KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas rahmat dan
karunianya sehingga makalah dengan judul “Kewirausahaan dan Bisnis Kecil”.
Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tanpa suatu halangan yang berarti atas karunia-Nya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Pengantar Bisnis yang dibimbing oleh ibu Farida Akbarina. Kamu menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dan
membimbing penulisan makalah ini. Selain itu makalah ini juga dibuat untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kewirausahaan dan bisnis kecil.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan kepada mahasiswa kewirausahaan dan bisnis kecil. Dan semoga
bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum wr.wb
Malang, Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.........................................................................................................
1
DAFTAR ISI
........................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
............................................................................................................... 3
1.2
Rumusan Masalah …...………………………………………………………............... 3
1.3
Tujuan ...………………………………………………………………………............. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kewirausahaan dan bisnis kecil .................................................................... 5
2.2 Peranan bisnis kecil dalam perekonomian ..................................................................... 10
2.3 Peranan kewirausahaan dalam perekonomian ................................................................ 10
2.4 Karakteristik bisnis kecil ................................................................................................ 12
2.5 Karakteristik kewirausahaan .......................................................................................... 13
2.6 Perbedaan antara bisnis kecil dengan kewirausahaan
.................................................... 13
2.7 Cara memulai dan mengoperasikan bisnis kecil ............................................................. 14
2.8 Cara untuk mengembangkan bisnis kecil ........................................................................ 15
2.9 Kegagalan dan keberhasilan bisnis kecil ......................................................................... 15
2.10 Faktor kegagalan dalam wirausaha .............................................................................. 18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
..................................................................................................................... 20
3.2 Saran
.............................................................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perkembangan perekonomian di
Indonesia telah mengalamai kemajuan yang sangat pesat. Keberadaaan wirausaha
merupakan faktor yang mendorong kemajuan ekonomi. Diperlukan sinergi antara
pemerintah dan wirausahawan untuk menciptakan iklim bisnis yang mempu menopang
perekonomian.
Kewirausahaan itu menerima resiko
untuk memulai dan menjalankan bisnis. Hal-hal yang dibutuhkan untuk menjadi
wirausaha dan pemilik bisnis baru sangatlah tidak mudah, meliputi pemerintahan
dirinya untuk disiplin dalam pekerjaan yang dipilih serta bisa memelihara diri
untuk bisa membuat dirinya dan konsumen percaya dengan usahanya. Hal penting
lainnya yaitu mengorientasikan tindakan,dimana seorang wirausaha wajib
bertindak didepan untuk mencapai tujjuannya dan harus penuh semangat dan
tolerandengan ketidakpastian untuk resiko yang telah di perhitungkan dan resiko
yang sering dihadapakan adalah jauh dari keluarga.
Selain itu istilah bisnis
(perusahaan) kecil bukan suatu definisi yang mudah diuraikan. Restoran, salon
termasuk contoh bisnis berskala kecil. Mempertahankan bisnis lebih sulit
daripada membuat bisnis yang baru. Sebab saat ini banyak bisnis baru yang
bermunculan, seperti toko-toko kecil, swalayan, dan lain sebagainya yang memicu
adanya persaingan bisnis yang sulit untuk dipertahankan apabila pelaku bisnis
tidak mempunyai modal ilmu pengetahuan dan teknologi yang kini semakin
berkembang dengan pesat. Peranan ilmu pengetahuan sangat penting tanpa ilmu
pengetahuan tentang bisnis seseorang tidak akan tahu dan tidak akan bias
merencanakan atau menyelaraskan kegiatan bisnis, ia pun tidak akan dapat
membaca peluang bisnis yang ada. Karyawan yang tidak dibekali dengan ilmu
pengetahuan (pendidikan) serta tidak memiliki keahlian khusus berpotensi
tertinggal dalam kegiatan bisnis. Peranan bisnis dalam kehidupan masyarakat
selain untk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat bisnis kecil juga
berperan sebagai penyalur tenaga kerja hal ini dapat menekan jumlah
pengangguran yang tinggi. Tenaga kerja yang berpendidikan memiliki peranan
penting bagi pelaku usaha.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian kewirausahaan dan bisnis kecil ?
2. Bagaimana peranan bisnis kecil dalam perekonomian
?
3. Bagaimana karakteristik bisnis kecil ?
4. Bagaimana karakteristik kewirausahaan ?
5. Bagaimana perbedaan antara bisnis kecil dengan kewirausahaan
?
6. Bagaimana cara memulai dan mengoperasikan bisnis
kecil ?
7. Apa kegagalan dan keberasilan bisnis kecil ?
1.3 Tujuan
Penelitian
1.
Dapat
menjelaskan mengenai kewirausahaan dan bisnis kecil.
2.
Dapat
menjelaskan tentang peranan bisnis kecil dalam perekonomian.
3.
Dapat
menjelaskan mengenai karakteristik kewirausahaan.
4.
Dapat
menjelaskan mengenai karakteristik bisnis kecil.
5.
Dapat
menjelaskan tentang perbedaan bisnis kecil dengan kewirausahaan.
6.
Dapat
memaparkan cara memulai dan mengoperasikan bisnis kecil.
7.
Dapat
menjelaskan bagaimana suatu bisnis bisa dikatakan berhasil atau gagal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Bisnis Kecil dan Kewirausahaan
A. Pengertian Bisnis Kecil
Bisnis
kecil adalah bisnis yang dimiliki dan dikelola secara mandiri yang tidak
mendominasi pasar. Departemen Perdagangan Amerika Serikat menganggap suatu bisnis
“kecil” apabila karyawannya kurang dari 500 orang. Sedangkan Small Business Administration (SBA) menganggap
perusahaan dengan jumlah karyawan sebanyak 1500 orang adalah perusahaan
“kecil”. Definisi SBA didasarkan pada dua faktor, yaitu jumlah karyawan dan
penjualan tahunan total. Menurut
undang-undang Republik Indonesia No 9 tahun 1995 tentang usaha kecil: “Usaha kecil adalah
kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini. Kriteria usaha kecil adalah memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 200 juta tidak termasuk kepemilikan tanah dan bangunan tempat usaha
atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar, milik warga
negara indonesia, berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, baik langsung ataupun tidak langsung dengan
usaha menengah atau besar”
M.
Tohar mendefinisikan perusahaan kecil adalah “kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang (Tohar, 2001:1)”. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa usaha kecil dan kegiatan ekonomi rakyat yang mandiri, jumlah pekerjanya kurang dari 50 hasil penjualan paling banyak Rp. 1 Milyar
dalam setahun. Berikut ini adalah ciri-ciri bisnis kecil :
a) Manajemen berdiri sendiri,
dengan kata lain tidak ada pemisahan yang tegas antara pemilik dengan pengelola
perusahaan. Pemilik adalah sekaligus pengelola dalam bisnis kecil.
b) Modal disediakan oleh
seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik modal.Daerah operasinya umumnya
lokal, walaupun terdapat juga bisnis kecil yang memiliki orientasi luar
negeri,berupa ekspor ke negara-negara mitra perdagangan.
c) Ukuran perusahaan, baik
dari segi total aset, jumlah karyawan, dan sarana prasarana yang kecil.
B. Pengertian Kewirausahaan
Kata
Kewirausahaan yang dalam bahasa inggris “Entrepreneurship” adalah suatu “proses
mengidentifikasikan, mengembangkan, dan membawa visi ke depan, berupa ide
inovatif, melihat peluang, dan cara mendapatkan yang lebih baik dalam melakuan sesuatu
hal. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang
dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Sedangkan, pengertian
wirausaha (entrepreneur) adalah seseorang yang tangguh melakukan sesuatu”
(Suryana,2003). Sedangkan menurut
kamus besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinyaWirausahawan adalah mereka yang
menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai
tujuan utama. Banyak pemilik bisnis kecil mencirikan dirinya sebagai
wirausahawan, namun banyak dari mereka tidak bercita-cita memperluas bisnisnya
seperti yang dilakukan wirausahawan sejati.
“Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya cara kerja teknologi
dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar” (Inpres no. 4 tahun 1995
(GNMMK)). Berikut ini adalah sifat yang
harus dimiliki oleh seorang wirausahawan :
1. Memiliki
Rasa Percaya Diri
Memiliki Kepercayaan diri yang
kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain.
2. Berorientasi
pada Tugas dan Hasil
Maksudnya adalah Seorang
wirausaha harus mempunyai sikap tanggung jawab pada tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya. Ia juga harus bertanggung jawab pada hasil dari tugas yang
dibebankannya.
3. Berani
Menanggung Risiko
Berani menanggung resiko
berhubungan dengan sikap keinginan untuk bertanggung jawab. Para wirausahawan
siap menanggung resiko atas segala tindakan yang diambilnya. Dalam bertindak,
wirausahawan akan memikirkan tindakannya secara matang, sehingga risiko yang
akan muncul akibat tindakannya dapat diperkirakan.
4. Memiliki
Jiwa Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat dibutuhkan
oleh seorang wirausaha untuk memimpin anak-anak buahnya atau pegawainya.
Seseorang tidak akan bisa menjadi seorang wirausaha bila ia tidak bisa memimpin,
baik memimpin diri sendiri maupun memimpin orang lain.
5. Keorisinalan
Sifat Orisinal tentu tidak selalu
ada pada diri seseorang. Orisinal berarti tidak hanya mengekor pada orang lain,
tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinal, ada kemampuan untuk
melaksanakan sesuatu.
6. Berorientasi
ke Masa Depan
Seseorang wirausaha harus- lah
mempunyai visi ke depan apa yang hendak ia lakukan? Apa yang ingin dicapai?
Sebuah usaha bukan didirikan hanya untuk sementara, tetapi untuk selamanya.
Oleh sebab itu, seorang wira- usaha akan menyusun perencanaan (planning) dan
strategi yang matang agar jelas langkah- langkah yang akan dilaksanakan.
7. Jujur
dan Tekun
Untuk menjadi seorang wirausaha
juga dibutuhkan sikap jujur dan tekun. Jujur terhadap diri sendiri, keluarga,
masyarakat, dan pegawai-pegawainya. Tekun dalam mencari ide-ide baru yang lebih
kreatif dari ide-ide yang sudah ada dan tekun dalam merintis usahanya yang baru
akan mulai berkembang.
8. Memiliki
Kreativitas Tinggi
Kreativitas adalah menciptakan
sesuatu dari yang asalnya tidak ada. Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan
nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi
untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari.
9. Selalu
Memiliki Komitmen dalam Pekerjaan, Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki
jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua
perhatiannya pada usaha yang digelutinya. Dalam menjalankan usahanya tersebut,
seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang menggebu-gebu dan
memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan usahanya. Ia tidak pernah
setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, selalu bekerja
keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada. Tanpa usaha yang
sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digelutinya, wirausaha sehebat apapun
pasti akan menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu, penting
sekali bagi seorang wirausaha untuk memiliki komitmen terhadap usaha dan
pekerjaannya.
10. Selalu
Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu
tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri
sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara
yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk
merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung
wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.
11. Mandiri
atau Tidak Ketergantungan pada Orang Lain
Seorang wirausaha dituntut untuk
selalu menciptakan hal baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang
ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru,
menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih
efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru
untuk memberikan kepuasan konsumen. Oleh karena itu, seorang wirausaha
hendaknya mandiri dan tidak bergantung pada orang lain agar ia dapat lebih
berkreasi dan berinovasi dengan kemampuannya.
12. Memiliki
Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan
yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk memanajerial atau
mengurus usaha yang sedang digelutinya. Seorang wirausaha harus memiliki
kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, memvisualisasikan usaha,
mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaannya yang kesemuanya itu adalah merupakan
kemampuan manajerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha.
13. Disiplin
Dalam melakukan kegiatannya,
seorang wirausaha harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti kata disiplin
itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausaha terhadap tugas dan pekerjaannya.
Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu,
kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya
14. Realistis
Seseorang dikatakan realistis
bila orang tersebut mampu menggunakan fakta atau realita sebagai landasan berfikir
yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan atau
perbuatannya.
15. Memiliki
Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa
seseorang memiliki minat dalam berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu
motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda, motif
berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk
mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya
adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.
16. Memiliki
Mimpi
Tidak ada
wirausahawan yang tidak mempunyai mimpi, dan akan lebih sukses lagi bila
mempunyai visi dan misi ke depan disertai dengan kemampuan untuk mewujudkan
impiannya.
17. Memiliki Ketegasan
Seorang
wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh semangat, dan
tidak bekerja lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu diperhitungkan.
Kecepatan dan ketepatan merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
18. Memiliki Determination (Ketetapan Hati/ Kebulatan
Tekad)
Seorang
wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang tinggi,
sehingga tidak pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan,
walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat
diatasi.
19. Mempunyai Dedication (Pengabdian)
Seorang wirausaha
yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya, karena
dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan selalu menghampirinya. Seorang
wirausaha yang berdedikasi tinggi terhadap bisnisnya. Kadang-kadang
mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara. Wirausahawan di dalam
melaksanakan pekerjaanya tidak mengenal lelah.
20. Dapat mengendalikan emosi
Seorang
wirausaha harus dapat mengendalikan dirinya dari amarah. Tetap tenang
menghadapi segala masalah untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.
Selain itu peran
seorang wiraswastawan antara lain sebagai berikut :
·
Memimpin usaha secara teknis maupun ekonomis dengan berbagai aspek
fungsional
·
Mencari keuntungan bisnis
·
Membawa perusahaan ke arah kemampuan
·
Memperkenalkan hasil produksi baru
·
Memperkenalkan cara produksi yang lebih maju
·
Membuka pasar
·
Merebut sumber bahan mentah maupun bahan setengah jadi
·
Melaksanakan bentuk organisasi perusahaan yang baru
2.2 Peranan
Bisnis Kecil Dalam Perekonomian
1. Penciptaan lapangan kerja
Pertumbuhan pekerjaan relatif di antara
berbagai ukuran bisnis sulit untuk ditentukan. Intinya, bila bisnis kecil yang
sukses dengan cepat menambah karyawan, bisnis tersebut bisa langsung berhenti
disebut sebagai perusahaan kecil.
Bisnis kecil merupakan sumber
daya penting dari lowongan pekerjaan baru. Belakangan ini, bisnis kecil
membentuk 38 persen dari semua lowongan pekerjaan baru di sektor IT. Walaupun
perusahaan-perusahaan kecil sering merekrut pada tingkat yang lebih cepat,
mereka mungkin memangkas karyawan pada tingkat yang jauh lebih tinggi pula.
Merekalah yang pertama merekrut pada saat ekonomi pulih, tetapi
perusahaan-perusahaan besarlah yang terakhir memberhentikan pekerja selama masa
ekonomi merosot.
2. Inovasi
Inovasi besar lebih mungkin
muncul dari bisnis-bisnis kecil (atau individu-individu) daripada bisnis besar.
Selain itu, inovasi tidak selalu merupakan produk baru.
3. Pentingnya bagi
bisnis-bisnis besar
Hampir semua produk yang dibuat
oleh produsen besar dijual ke konsumen melalui bisnis-bisnis kecil. Selain itu,
bisnis-bisnis kecil menyediakan banyak layanan jasa dan bahan-bahan baku yang
dibutuhkan oleh bisnis besar.
2.3 Peranan
Kewirausahaan Dalam Perekonomian
1.
Mampu Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Karena wirausaha mampu
menghasilkan barang dan jasa, maka wirausaha mampu meningkatkan PDB (Produk
Domestik Bruto). Apabila PDB meningkat berarti pertumbuhan ekonomi juga meningkat.
2.
Mampu Meningkatkan Pendapatan Per Kapita
Apabila wirausaha mampu
meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) dengan presentase peningkatan yang
lebih tinggi dibanding presentase peningkatan jumlah penduduk maka pendapatan
per kapita meningkat. Jika pendapatan per kapita meningkat maka kesejahteraan
masyarakat atau taraf hidup masyarakat juga meningkat.
3.
Mampu Menciptakan Lapangan Kerja
Proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dikelola wirausaha pasti membutuhkan tenaga
kerja. Dengan demikian, wirausaha telah menciptakan lapangan kerja dan
mengurangi pengangguran di masyarakat.
4.
Memberikan Kemudahan dan Kenyamanan Hidup
Berbagai inovasi dan kreasi
wirausaha dalam menciptakan produk-produk baru mampu memberikan kemudahan dan
kenyamanan hidup bagi manusia. Mesin Cuci, AC, Televisi, Handphone, Kamera,
Kapal Pesiar, Jasa Titipan Kilat, Jasa Salon Kecantikan adalah contoh-contoh
barang dan jasa yang memberikan kemudahan dan kenyamanan hidup.
5.
Mendorong Kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi)
Setiap perusahaan besar umumnya
memiliki divisi R & D (Research & Development), yakni divisi
penelitian dan divisi pengembangan. Divisi ini akan merekrut dan
membiayai penelitian yang dilakukan ilmuwan, pakar dan sejumlah ahli
tertentu untuk mengembangkan produk perusahaan. Sebagai bukti, dulu handphone
hanya bisa digunakan untuk menelepon. Sekarang dengan ukuran yang lebih kecil,
handphone bisa memberikan berbagai layanan, seperti kirim dan terima pesan,
kirim dan terima gambar, merekam gambar, radio, dan lain-lain.
6.
Meningatkan Penerimaan Negara dari Sektor Pajak
Dengan adanya wirausaha,
penerimaan negara di sektor pajak meningkat. Pada umumnya wirausaha akan
membayar pajak penghasilan, pajak perseroan (bila perusahaannya berbentuk PT),
pajak ekspor (bila wirausaha mampu mengekspor produksnya), pajk penjualan
(PPn), serta pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM)
Mengingat sangat pentingnya peran
wirausaha, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan jumlah wirausaha.
Pemerintah telah merencanakan untuk membentuk kurang lebih tujuh juta pengusaha
kecil yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Serta meningkatkan status 50.000
pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah.
2.4 Karakteristik
Bisnis Kecil
Menurut
Sofiah et all (2011:210) menyatakan secara umum sektor bisnis kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Sistem pembukuan yang relative sederhana dan cenderung tidak
mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar.
b. Margin yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
c. Modal terbatas.
d. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan yang masih
terbatas.
e. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan
ditekannya biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
f. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat
terbatas.
g. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,
mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya.
Selain
itu, menurut Pandji (2002:225) secara umum bisnis
kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak
mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar.
b. Margin usaha yang cenderung tipis, mengingat persaingan yang sangat
tinggi.
c. Modal terbatas
d. Pengalaman manajerial dan
mengelola perusahaan masih sangat terbatas
e. Skala ekonomi yang terlalu kecil
f. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat
terbatas.
g. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,
mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya.
Jika
ditinjau secara khusus menurut Kuta (1994:20), gambaran bisnis kecil di Indonesia
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Hampir setengah dari perusahaan kecil hanya mempergunakan kapasitas
terpasang 60 persen atau kurang.
b. Lebih dari setengah perusahaan kecil didirikan sebagai pengembangan
usaha kecil-kecilan.
c. Masalah utama yang dihadapu berbeda menurut pengembangan usaha.
d. Pada umumnya sukar meningkatkan pangsa pasar bahkan cenderung
mengalami penurunan usaha, hal ini terjadi karena kekurangan modal, pemasaran.
2.5 Karakteristik
Kewirausahaan
Banyak wirausahawan sukses
mempunyai serangkaian karakteristik yang membedakan mereka dari pemilik bisnis
kecil lainnya. Contohnya, sifat banyak akal dan kepedulian terhadap hubungan
pelanggan yang baik, bahkan seringkali bersifat pribadi. Banyak wirausahawan
sukses juga memiliki hasrat kuat untuk menjadi bos bagi diri sendiri.
Wirausahawan di masa lalu
dicirikan sebagai “sang bos” (pria yang percaya diri dan yang membuat keputusan
spontan dari belakang meja kerjanya). Sebaliknya, wirausahawan masa kini justru
lebih dilihat sebagai pemimpin yang berpikiran terbuka, yang bergantung pada
jaringan kerja, rencana bisnis, dan konsensus. Wirausahawan masa kini tidaklah
selalu pria, wanita juga memiliki peluang yang sama. Wirausahawan di masa lalu
dan masa kini juga mempunyai perspektif yang berbeda mengenai bagaimana mereka
berhasil, perana otomatisasi dalam bisnis, dan pentingnya pengalaman versus pengetahuan
bisnis.
Dalam kewirausahaan terdapat
risiko. Menanggung risiko hampir selalu menjadi elemen inti kewirausahaan. Akan
tetapi, menariknya, banyak wirausahawan sukses jarang melihat apa yang mereka
lakukan itu berbahaya. Sementara yang lain melihat berbagai kemungkinan
kegagalan dan menolak mempertaruhkan segalanya pada bisnis baru, sebagian
wirausahawan justru bergairah mengenai gagasan mereka dan mereka merasa yakin
mengenai rencana mereka yang dianggap sedikit beresiko atau tidak mungkin gagal.
Selain itu karakteristik kewirausahaan
antara lain berani menghadapi resiko, selalu mencari peluang, memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki kemampuan
manajerial dan memiliki keterampilan personal.
2.6 Perbedaan
Bisnis Kecil Dengan Kewirausahaan
Ø Kewirausahaan
1) Pelaku bisnis yang
menerima resiko maupun peluang yang ada karena manciptakan dan mengoperasikan
bisnis baru yang membedakan adalah
visi, aspirasi dan strategi.
2) Berpikir dan bertindak
strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan
termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam mengatasi masalah.
3) Berusaha mengenal dan
mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta
meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
4)
Dikelola bukan oleh pemilik
5)
Struktur organisasi kompleks
6)
Pemilik hanya mengenal sedikit karyawan
7)
Presentase kegagalan rendah
8)
Banyak ahli manajemen
9)
Modal jangka panjang relatif mudah didapatkan
Ø Bisnis kecil
1) Tidak mempunyai rencana untuk
pertumbuhan yang hebat dan hanya mencari pendapatan yang aman dan nyaman
2) Umumnya dikelola pemilik.
3) Struktur organisasi
sederhana.
4) Prosentase kegagalan
perusahaan tinggi.
5) Kekurangan manajer yang
ahli.
6) Modal jangka panjang sulit
diperoleh.
2.7 Memulai
dan Mengoperasikan Bisnis Kecil
Berdasarkan pandangan
ricky dan Ronald (bisnis,1996) Memulai dan mengoperasikan bisnis kecil dibagi
menjadi beberapa hal yang perlu diperhatikan anatara lain :
1.
Menyusun rencana bisnis
Sebelum mememuali sebuah bisnis perencanaan bisnis perlu adanya. Rencana bisnis adalah dokumen
yang dibuat oleh wirausahawan yang merangkum strategi bisnis untuk ususlan
perusahaan baru dan cara strategis tersebut diimlementasikan.
Manfaat rencana bisnis adalah fakta bahwa dalam kegiatan
mempersiapkannya, calon wirausahawan mengembangkan gagasan bisnis dan mengukuhkan
pemikiran tentang cara melaksanakanya sebelum menginvestasikan uang dan waktu
mereka.
2.
Menetapkan tujuan dan sasaran
Pelaku bisnis kecil dan wirausahawan penting menetapkan tujuan dan
sasaran. Ini dilakukan untuk menentukan tujuan dari usaha yang akan dibuat,
sasaran yang tepat, strategi-strategi yang harus dilakukan. Agar usaha yang
dibuat dapat berjalan sesuai keinginan.
3.
Peramalan penjualan
Digunakan untuk memperkirakan ukuran pabrik, toko, memutuskan berapa
banyak nya persediaan yang harus ada dan berapa banyak karyawan yang harus
dipekerjakan.
4.
Perencanaan keuangan
Rencana keuangan merujuk pada rencana wirausahawan untuk mengubah
semua aktivitas lain menjadi uang. Setelah itu wirausahawan menetukan apakah akan
membeli suatu bisnis yang sudah ada atau memulai dari awal. Terdapat pula
beberapa alasan kegagalan dan keberhasilan bisnis kecil
2.8 Cara
Untuk mengembangkan Bisnis Kecil
a)
Mengetahui kondisi internal maupun eksternal
perusahaan.
Disini Perusahaan harus
mengetahui kondis internal dan eksternal perusahaan, kondisi internal dapat
berupa peningkatan produksi ataupun peningkatan mutu barang, selain itu
menajemen perusahan harus lebih ditingkatkan agar dapat memanage perusahaan
dengan baik, sedangkan dari sisi eksternal perusahaan perusahaan harus melihat
kondisi masyarakat sebagai konsumen, perusahaan harus mengetahui barang/jasa
apa yg sedang dibutuhkan oleh konsumen, dengan melihat para pesaing kita dapat
menentukan harga untuk barang.
b)
Melakukan promosi produk
Promosi harus lebih gencar
dilakukan sebagai usaha untuk memperkenalkan produk, promosi dapat berupa
potongan harga ataupun penjualan paket.
c)
Menggelar program-program khusus.
d) Menstock barang lebih banyak dan beragam.
e)
Memberikan pelayanan yang baik.
Selain itu dapat juga
mengembangkan usaha yang telah ada. Contohnya, apabila seseorang memiliki
tempat pencucian mobil, lalu ia menambahkan usaha lagi di sekitar tempat
penyucian, seperti warung, maka keuntungan akan bertambah dan usaha pun akan
berkembang lebih pesat.
2.9 Kegagalan
dan Keberhasilan Bisnis Kecil
Kegagalan dan keberhasilan bisnis
kecil terjadi karena adanya faktor-faktor dibawah ini antara lain :
1)
Sebab-sebab Kegagalan Bisnis Kecil
·
Tidak mampu mengelola bisnis, kurang pengetahuan
·
Terlalu santai menjalankan bisnis
·
Tidak mampu melakukan pengawasan terhadap
pegawai
·
Modal sangat kecil, sehingga menjadi serba sulit
2)
Faktor yang mendorong keberhasilan bisnis
kecil :
·
Ada usaha kerja keras
·
Produk yang dijual memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekelilingnya
·
Pemilik adalah seorang yang mampu memimpin
·
Ada faktor keberuntungan, yaitu adanya titik temu
antara berdoa dan berusaha
Selain terdapat kegagalan dan
keberhasilan dalam melakukan bisnis kecil terdapat pula kelemahan dan kelebihannya.
Berikut ini akan dipaparkan kelebihan dan kelemahan usaha kecil :
1)
Kelebihan Bisnis Kecil
Bisnis kecil pada kenyataannya
mampu bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan
inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi,
bisnis kecil mampu menambah nilai devisa negara khususnya industri kecil di
sektor informal dan mampu berperan sebagai penyangga dalam perekonomian
masyarakat kecil/ lapisan bawah.
Di samping itu, bisnis kecil juga memiliki nilai
strategis bagi perkembangan perekonomian negara kita, antara lain sebagai
berikut:
1.
Banyaknya produk- produk tertentu
yang dikerjakan oleh perusahaan kecil. Perusahaan besar dan menengah banyak
ketergantungan kepada perusahaan kecil, karena jika hanya dikerjakan perusahaan
besar dan menengah, marginnya menjadi tidak ekonomis.
2.
Merupakan pemerataan konsentrasi
dari kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat.
Secara umum
perusahaan dalam skala kecil baik usaha perseorangan maupun persekutuan (kerja
sama) memiliki kelebihan dan daya tarik. Kelebihan dan daya tarik tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Pemilik merangkap manajer
perusahaan dan merangkap semua fungsi manajerial seperti marketing, finance,
dan administrasi.
2.
Dalam pengelolaannya mungkin
tidak memiliki keahlian manajerial yang handal.
3.
Sebagian besar membuat lapangan
pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa-jasa baru.
4.
Risiko usaha menjadi beban
pemilik.
5.
Pertumbuhannya lambat, tidak
teratur, tetapi kadang-kadang terlalu cepat dan bahkan prematur.
6.
Fleksibel terhadap bentuk
fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki rencana jangka panjang.
7.
Bebas menentukan harga produksi
atas barang dan jasa.
8.
Prosedur hukumnya sederhana.
9.
Pajak relatif ringan, karena yang
dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha, bukan perusahaannya.
10.
Komunikasi dengan pihak luar
bersifat pribadi.
11.
Mudah dalam proses pendiriannya.
12.
Mudah dibubarkan setiap saat jika
dikehendaki.
13.
Pemilik mengelola secara mandiri
dan bebas waktu.
14.
Pemilik menerima seluruh laba.
15.
Umumnya mampu untuk survive.
16.
Cocok untuk mengelola produk,
jasa, atau proyek perintisan yang sama sekali baru, atau belum pernah ada yang
mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing.
17.
Memberikan peluang dan kemudahan
dalam peraturan dan kebijakan pemerintah demi berkembangnya usaha kecil.
18.
Diversifikasi usaha terbuka luas
sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas
pengelola.
19.
Relatif tidak membutuhkan
investasi terlalu besar, tenaga kerja tidak berpendidikan tinggi, dan sarana
produksi lainnya relatif tidak terlalu mahal.
20.
Mempunyai ketergantungan secara
moril dan semangat usaha dengan pengusaha kecil lainnya.
2)
Kelemahan Pengelolaan Bisnis Kecil
Kelemahan dan hambatan dalam pengelolaan usaha kecil
umumnya berkaitan dengan faktor intern
dari usaha kecil itu sendiri. Kelemahan dan hambatan-hambatan tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Terlalu banyak biaya yang
dikeluarkan, utang yang tidak bermanfaat, tidak mematuhi ketentuan pembukuan
standar.
2.
Pembagian kerja yang tidak
proporsional, dan karyawan sering bekerja di luar batas jam kerja standar.
3.
Tidak mengetahui secara tepat
berapa kebutuhan modal kerja karena tidak adanya perencanaan kas.
4.
Persediaan barang terlalu banyak
sehingga beberapa jenis barang ada yang kurang laku.
5.
Sering terjadi mist-manajemen dan
ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip- prinsip manajerial.
6.
Sumber modal yang terbatas pada
kemampuan pemilik.
7.
Perencanaan dan program
pengendalian sering tidak ada atau belum pernah merumuskan.
Adapun yang menyangkut faktor ekstern antara lain:
1.
Risiko dan utang-utang kepada
pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.
2.
Sering kekurangan informasi
bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola, serta lemah dalam
promosi.
3.
Tidak pernah melakukan studi
kelayakan, penelitian pasar, dan analisis perputaran uang tunai.
2.10 Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana,
2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam
menjalankan usaha barunya:
1. Tidak
kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak
memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab
utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang
berpengalaman
Baik dalam kemampuan
mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang
dapat mengendalikan keuangan.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor
yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas
menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4.
Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal
dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.
5.
Lokasi yang kurang mendukung.
Lokasi usaha yang strategis
merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak
strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang
efisien.
6.
Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat berhubungan
dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan
alat tidak efisien dan tidak efektif.
7.
Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8.
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi
kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap
menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil.
Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan
perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan atau entrepreneurship yaitu proses yang
membawa tanah, tenaga kerja, dan modal bersama-sama dan mengambil resiko yang
terlibat dalam suatu proses produksi barang dan jasa untuk menghasilkan laba,
tanah, tenaga kerja, dan modal yang merupakan sumber daya pasif yang
menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan.
Usaha/bisnis
kecil adalah salah satu penopang aktivitas bisnis dalam suatu Negara. Merupakan
suatu kegiatan bisnis yang dilakuan baik oleh perorangan maupun kelompok,
dimana modal awal tidak bernilai besar dan memiliki tujuan untuk memperoleh
laba dengan jumlah tenaga kerja dan asset yang relative terbatas.
Dengan
dibuatnya makalah ini, bisa menambah pengetahuan tentang kewirausahaan dan
kepemilikan bisnis baru lebih baik lagi. Bisa memperhitungkan,
mengidentifikasi, dan merencanakan agar bisa meminimalisir kegagalan bisnis.
Kegagalan dan keberhasilan sebuah usaha tergantung pada kemampuan pelaku
bisnis.
3.2 Saran
Seorang
kewiraswastaan bukan saja dituntut untuk berani mengambil resiko tetapi juga
harus kreatif dan inovatif agar dapat mengembangkan usahanya dalam menghadapi
berbagai tantangan persaingan.
2 komentar:
Dapatkan pinjaman dana paling tinggi hanya dengan gadai bpkb mobil, proses pencairan cepat serta suku bunga rendah dan pembiayaan kredit mobil bekas dp murah untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Untuk informasi pengajuan pinjaman dana jaminan bpkb mobil atau pembiayaan mobil bekas, Silahkan hubungi marketing kami berikut ini. Cukup melalui sms atau whatsapp secara online, Kemudian marketing kami akan menghubungi Anda.
Office :
Jl. Margonda Raya No 88 A-C, Depok, Jawa Barat
Phone : 021-77204222, 021-77204333, 021-77204888
Fax : 021-77200022, 021-77205111
Contact Person :
Sukma Dinata ( Marketing Officer )
Tlp/ Sms/ WhatsApp/ Line : 081280295839
https://www.jaminkanbpkb.com/
https://www.jaminkanbpkb.com/p/leasing-pembiayaan-kredit-mobil-bekas.html
https://www.jaminkanbpkb.com/p/syarat-gadai-bpkb-mobil.html
https://www.jaminkanbpkb.com/p/pinjaman-jaminan-bpkb-mobil.html
https://www.jaminkanbpkb.com/p/cara-gadai-bpkb.html
https://www.blog.kontainerindonesia.co.id/
Posting Komentar