis internasional
memiliki hambatan yang jauh lebih besar ketimbang di pasar domestik. Negara lain pasti punya kepentingan
tersendiri untuk menghambat terlaksananya transaksi bisnis internasional. Selain
itu kebiasaan atau budaya negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu, ada beberapa
hambatan dalam memasuki bisnis internasional yaitu:
1. Batasan kuota dan tarif bea masuk:
Batasan
kuota dalam bisnis internasional adalah apabila ada suatu negara yang tidak
memperbolehkan transfer barang dalam jumlah yang besar. Sementara tarif bea
masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik
barang impor maupun ekspor.
2. Perbedaan bahasa, sosial
budaya/cultural:
Perbedaan
dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis
Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang
vital baik bahasa lisan maupun tulis.
Pengaruh sosial budaya dalam bisnis internasional contohnya: Indonesia
sebagai Negara berpenduduk mayoritas Islam, pasti menolak kehadiran Perusahaan
Internasional yang menjual makanan haram,
semisal babi. Selain itu dalam hal busana, Perusahaan fashion tidak akan
memasarkan produk bikini dan pakaian terbuka lainnya karena tidak cocok dengan
kultur masyarakat Indonesia yang berpakaian sopan dengan ciri khas busana yang
tertutup.
3. Kondisi politik dan
hukum/perundang-undangan:
Hubungan
politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan
mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis antar kedua Negara tersebut.
Ketentuan hukum ataupun perundang-undangan yang berlaku di suatu negara kadang
juga membatasi berlangsungnya bisnis
internasional
4. Hambatan operasional:
Hambatan perdagangan atau bisnis
internasional yang lain adalah berupa masalah operasional, antara lain:
>Transportasi atau pengangkutan
barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain.
> Peraturan atau kebijakan Negara
lain, dalam bentuk proteksi yaitu: usaha melindungi industri-industri di dalam
negeri agar tidak disaingi oleh industri-industri dari luar negeri yang masuk
ke dalam negara tersebut.
> Perbedaan tingkat upah:
Dapat dicontohkan apabila ada perusahaan
multinasional yang dalam perluasan usahanya ke suatu Negara, memberikan upah
kepada karyawannya terlalu kecil
dikarenakan berbagai hal semisal kurs mata uang.
Hambatan
Perdagangan Internasional
Setiap
negara selalu menginginkan perdagangan yang dilakukan antarnegara dapat
berjalan dengan lancar.Namun, terkadang kegiatan perdagangan antarnegara juga
mengalami beberapa hambatan. Hambatan-hambatan inilah yang dapat merugikan
negara-negara yang
melakukan perdagangan internasional. Berikut
ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan internasional.
a. Perbedaan Mata Uang Antarnegara
Pada
umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda.Perbedaan inilah yang dapat
menghambat perdagangan antarnegara.Negara yang melakukan kegiatan ekspor,
biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata
uang negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang
itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda.Apabila nilai mata
uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor,
maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar
kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan
mata uang sebagai standar internasional.
b . Kualitas Sumber Daya yang Rendah
Rendahnya
kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional.Mengapa?
Karena jika sumber daya manusia rendah,maka kualitas dari hasil produksi akan
rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit
bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya
lebih baik.
c . Pembayaran Antarnegara Sulit dan
Risikonya Besar
Pada
saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan
mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabilamembayarnya dilakukan secara
langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang
besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan
tunai, akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer
ataumenggunakan L/C.
d . Adanya Kebijaksanaan Impor dari
Suatu Negara
Setiap
negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya sendiri.
Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari
luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk
melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif
impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih
mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat
menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi
penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.
e . Terjadinya Perang
Terjadinya
perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu, kondisi
perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini
dapatmenyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.
f . Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi
Regional
Biasanya
dalam satu wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi.Tujuan
organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara
anggotanya.Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk
kepentingan Negara Negara anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan
mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya.
Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan
perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Lingkungan
internasional meliputi kegiatan dan masalah perekonomian dunia.Keadaan
perekonomian nasional menjadi saling terpengaruh dan saling tergantung pada
masalah-masalah internasional.Perdagangan internasional timbul akibat interaksi
antara dua Negara atau lebih yang menghasilkan kerjasama antara Negara tersebut.Perbedaan
barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara sebagai salah satu factor
terjadinya perdagangan internasional.Adanya spesialisasi usaha yang disertai
dengan pertukaran barang-barang, menyebabkan penduduk masing-masing Negara
mendapatkan standar hidup yang lebih tinggi daripada mereka memenuhi sendiri
semua kebutuhannya.
Tentunya,
dalam menjalankan bisnis internasional ini masing-masing Negara yang terlibat
tersebut memiliki keunggulan-keunggulan terhadap produk yang ia tawarkan ke
berbagai Negara dan tentunya masing-masing Negara memiliki keunggulannya
masing-masing.
Timbulnya
bisnis iternasional karna Revolusi Informasi
dan Transportasi,Interdependensi Kebutuhan,Perbedaan Hasil Produksi,Perbedaan
Harga Barang,Adanya
Keinginan untuk Meningkatkan ProduktivitasLalu terdapat 3 bentuk bentuk
keunggulan bersaing yaitu Keunggulan absolute
(absolute advantage)Keunggulan komperatif (comparative advantage), Keunggulan
Bersaing Nasional. Dan neraca ekspor impor atau biasa di sebut Neraca Perdagangan
adalah perbedaan antara nilai ekspor dan impor suatu negara
pada periode tertentu, diukur menggunakan mata uang yang berlaku lalu Nilai
tukar yang didefinisikan oleh salah satu ilmuana yaitu Abimanyu mengatakan harga mata uang
suatu negara relative terhadap mata uang negara lain.Karena nilai tukar ini
mencakup dua mata uang, maka titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi
penawaran dan permintaan dari kedua mata uang tersebut,apa saja tahap tahap
untuk memasuki bisnis Ekspor insidentil,ekspor aktif (Purchasing), penjualan lisensi,franchising,pemasaran
di luar negeri,produksi dan pemasaran di luar negeri,jika kita melakukan bisnis
internasional kita akan menghadapi berbagai hambatan sepertiperbedaan mata uang antarnegara,
kualitas sumber daya yang rendah,pembayaran antarnegara sulit dan risikonya besar,adanya
kebijaksanaan impor dari suatu negara,terjadinya perang,adanya
organisasi-organisasi ekonomi regional.
Saran
Dalam
menjalankan sebuah bisnis internasional tentu saja melibatkan sebuah Negara dan
terjadi interaksi didalamnya makin mempererat hubungan antar Negara.Menjalankan
bisnis internasional dengan memperhatikan etika-etika bisnis yang ada.
Memperhatikan bagaimana cara memulai perdagangan internasional. Selalu membaca
trend yang ada di pasar internasional.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar