Tugas

MAKALAH BISNIS KECIL DAN KEWIRAUSAHAAN


KATA PENGANTAR



Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas rahmat dan karunianya sehingga makalah dengan judul “Kewirausahaan dan Bisnis Kecil”. Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tanpa suatu halangan  yang berarti atas karunia-Nya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pengantar Bisnis yang dibimbing oleh ibu Farida Akbarina. Kamu menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulisan makalah ini. Selain itu makalah ini juga dibuat untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kewirausahaan dan bisnis kecil.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada mahasiswa kewirausahaan dan bisnis kecil. Dan semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum wr.wb














Malang, Oktober 2017


           Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................   1
DAFTAR ISI ........................................................................................................................   2
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ...............................................................................................................   3
1.2  Rumusan Masalah ...………………………………………………………...............   3
1.3  Tujuan ...……………………………………………………………………….............   4
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian kewirausahaan dan bisnis kecil ....................................................................   5
2.2  Peranan bisnis kecil dalam perekonomian .....................................................................  10
2.3  Peranan kewirausahaan dalam perekonomian ................................................................  10
2.4  Karakteristik bisnis kecil ................................................................................................  12
2.5  Karakteristik kewirausahaan ..........................................................................................  13
2.6  Perbedaan antara bisnis kecil dengan kewirausahaan ....................................................  13
2.7  Cara memulai dan mengoperasikan bisnis kecil ............................................................. 14
2.8  Cara untuk mengembangkan bisnis kecil ........................................................................ 15
2.9  Kegagalan dan keberhasilan bisnis kecil ......................................................................... 15
2.10      Faktor kegagalan dalam wirausaha .............................................................................. 18
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan .....................................................................................................................  20
3.2   Saran ..............................................................................................................................  20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…...................   21









BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perkembangan perekonomian di Indonesia telah mengalamai kemajuan yang sangat pesat. Keberadaaan wirausaha merupakan faktor yang mendorong kemajuan ekonomi. Diperlukan sinergi antara pemerintah dan wirausahawan untuk menciptakan iklim bisnis yang mempu menopang perekonomian.
Kewirausahaan itu menerima resiko untuk memulai dan menjalankan bisnis. Hal-hal yang dibutuhkan untuk menjadi wirausaha dan pemilik bisnis baru sangatlah tidak mudah, meliputi pemerintahan dirinya untuk disiplin dalam pekerjaan yang dipilih serta bisa memelihara diri untuk bisa membuat dirinya dan konsumen percaya dengan usahanya. Hal penting lainnya yaitu mengorientasikan tindakan,dimana seorang wirausaha wajib bertindak didepan untuk mencapai tujjuannya dan harus penuh semangat dan tolerandengan ketidakpastian untuk resiko yang telah di perhitungkan dan resiko yang sering dihadapakan adalah jauh dari keluarga.
Selain itu istilah bisnis (perusahaan) kecil bukan suatu definisi yang mudah diuraikan. Restoran, salon termasuk contoh bisnis berskala kecil. Mempertahankan bisnis lebih sulit daripada membuat bisnis yang baru. Sebab saat ini banyak bisnis baru yang bermunculan, seperti toko-toko kecil, swalayan, dan lain sebagainya yang memicu adanya persaingan bisnis yang sulit untuk dipertahankan apabila pelaku bisnis tidak mempunyai modal ilmu pengetahuan dan teknologi yang kini semakin berkembang dengan pesat. Peranan ilmu pengetahuan sangat penting tanpa ilmu pengetahuan tentang bisnis seseorang tidak akan tahu dan tidak akan bias merencanakan atau menyelaraskan kegiatan bisnis, ia pun tidak akan dapat membaca peluang bisnis yang ada. Karyawan yang tidak dibekali dengan ilmu pengetahuan (pendidikan) serta tidak memiliki keahlian khusus berpotensi tertinggal dalam kegiatan bisnis. Peranan bisnis dalam kehidupan masyarakat selain untk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat bisnis kecil juga berperan sebagai penyalur tenaga kerja hal ini dapat menekan jumlah pengangguran yang tinggi. Tenaga kerja yang berpendidikan memiliki peranan penting bagi pelaku usaha.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kewirausahaan dan bisnis kecil ?
2.      Bagaimana peranan bisnis kecil dalam perekonomian ?
3.      Bagaimana karakteristik bisnis kecil ?
4.      Bagaimana karakteristik kewirausahaan ?
5.      Bagaimana perbedaan antara bisnis kecil dengan kewirausahaan ?
6.      Bagaimana cara memulai dan mengoperasikan bisnis kecil ?
7.      Apa kegagalan dan keberasilan bisnis kecil ?
1.3  Tujuan Penelitian
1.      Dapat menjelaskan mengenai kewirausahaan dan bisnis kecil.
2.      Dapat menjelaskan tentang peranan bisnis kecil dalam perekonomian.
3.      Dapat menjelaskan mengenai karakteristik kewirausahaan.
4.      Dapat menjelaskan mengenai karakteristik bisnis kecil.
5.      Dapat menjelaskan tentang perbedaan bisnis kecil dengan kewirausahaan.
6.      Dapat memaparkan cara memulai dan mengoperasikan bisnis kecil.
7.      Dapat menjelaskan bagaimana suatu bisnis bisa dikatakan berhasil atau gagal.





























BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Bisnis Kecil dan Kewirausahaan
A.    Pengertian Bisnis Kecil
Bisnis kecil adalah bisnis yang dimiliki dan dikelola secara mandiri yang tidak mendominasi pasar. Departemen Perdagangan Amerika Serikat menganggap suatu bisnis “kecil” apabila karyawannya kurang dari 500 orang. Sedangkan Small Business Administration (SBA) menganggap perusahaan dengan jumlah karyawan sebanyak 1500 orang adalah perusahaan “kecil”. Definisi SBA didasarkan pada dua faktor, yaitu jumlah karyawan dan penjualan tahunan total. Menurut undang-undang Republik Indonesia No 9 tahun 1995 tentang usaha kecil: “Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Kriteria usaha kecil adalah memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk kepemilikan tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar, milik warga negara indonesia, berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, baik langsung ataupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar”
M. Tohar mendefinisikan perusahaan kecil adalah “kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang (Tohar, 2001:1)”Sehingga bisa disimpulkan bahwa usaha kecil dan kegiatan ekonomi rakyat yang mandiri, jumlah pekerjanya kurang dari 50  hasil penjualan paling banyak Rp. 1 Milyar dalam setahun. Berikut ini adalah ciri-ciri bisnis kecil :
a)      Manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada pemisahan yang tegas antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemilik adalah sekaligus pengelola dalam bisnis kecil.
b)      Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik modal.Daerah operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat juga bisnis kecil yang memiliki orientasi luar negeri,berupa ekspor ke negara-negara mitra perdagangan.
c)      Ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah karyawan, dan sarana prasarana yang kecil.


B.     Pengertian Kewirausahaan
Kata Kewirausahaan yang dalam bahasa inggris “Entrepreneurship” adalah suatu “proses mengidentifikasikan, mengembangkan, dan membawa visi ke depan, berupa ide inovatif, melihat peluang, dan cara mendapatkan yang lebih baik dalam melakuan sesuatu hal. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Sedangkan, pengertian wirausaha (entrepreneur) adalah seseorang yang tangguh melakukan sesuatu” (Suryana,2003). Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinyaWirausahawan adalah mereka yang menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama. Banyak pemilik bisnis kecil mencirikan dirinya sebagai wirausahawan, namun banyak dari mereka tidak bercita-cita memperluas bisnisnya seperti yang dilakukan wirausahawan sejati. “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya cara kerja teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar” (Inpres no. 4 tahun 1995 (GNMMK)). Berikut ini adalah sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan :
1.      Memiliki Rasa Percaya Diri
Memiliki Kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain.
2.      Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Maksudnya adalah Seorang wirausaha harus mempunyai sikap tanggung jawab pada tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Ia juga harus bertanggung jawab pada hasil dari tugas yang dibebankannya.
3.      Berani Menanggung Risiko
Berani menanggung resiko berhubungan dengan sikap keinginan untuk bertanggung jawab. Para wirausahawan siap menanggung resiko atas segala tindakan yang diambilnya. Dalam bertindak, wirausahawan akan memikirkan tindakannya secara matang, sehingga risiko yang akan muncul akibat tindakannya dapat diperkirakan.
4.      Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha untuk memimpin anak-anak buahnya atau pegawainya. Seseorang tidak akan bisa menjadi seorang wirausaha bila ia tidak bisa memimpin, baik memimpin diri sendiri maupun memimpin orang lain.
5.      Keorisinalan
Sifat Orisinal tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Orisinal berarti tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinal, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.
6.      Berorientasi ke Masa Depan
Seseorang wirausaha harus- lah mempunyai visi ke depan apa yang hendak ia lakukan? Apa yang ingin dicapai? Sebuah usaha bukan didirikan hanya untuk sementara, tetapi untuk selamanya. Oleh sebab itu, seorang wira- usaha akan menyusun perencanaan (planning) dan strategi yang matang agar jelas langkah- langkah yang akan dilaksanakan.
7.      Jujur dan Tekun
Untuk menjadi seorang wirausaha juga dibutuhkan sikap jujur dan tekun. Jujur terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan pegawai-pegawainya. Tekun dalam mencari ide-ide baru yang lebih kreatif dari ide-ide yang sudah ada dan tekun dalam merintis usahanya yang baru akan mulai berkembang.
8.      Memiliki Kreativitas Tinggi
Kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada. Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari.
9.      Selalu Memiliki Komitmen dalam Pekerjaan, Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang digelutinya. Dalam menjalankan usahanya tersebut, seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang menggebu-gebu dan memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan usahanya. Ia tidak pernah setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, selalu bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digelutinya, wirausaha sehebat apapun pasti akan menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu, penting sekali bagi seorang wirausaha untuk memiliki komitmen terhadap usaha dan pekerjaannya.
10.  Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.
11.  Mandiri atau Tidak Ketergantungan pada Orang Lain
Seorang wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan hal baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan konsumen. Oleh karena itu, seorang wirausaha hendaknya mandiri dan tidak bergantung pada orang lain agar ia dapat lebih berkreasi dan berinovasi dengan kemampuannya.
12.  Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk memanajerial atau mengurus usaha yang sedang digelutinya. Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, memvisualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaannya yang kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan manajerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha.
13.  Disiplin
Dalam melakukan kegiatannya, seorang wirausaha harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausaha terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya
14.  Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta atau realita sebagai landasan berfikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan atau perbuatannya.


15.  Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat dalam berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda, motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.
16.  Memiliki Mimpi
Tidak ada wirausahawan yang tidak mempunyai mimpi, dan akan lebih sukses lagi bila mempunyai visi dan misi ke depan disertai dengan kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
17.  Memiliki Ketegasan
Seorang wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh semangat, dan tidak bekerja lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu diperhitungkan. Kecepatan dan ketepatan merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
18.  Memiliki Determination (Ketetapan Hati/ Kebulatan Tekad)
Seorang wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang tinggi, sehingga tidak pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan, walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi.
19.  Mempunyai Dedication (Pengabdian)
Seorang wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya, karena dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan selalu menghampirinya. Seorang wirausaha yang berdedikasi tinggi terhadap bisnisnya. Kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara. Wirausahawan di dalam melaksanakan pekerjaanya tidak mengenal lelah.
20.  Dapat mengendalikan emosi
Seorang wirausaha harus dapat mengendalikan dirinya dari amarah. Tetap tenang menghadapi segala masalah untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.
Selain itu peran seorang wiraswastawan antara lain sebagai berikut :
·         Memimpin usaha secara teknis maupun ekonomis dengan berbagai aspek fungsional
·         Mencari keuntungan bisnis
·         Membawa perusahaan ke arah kemampuan
·         Memperkenalkan hasil produksi baru
·         Memperkenalkan cara produksi yang lebih maju
·         Membuka pasar
·         Merebut sumber bahan mentah maupun bahan setengah jadi
·         Melaksanakan bentuk organisasi perusahaan yang baru
2.2  Peranan Bisnis Kecil Dalam Perekonomian
1.      Penciptaan lapangan kerja
Pertumbuhan pekerjaan relatif di antara berbagai ukuran bisnis sulit untuk ditentukan. Intinya, bila bisnis kecil yang sukses dengan cepat menambah karyawan, bisnis tersebut bisa langsung berhenti disebut sebagai perusahaan kecil.
Bisnis kecil merupakan sumber daya penting dari lowongan pekerjaan baru. Belakangan ini, bisnis kecil membentuk 38 persen dari semua lowongan pekerjaan baru di sektor IT. Walaupun perusahaan-perusahaan kecil sering merekrut pada tingkat yang lebih cepat, mereka mungkin memangkas karyawan pada tingkat yang jauh lebih tinggi pula. Merekalah yang pertama merekrut pada saat ekonomi pulih, tetapi perusahaan-perusahaan besarlah yang terakhir memberhentikan pekerja selama masa ekonomi merosot.
2.      Inovasi
Inovasi besar lebih mungkin muncul dari bisnis-bisnis kecil (atau individu-individu) daripada bisnis besar. Selain itu, inovasi tidak selalu merupakan produk baru.
3.      Pentingnya bagi bisnis-bisnis besar
Hampir semua produk yang dibuat oleh produsen besar dijual ke konsumen melalui bisnis-bisnis kecil. Selain itu, bisnis-bisnis kecil menyediakan banyak layanan jasa dan bahan-bahan baku yang dibutuhkan oleh bisnis besar. 
2.3  Peranan Kewirausahaan Dalam Perekonomian
1.      Mampu Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Karena wirausaha mampu menghasilkan barang dan jasa, maka wirausaha mampu meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto). Apabila PDB meningkat berarti pertumbuhan ekonomi  juga meningkat.
2.      Mampu Meningkatkan Pendapatan Per Kapita
Apabila wirausaha mampu meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) dengan presentase peningkatan yang lebih tinggi dibanding presentase peningkatan jumlah penduduk maka pendapatan per kapita meningkat. Jika pendapatan per kapita meningkat maka kesejahteraan masyarakat atau taraf hidup masyarakat juga meningkat.
3.      Mampu Menciptakan Lapangan Kerja 
Proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dikelola wirausaha pasti membutuhkan tenaga kerja. Dengan demikian, wirausaha telah menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran di masyarakat.
4.      Memberikan Kemudahan dan Kenyamanan Hidup
Berbagai inovasi dan kreasi wirausaha dalam menciptakan produk-produk baru mampu memberikan kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia. Mesin Cuci, AC, Televisi, Handphone, Kamera, Kapal Pesiar, Jasa Titipan Kilat, Jasa Salon Kecantikan adalah contoh-contoh barang dan jasa yang memberikan kemudahan dan kenyamanan hidup.
5.      Mendorong Kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi)
Setiap perusahaan besar umumnya memiliki divisi R & D (Research & Development), yakni divisi penelitian dan divisi pengembangan. Divisi ini akan merekrut dan membiayai  penelitian yang dilakukan ilmuwan, pakar dan sejumlah ahli tertentu untuk mengembangkan produk perusahaan. Sebagai bukti, dulu handphone hanya bisa digunakan untuk menelepon. Sekarang dengan ukuran yang lebih kecil, handphone bisa memberikan berbagai layanan, seperti kirim dan terima pesan, kirim dan terima gambar, merekam gambar, radio, dan lain-lain.
6.      Meningatkan Penerimaan Negara dari Sektor Pajak
Dengan adanya wirausaha, penerimaan negara di sektor pajak meningkat. Pada umumnya wirausaha akan membayar pajak penghasilan, pajak perseroan (bila perusahaannya berbentuk PT), pajak ekspor (bila wirausaha mampu mengekspor produksnya), pajk penjualan (PPn), serta pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM)
Mengingat sangat pentingnya peran wirausaha, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan jumlah wirausaha. Pemerintah telah merencanakan untuk membentuk kurang lebih tujuh juta pengusaha kecil yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Serta meningkatkan status 50.000 pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah.       

2.4  Karakteristik Bisnis Kecil
Menurut Sofiah et all (2011:210) menyatakan secara umum sektor bisnis  kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.       Sistem pembukuan yang relative sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar.
b.      Margin yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
c.       Modal terbatas.
d.      Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan yang masih terbatas.
e.       Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan ditekannya biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
f.       Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas.
g.      Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya.
Selain itu, menurut Pandji (2002:225) secara umum bisnis kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.       Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar.
b.      Margin usaha yang cenderung tipis, mengingat persaingan yang sangat tinggi.
c.       Modal terbatas
d.       Pengalaman manajerial dan mengelola perusahaan masih sangat terbatas
e.       Skala ekonomi yang terlalu kecil
f.       Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas.
g.      Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya.
Jika ditinjau secara khusus menurut Kuta (1994:20), gambaran bisnis kecil di Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Hampir setengah dari perusahaan kecil hanya mempergunakan kapasitas terpasang 60 persen atau kurang.
b.      Lebih dari setengah perusahaan kecil didirikan sebagai pengembangan usaha kecil-kecilan.
c.       Masalah utama yang dihadapu berbeda menurut pengembangan usaha.
d.      Pada umumnya sukar meningkatkan pangsa pasar bahkan cenderung mengalami penurunan usaha, hal ini terjadi karena kekurangan modal, pemasaran.

2.5  Karakteristik Kewirausahaan
Banyak wirausahawan sukses mempunyai serangkaian karakteristik yang membedakan mereka dari pemilik bisnis kecil lainnya. Contohnya, sifat banyak akal dan kepedulian terhadap hubungan pelanggan yang baik, bahkan seringkali bersifat pribadi. Banyak wirausahawan sukses juga memiliki hasrat kuat untuk menjadi bos bagi diri sendiri.
Wirausahawan di masa lalu dicirikan sebagai “sang bos” (pria yang percaya diri dan yang membuat keputusan spontan dari belakang meja kerjanya). Sebaliknya, wirausahawan masa kini justru lebih dilihat sebagai pemimpin yang berpikiran terbuka, yang bergantung pada jaringan kerja, rencana bisnis, dan konsensus. Wirausahawan masa kini tidaklah selalu pria, wanita juga memiliki peluang yang sama. Wirausahawan di masa lalu dan masa kini juga mempunyai perspektif yang berbeda mengenai bagaimana mereka berhasil, perana otomatisasi dalam bisnis, dan pentingnya pengalaman versus pengetahuan bisnis.
Dalam kewirausahaan terdapat risiko. Menanggung risiko hampir selalu menjadi elemen inti kewirausahaan. Akan tetapi, menariknya, banyak wirausahawan sukses jarang melihat apa yang mereka lakukan itu berbahaya. Sementara yang lain melihat berbagai kemungkinan kegagalan dan menolak mempertaruhkan segalanya pada bisnis baru, sebagian wirausahawan justru bergairah mengenai gagasan mereka dan mereka merasa yakin mengenai rencana mereka yang dianggap sedikit beresiko atau tidak mungkin gagal.  Selain itu karakteristik kewirausahaan antara lain berani menghadapi resiko, selalu mencari peluang, memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki kemampuan manajerial dan memiliki keterampilan personal.
2.6  Perbedaan Bisnis Kecil Dengan Kewirausahaan
Ø  Kewirausahaan
1)      Pelaku bisnis yang menerima resiko maupun peluang yang ada karena manciptakan dan mengoperasikan bisnis baru yang membedakan adalah visi, aspirasi dan strategi.
2)      Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam mengatasi masalah. 
3)      Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern. 
4)      Dikelola bukan oleh pemilik
5)      Struktur organisasi kompleks
6)      Pemilik hanya mengenal sedikit karyawan
7)      Presentase kegagalan rendah
8)      Banyak ahli manajemen
9)      Modal jangka panjang relatif mudah didapatkan
Ø  Bisnis kecil
1)      Tidak mempunyai rencana untuk pertumbuhan yang hebat dan hanya mencari pendapatan yang aman dan nyaman
2)      Umumnya dikelola pemilik.
3)      Struktur organisasi sederhana.
4)      Prosentase kegagalan perusahaan tinggi.
5)      Kekurangan manajer yang ahli.
6)      Modal jangka panjang sulit diperoleh.
2.7  Memulai dan Mengoperasikan Bisnis Kecil
Berdasarkan pandangan ricky dan Ronald (bisnis,1996) Memulai dan mengoperasikan bisnis kecil dibagi menjadi beberapa hal yang perlu diperhatikan anatara lain :
1.      Menyusun rencana bisnis
Sebelum mememuali sebuah bisnis perencanaan bisnis perlu adanya. Rencana bisnis adalah dokumen yang dibuat oleh wirausahawan yang merangkum strategi bisnis untuk ususlan perusahaan baru dan cara strategis tersebut diimlementasikan.
Manfaat rencana bisnis adalah fakta bahwa dalam kegiatan mempersiapkannya, calon wirausahawan mengembangkan gagasan bisnis dan mengukuhkan pemikiran tentang cara melaksanakanya sebelum menginvestasikan uang dan waktu mereka.
2.      Menetapkan tujuan dan sasaran
Pelaku bisnis kecil dan wirausahawan penting menetapkan tujuan dan sasaran. Ini dilakukan untuk menentukan tujuan dari usaha yang akan dibuat, sasaran yang tepat, strategi-strategi yang harus dilakukan. Agar usaha yang dibuat dapat berjalan sesuai keinginan.
3.      Peramalan penjualan
Digunakan untuk memperkirakan ukuran pabrik, toko, memutuskan berapa banyak nya persediaan yang harus ada dan berapa banyak karyawan yang harus dipekerjakan.
4.      Perencanaan keuangan
Rencana keuangan merujuk pada rencana wirausahawan untuk mengubah semua aktivitas lain menjadi uang.Setelah itu wirausahawan menetukan apakah akan membeli suatu bisnis yang sudah ada atau memulai dari awal. Terdapat pula beberapa alasan kegagalan dan keberhasilan bisnis kecil
2.8  Cara Untuk mengembangkan Bisnis Kecil
a)      Mengetahui kondisi internal maupun eksternal perusahaan.
Disini Perusahaan harus mengetahui kondis internal dan eksternal perusahaan, kondisi internal dapat berupa peningkatan produksi ataupun peningkatan mutu barang, selain itu menajemen perusahan harus lebih ditingkatkan agar dapat memanage perusahaan dengan baik, sedangkan dari sisi eksternal perusahaan perusahaan harus melihat kondisi masyarakat sebagai konsumen, perusahaan harus mengetahui barang/jasa apa yg sedang dibutuhkan oleh konsumen, dengan melihat para pesaing kita dapat menentukan harga untuk barang.
b)      Melakukan promosi produk
Promosi harus lebih gencar dilakukan sebagai usaha untuk memperkenalkan produk, promosi dapat  berupa potongan harga ataupun penjualan paket.
c)      Menggelar program-program khusus.
d)      Menstock barang lebih banyak dan beragam.
e)      Memberikan pelayanan yang baik.
Selain itu dapat juga mengembangkan usaha yang telah ada. Contohnya, apabila seseorang memiliki tempat pencucian mobil, lalu ia menambahkan usaha lagi di sekitar tempat penyucian, seperti warung, maka keuntungan akan bertambah dan usaha pun akan berkembang lebih pesat.
2.9  Kegagalan dan Keberhasilan Bisnis Kecil
Kegagalan dan keberhasilan bisnis kecil terjadi karena adanya faktor-faktor dibawah ini antara lain :
1)      Sebab-sebab Kegagalan Bisnis Kecil
·         Tidak mampu mengelola bisnis, kurang pengetahuan
·         Terlalu santai menjalankan bisnis
·          Tidak mampu melakukan pengawasan terhadap pegawai
·         Modal sangat kecil, sehingga menjadi serba sulit
2)      Faktor yang mendorong  keberhasilan bisnis kecil :
·         Ada usaha kerja keras
·         Produk yang dijual memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekelilingnya
·         Pemilik adalah seorang yang mampu memimpin
·           Ada faktor keberuntungan, yaitu adanya titik temu antara berdoa dan berusaha
Selain terdapat kegagalan dan keberhasilan dalam melakukan bisnis kecil terdapat pula kelemahan dan kelebihannya. Berikut ini akan dipaparkan kelebihan dan kelemahan usaha kecil :
1)      Kelebihan Bisnis Kecil
Bisnis kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi, bisnis kecil mampu menambah nilai devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mampu berperan sebagai penyangga dalam perekonomian masyarakat kecil/ lapisan bawah.
Di samping itu, bisnis kecil juga memiliki nilai strategis bagi perkembangan perekonomian negara kita, antara lain sebagai berikut:
1.      Banyaknya produk- produk tertentu yang dikerjakan oleh perusahaan kecil. Perusahaan besar dan menengah banyak ketergantungan kepada perusahaan kecil, karena jika hanya dikerjakan perusahaan besar dan menengah, marginnya menjadi tidak ekonomis.
2.      Merupakan pemerataan konsentrasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat.
Secara umum perusahaan dalam skala kecil baik usaha perseorangan maupun persekutuan (kerja sama) memiliki kelebihan dan daya tarik. Kelebihan dan daya tarik tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Pemilik merangkap manajer perusahaan dan merangkap semua fungsi manajerial seperti marketing, finance, dan administrasi.
2.      Dalam pengelolaannya mungkin tidak memiliki keahlian manajerial yang handal.
3.      Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa-jasa baru.
4.      Risiko usaha menjadi beban pemilik.
5.      Pertumbuhannya lambat, tidak teratur, tetapi kadang-kadang terlalu cepat dan bahkan prematur.
6.      Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki rencana jangka panjang.
7.      Bebas menentukan harga produksi atas barang dan jasa.
8.      Prosedur hukumnya sederhana.
9.      Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha, bukan perusahaannya.
10.  Komunikasi dengan pihak luar bersifat pribadi.
11.  Mudah dalam proses pendiriannya.
12.  Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki.
13.  Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu.
14.  Pemilik menerima seluruh laba.
15.  Umumnya mampu untuk survive.
16.  Cocok untuk mengelola produk, jasa, atau proyek perintisan yang sama sekali baru, atau belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing.
17.  Memberikan peluang dan kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah demi berkembangnya usaha kecil.
18.  Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola.
19.  Relatif tidak membutuhkan investasi terlalu besar, tenaga kerja tidak berpendidikan tinggi, dan sarana produksi lainnya relatif tidak terlalu mahal.
20.  Mempunyai ketergantungan secara moril dan semangat usaha dengan pengusaha kecil lainnya.
2)      Kelemahan Pengelolaan Bisnis Kecil
Kelemahan dan hambatan dalam pengelolaan usaha kecil umumnya berkaitan dengan faktor intern dari usaha kecil itu sendiri. Kelemahan dan hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Terlalu banyak biaya yang dikeluarkan, utang yang tidak bermanfaat, tidak mematuhi ketentuan pembukuan standar.
2.      Pembagian kerja yang tidak proporsional, dan karyawan sering bekerja di luar batas jam kerja standar.
3.      Tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja karena tidak adanya perencanaan kas.
4.      Persediaan barang terlalu banyak sehingga beberapa jenis barang ada yang kurang laku.
5.      Sering terjadi mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip- prinsip manajerial.
6.      Sumber modal yang terbatas pada kemampuan pemilik.
7.      Perencanaan dan program pengendalian sering tidak ada atau belum pernah merumuskan.
Adapun yang menyangkut faktor ekstern antara lain:
1.      Risiko dan utang-utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.
2.      Sering kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola, serta lemah dalam promosi.
3.      Tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, dan analisis perputaran uang tunai.
2.10  Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
1.      Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2.      Kurang berpengalaman
Baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3.      Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4.      Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5.      Lokasi yang kurang mendukung.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6.      Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7.      Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8.      Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kewirausahaan atau entrepreneurship yaitu proses yang membawa tanah, tenaga kerja, dan modal bersama-sama dan mengambil resiko yang terlibat dalam suatu proses produksi barang dan jasa untuk menghasilkan laba, tanah, tenaga kerja, dan modal yang merupakan sumber daya pasif yang menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan.
Usaha/bisnis kecil adalah salah satu penopang aktivitas bisnis dalam suatu Negara. Merupakan suatu kegiatan bisnis yang dilakuan baik oleh perorangan maupun kelompok, dimana modal awal tidak bernilai besar dan memiliki tujuan untuk memperoleh laba dengan jumlah tenaga kerja dan asset yang relative terbatas.
Dengan dibuatnya makalah ini, bisa menambah pengetahuan tentang kewirausahaan dan kepemilikan bisnis baru lebih baik lagi. Bisa memperhitungkan, mengidentifikasi, dan merencanakan agar bisa meminimalisir kegagalan bisnis. Kegagalan dan keberhasilan sebuah usaha tergantung pada kemampuan pelaku bisnis.
3.2  Saran
Seorang kewiraswastaan bukan saja dituntut untuk berani mengambil resiko tetapi juga harus kreatif dan inovatif agar dapat mengembangkan usahanya dalam menghadapi berbagai tantangan persaingan.















MAKALAH BISNIS INTERNASIONAL




KATA  PENGANTAR

           Segala puji bagi Allah SWT Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu BISNIS tentang “KAJIAN BISNIS INTERNASIONAL TERKAIT TIMBULNYA,HAMBATAN DAN NERACA PERDAGANGAN”yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Kajian bisnis internasional terkait timbulnya hambatan dan neraca perdagangan” yang sangat bermanfaat untuk pengetahuan pemasaran. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing penyusun.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terimakasih.

                                                                            Malang, Oktober 2017
                                              
                                                                                    Tim Penyusun



DAFTAR ISI
HALAMANSAMPUL ..................................................................................... 1
KATAPENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTARISI ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .............................................................................................. 4

1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………….4

1.3  Tujuan…………………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN
2.1Timbulnya Bisnis Internasional .................................................................... 6
2.2Bentuk Bentuk  Keunggulan Bersaing........................................................... 7
2.3 Neraca Ekspor dan Impor……………………….....……………………..…...8
2.4  Nilai Tukar......................................................................................................9
2.5 Manajemen Bisnis Internasional…………………………………………..…12
2.6 Hambatan –hambatan Dalam Bisnis Internasional…………………………..14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 18
3.2 Saran ...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…..19




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 . LATAR BELAKANG
Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang satu dengan Negara yang lain atau semua transaksi bisnis-swasta dan pemerintah-yang melibatkan dua atau lebih negara.
Mengapa tertarik untuk mempelajari bisnis internasional?Jawaban paling sederhana adalah bahwa bisnis internasional terdiri dari sebagian besar dan berkembang dari keseluruhan bisnis dunia.Saat ini, hampir semua perusahaan, besar atau kecil, dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa global dan persaingan karena output menjual sebagian dan atau pemasok aman dari negara asing dan / atau bersaing dengan produk dan layanan yang berasal dari luar negeri pengertian bisnis internasional.
Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negari akan menciptakan suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainnya, salah satunya adalah berupa pertukaran barang dan jasa antarnegara. Binis internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena dalam bisnis internasional semua negara bersaing di pasar internasional.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Apa penyebeb timbulnya bisnis internasional ?
2.      Apa saja bentuk keunggulan bersaing ?
3.      Apa itu Neraca Ekspor dan Impor ?
4.      Apa itu Nilai tukar ?
5.      Apa yang di maksud Manajemen Internasional ?
6.      Apa saja hambatan hambatan dalam bisnis internasional?





1.3 TUJUAN
1.      Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah pengantar bisnis
2.      Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan timbulnya bisnis internasional
3.      Untuk mengetahui bentuk bentuk keunggulan bersaing
4.      Untuk mengetahui pengertian dan hal hal yang berkenaan dengan neraca ekspor dan impor
5.      Untuk mengetahui pengertian dan hal hal yang berkenaan dengan nilai tukar
6.      Untuk mempelajari Manajemen Bisnis Internasiona
7.      Untuk mengetahui apa saja hambatan hambatan dalam bisnin internacional





































BAB II
PEMBAHASAN

21. TIMBULNYA BISNIS INTERNASIONAL
Setiap negara dalam kehidupan di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negara-negara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu berbentuk perdagangan antar negara atau yang lebih dikenal dengan istilah perdagangan internasional. Beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya perdagangan antar negara (perdagangan internasional) antara lain :

1. Revolusi Informasi dan Transportasi
Ditandai dengan berkembangnya era informasi teknologi, pemakaian sistem berbasis komputer serta kemajuan dalam bidang informasi, penggunaan satelit serta digitalisasi pemrosesan data, berkembangnya peralatan komunikasi serta masih banyak lagi.

2. Interdependensi Kebutuhan
Kebebasan dalam melakukan transaksi serta melakukan kerjasama memiliki implikasi bahwa masing-masing negara akan mencari peluang dengan berinteraksi melalui perdagangan antar negara.
Keunikan suatu negara tercermin dari apa yang dimiliki oleh negara tersebut yang tidak dimiliki oleh negara lain. Hal ini akan membuat negara memiliki keunggulan yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan bagi negara tersebut.Perdagangan internasional juga dipengaruhi oleh faktor kebutuhan akan devisa suatu negara.

3.Perbedaan Hasil Produksi
Tiap-tiap negara mempunyai kekayaan alam, modal, teknologi, dan kebudayaan yang berbeda. Oleh karena itu, tiap-tiap negara mempunyai hasil pröduksi yang berbeda-beda. Ada negara yang dapat memproduksi suatu barang atau jasa yang melimpah, sementara ada negara yang kekurangan hasil produksi barang atau jasa tersebut tetapi memiliki barang atau jasa lainnya.

4. Perbedaan Harga Barang
Harga suatu barang di tiap-tiap negara berbeda. Perbedaan harga inilah yang mendorong adanya perdagangan intemasional. Misalnya, harga komputer di Korea Selatan dan di Jepang lebih murah daripada harga di Indonesia mendorong orang Indonesia membeli komputer tersebut di Korea atau Jepang untuk dijual di Indonesia. Mereka melakukan perdagangan karena memperoleh keuntungan sebagai akibat dan adanya perbedaan harga jual dan harga beli.

5.Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Produktivitas
Tiap-tiap negara mempunyai kebutuhan akan barang yang beraneka ragam. Namun secara ekonomi, tiap negara lebih baik memproduksi beberapa macam barang saja kemudian melakukan perdagangan internasional. Dengan spesialisasi ini produktivitas tiap negara menjadi lebih tinggi.

2.2 Bentuk Bentuk Keunggulan Bersaing

A. Keunggulan absolute (absolute advantage)
Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini akan dapat dicapai kalau tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil yang pada umumnya disebabkan karena kondisi alam yang dimilikinya, misalnya hasil tambang, perkebunan, kehutanan, pertanian dan sebagainya. Disamping kondisi alam, keunggulan absolut dapat pula diperoleh dari suatu negara yang mampu untuk memproduksikan suatu komoditi yang paling murah di antara negara-negara lainnya.
Keunggulan semacam ini pada umumnya tidak akan dapat berlangsung lama karena kemajuan teknologi akan dengan cepat mengatasi cara produksi yang lebih efisien dan ongkos yang lebih murah.

B. Keunggulan komperatif (comparative advantage)
Konsep Keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam bisnis Internasional. Yaitu suatu keadaan di mana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan produk tersebut dibandingkan dengan negara lain. Kemampuan yang lebih tinggi dalam menawarkan suatu produk itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yaitu :
a. Ongkos atau harga penawaran yang lebih rendah    
b. Mutu yang lebih unggul meskipun harganya lebih mahal.                         
c.Kontinuitas penyediaan (Supply) yang lebih baik.                                                      
d. Stabilitas hubungan bisnis maupun politik yang baik.                                          
 e.Tersedianya fasilitas penunjang yang lebih baik misalnya fasilitas latihan maupun transportasi.
Suatu negara pada umumnya akan mengkonsentrasikan untuk berproduksi dan mengekspor komoditi yang mana dia memiliki keunggulan komparatif yang paling baik dan kemudian mengimpor komoditi yang mana mereka memiliki keunggulan komparatif yang terjelek atau kelemahan yang terbesar

C.Keunggulan Bersaing Nasional
Teori keunggulan bersaing nasional telah menjadi model yang diterima secara luas yang dapat menjelaskan mengapa negara-negara terlibat dalam perdagangan internasional. Pada dasarnya, keunggulan bersaing nasional (national competitive advantaqe) berasal dari empat kondisi:
  1. Kondisi faktor merupakan faktor-faktor produksi.
  2. Kondisi permintaan mencerminkan besarnya basis konsumen domestik yang meningkatkan permintaan yang kuat akan produk-produk inovatif.
  3. Industri terkait dan industri pendukung yang mencakup pemasok lokal atau regional dan/atau pelanggan industri yang kuat.
  4. Strategi, struktur, dan persainganr berkaitan dengan perusahaan dan industri yang berfokus pada penurunan biaya, kualitas produksi, produktivitas yang semakin tinggi, dan produk­produk baru yang inovatif.
2.3 Neraca Ekspor dan Impor

NERACA PERDAGANGAN
Neraca perdagangan atau neraca ekspor-impor adalah perbedaan antara nilai ekspor dan impor suatu negara pada periode tertentu, diukur menggunakan mata uang yang berlaku.
Neraca positif artinya terjadi surplus perdagangan jika nilai ekspor lebih tinggi dari impor, dan sebaliknya untuk neraca negatif.Neraca pedagangan seringkali dibagi berdasarkan sektor barang dan sektor jasa.
Kebijakan ekonomi di berbagai negara di Eropa pada abad pertengahan dikelompokkan dalam merkantilisme. Pemahaman awal mengenai ketidakseimbangan perdagangan muncul dari praktik dan penyelewengan pada merkantilisme ketika sumber daya alam dari koloni di benua Amerika diekspor untuk ditukar dengan barang jadi dari Inggris, yang lalu memicu Revolusi Amerika
Manfaat Neraca Perdagangan antaralain :
·         Sebagai tolak ukur arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan pihak terkait. Neraca Perdagangan merupakan salah satu alat untuk menentukan arah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah dan pihak terkait. Dalam hal ini pelaku kegiatan ekonomi internasional.
·         Mengetahui besaran jumlah pengeluaran dan pendapatan negara. Neraca Perdagangan memiliki fungsi sebagai pemberi informasi jumlah atau besaran angka ekspor dan impor. Apabila nilai ekspor lebih tinggi maka dapat dikatakan surplus atau kelebihan pendapatan. Sebaliknya apabila nilai ekspor lebih kecil dari impor maka dikatakan sebagai defisit atau keadaan yang tidak menguntungkan.
·         Menjadi informasi kegiatan ekonomi internasional. Neraca perdagangan dalam hal ini menjadi sumber informasi perdagangan internsional. Ketika suatu negara mengalami peningkatan ekspor atau impor, maka negara lain akan mengetahui dan dapat dilakukan pertimbangan untuk menjalin kerjasama.


NERACA PERDAGANGAN
INDONESIA-PERU
2004-2009
(DALAM US$)
TAHUN
EKSPOR
IMPOR
NERACA
VOLUME
2004
25.250.200
25.775.700
-570.500
51.025.900
2005
27.838.800
36.422.200
-8.538.400
64.261.000
2006
34.399.600
31.175.300
+ 3.224.300
65.574.900
2007
42.154.400
27.971.500
+ 14.173.900
70.125.900
2008
49.850.700
36.180.600
+ 13.670.100
86.031.300
2009
51.171.500
36.472.300
+ 14.699.200

Analisis :
Di lihat dari neraca perdagangan internasional Indonesia - Peru pada tahun 2004 - 2009 yaitu pada tahun 2004 dan 2005 Indonesia mengalami devisit. Tetapi pada tahun 2006-2009 Indonesia mendapatkan surplus, yaitu pada tahun 2006 US$ 3,244 juta, tahun 2007 US$ 14,173 juta, tahun 2008 US$ 13,670, dan tahun 2009 US$ 14,699 juta. Ekspor Indonesia ke Peru antara lain radio tape, asam sulfur, printer, karet alam, gelas, computer, kamera video, produk tekstil, pakaian, kertas, kendaraan bermotor (rakitan di Indonesia), suku cadang kendaraan bermotor, ban, alas kaki, dinner ware, kulkas. Sedangkan komoditi impor Indonesia dari Peru antara lain tepung ikan dan fish oil, anggur segar, copper sulfate, produk perunggu, kabel akrilik, kapas, wool (alpaca dan llama)

2.4 Nilai Tukar
sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.
Definisi niilai tukar atau kurs (foreign exchange rate) antara lain dikemukakan oleh Abimanyu adalah harga mata uang suatu negara relative terhadap mata uang negara lain.Karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang, maka titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi penawaran dan permintaan dari kedua mata uang tersebut.
Pengertian lain dari nilai tukar ditulis oleh
Olivier Blanchard dalam bukunya ”Macroeconomics” adalah : ”Nominal exchange rate as the price of the domestic currency in term of foreign currency”.
Frank J. Fabozzi dan Franco Modigliani memberikan defenisi mengenai nilai tukar sebagai berikut: ”An exchange rate is defined as the amount of one currency that can be exchanged per unit Cara Menyatakan Nilai Tukar


Cara menyatakan nilai tukar
Menurut Abimanyu, ada dua cara untuk menyatakan nilai tukar, yaitu:
1.      Model Eropa (Indirect quote)
Model tersebut adalah cara yang paling umum dipakai dalam perdagangan valuta asing antar bank seluruh dunia. Nilai tukarnya ditetapkan dengan menghitung berapa unit uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang dalam negeri.
2.      Model Amerika (direct quote)
Model tersebut didefinisikan sebagai harga mata uang asing dalam mata uang domestik, atau berapa besar nilai rupiah yang digunakan untuk membeli satu mata uang asing.Metode tersebut dipakai di Indonesia.of another currency, or the price of one currency in terms of another currency”.

Bentuk system nilai tukar
Sistem nilai tukar sangat tergantung pada kebijakan moneter suatu negara. Bentuk sistem nilai tukar dapat dibagi dalam dua bentuk (Berlianta, 2004), yaitu:
1.      Fixed Exchange Rate System
Merupakan suatu sistem nilai tukar dimana nilai suatu mata uang yang dipertahankan pada tingkat tertentu terhadap mata uang asing.Dan bila tingkat nilai tukar tersebut bergerak terlalu besar maka pemerintah melakukan intervensi untuk mengembalikannya.
2.      Floating Exchange Rate System
Setelah runtuhnya Fixed Exchange Rate System maka timbul konsep baru yaitu Floating Exchange Rate System.Dalam konsep ini nilai tukar valuta dibiarkan bergerak bebas.Nilai tukar valuta ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran valuta tersebut di pasar uang.

Fakta yang terjadi di banyak negara di dunia menganut varians dari kedua sistem pokok nilai tukar diatas. Menurut Gilis (1996), dalam Abimayu terdapat enam sistem nilai tukar berdasarkan pada besarnya intervensi dan candangan devisa yang dimiliki bank sentral suatu negara yang dipakai oleh banyak negara di dunia antara lain:
a)      Sistem Nilai Tukar Tetap (fixed exchange rate)
Dalam sistem ini otoritas moneter selalu mengintervensi pasar untuk mempertahankan nilai tukar mata uang sendiri terhadap satu mata uang asing tertentu. Intervensi tersebut memerlukan cadangan devisa yang relatif besar. Tekanan terhadap nilai tukar valuta asing, yang biasanya bersumber dari defisit neraca perdagangan, cenderung menghasilkan kebijakan devaluasi.
b)      Sistem Nilai Mengambang Bebas (free floating exchange rate)
Sistem ini berada pada kutub yang bertentangan dengan sistem fixed. Dalam sistem ini, otoritas moneter secara teoritis tidak perlu mengintervensi pasar sehingga sistem ini tidak memerlukan cadangan devisa yang besar. Sistem ini berlaku di Indonesia saat ini.
c)      Sistem Wider Band
Pada sistem tersebut nilai tukar dibiarkan mengambang atau berfluktuasi diantara dua titik, tertinggi dan terendah. Apabila keadaan perekonomian mengakibatkan nilai tukar bergerak melampaui batas tertinggi dan terendah tersebut, maka otoritas moneter akan melaksanakan intervensi dengan cara membeli atau menjual rupiah sehingga nilai tukar rupiah berada diantara kedua titik yang telah ditentukan.
d)      Sistem Mengambang Terkendali (Managed Float)
Dalam sistem ini, otoritas moneter tidak menentukan untuk mempertahankan satu nilai tukar tertentu. Namun, otoritas moneter secara kontinyu melaksanakan intervensi berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya cadangan devisa yang menipis. Untuk mendorong ekspor, otoritas moneter akan melakukan intervensi agar nilai mata uang menguat.
e)      Sistem Crawling Peg
Otoritas moneter dalam sistem ini mengaitkan mata uang domestik dengan beberapa mata uang asing.Nilai tukar tersebut secara periodik dirubah secara berangsur-angsur dalam persentase yang kecil.Sistem ini dipakai di Indonesia pada periode 1988-1995.
f)        Sistem Adjustable Peg
Dalam sistem ini, otoritas moneter selain berkomitmen untuk mempertahankan nilai tukar juga berhak untuk merubah nilai tukar apabila terjadi perubahan dalam kebijakan ekonomi.

Faktor factor yang mempengaruhi nilai tukar
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi permintaan valuta asing, yaitu:
1.      Faktor pembayaran impor
Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya, jika impor menurun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar.
2.      Faktor aliran modal keluar
Semakin besar modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada lanjutannya akan melemah nilai tukar uang. Aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri.
3.      Kegiatan spekulasi
Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulannnnn maka semakin besar nilai permintaan terhadap valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing.


2.5 Manajemen Bisnis Interasional

Perusahaan yang sudah bergerak di bidang tertentu dalam suatu bisnis di dalam negeri seringkali lalu mencoba untuk mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Hal ini akan menimbulkan beberapa pertimbangang yang mendorong mengapa suatu perusahaan melaksanakan atau terjun ke bisnis internasional tersebut :
a. Memanfaatkan kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh suatu perusahaan
b. Produk tersebut di dalam negeri sudah mengalami tingkat kejenuhan dan bahkan mungkin sudah mengalami tahapan penurunan (decline phase) sedangkan di luar negeri justru sedang berkembang (growth)
c. Persaingan yang terjadi di dalam negeri kadang justru lebih tajam katimbang persaingan terhadap produk tersebut di luar negeri.

 TAHAP-TAHAP DALAM MEMASUKI BISNIS INTERNASIONAL
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut :

A.Ekspor Insidentil, Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian dia membeli barang-barang dan kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.

B. Ekspor Aktif (Purchasing), Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan semakin berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut..Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau “Purchasing”.

C. Penjualan Lisensi,Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya

D. Franchising, Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk “Franchising”.Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai “Franchisee” sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre dan sebagainya

F. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri

Manfaat Melakukan Bisnis Internasional
Setiap negara yang melakukan perdagangan dengan negara lain tetntu akan memperoleh manfaat bagi negara tersebut. Manfat tersebut antara lain :

1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan IPTEK dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.

2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negri. Dengan mengadakan spesialisasi dan perdagangan, setiap negara dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut :
a. Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan dengan lebih efesien.
b. Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat diproduksi dalam negeri.

3. Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.

4. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih moderen.

Pengaruh Sosial Budaya Dalam Bisnis Internasional

Terdapat cara bagi para pelaku bisnis internasional untuk menyesuaikan diri atau hidup dengan budaya-budaya lain yaitu menyadari bahwa adanya budaya yang berbeda dari budayanya sendiri dan mereka harus mempelajari karakteristik dari budaya-budaya tersebut sehingga dapat beradaptasi. Tetapi menurut E.T. Hall terdapat dua cara untuk menyesuaikan diri dari budaya moral lain yaitu:
a.Menghabiskan seumur hidup disuatu negara tersebut.
b.Menjalani suatu program pelatihan yang sangat canggih dan ekstensif yang mencakup karakteristik-karakteristik utama dari suatu budaya, termasuk budaya.
Terdapat enam nasihat atau cara dalam melakukan bisnis lintas budaya internasional antara lain:
a)Lakukanlah persiapan.
b)Jangan terburu-buru.
c)Bangkitkan kepercayaan.
d)Memahami pentingnya bahasa.
e)Menhormati budaya.
f)Memahami unsur-unsur budaya.

Budaya juga sangat mempengaruhi semua fungsi bisnis misalnya dalam pemasaran, beraneka ragam sikap dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk mengunakan bauran pemasaran yang sama disemua pasar. Begitu juga dalam manajemen sumber daya manusia, budaya nasional merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer, serta dalam produksi dan keuangan faktor budaya sangat berpengaruh dalam kegiatan produksi dan keuangan.

2.6 Hambatan hambatan dalam melaksanakan bisnis internasional

Pelaksanakan bisnis internasional memiliki hambatan yang jauh lebih besar ketimbang di pasar  domestik. Negara lain pasti punya kepentingan tersendiri untuk menghambat terlaksananya transaksi bisnis internasional. Selain itu kebiasaan atau budaya negara lain tentu saja akan berbeda dengan  negeri sendiri. Oleh karena itu, ada beberapa hambatan dalam memasuki bisnis internasional yaitu:

1. Batasan kuota dan tarif bea masuk:
Batasan kuota dalam bisnis internasional adalah apabila ada suatu negara yang tidak memperbolehkan transfer barang dalam jumlah yang besar. Sementara tarif bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor.

2. Perbedaan bahasa, sosial budaya/cultural:
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun tulis.  Pengaruh sosial budaya dalam bisnis internasional contohnya: Indonesia sebagai Negara berpenduduk mayoritas Islam, pasti menolak kehadiran Perusahaan Internasional yang menjual makanan haram,  semisal babi. Selain itu dalam hal busana, Perusahaan fashion tidak akan memasarkan produk bikini dan pakaian terbuka lainnya karena tidak cocok dengan kultur masyarakat Indonesia yang berpakaian sopan dengan ciri khas busana yang tertutup.

3. Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan:
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis antar kedua Negara tersebut. Ketentuan hukum ataupun perundang-undangan yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis  internasional

4. Hambatan operasional:
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah operasional, antara lain:
>Transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain.
> Peraturan atau kebijakan Negara lain, dalam bentuk proteksi yaitu: usaha melindungi industri-industri di dalam negeri agar tidak disaingi oleh industri-industri dari luar negeri yang masuk ke dalam negara tersebut.
> Perbedaan tingkat upah:
Dapat dicontohkan apabila ada perusahaan multinasional yang dalam perluasan usahanya ke suatu Negara, memberikan upah kepada karyawannya  terlalu kecil dikarenakan berbagai hal semisal kurs mata uang.

Hambatan Perdagangan Internasional

Setiap negara selalu menginginkan perdagangan yang dilakukan antarnegara dapat berjalan dengan lancar.Namun, terkadang kegiatan perdagangan antarnegara juga mengalami beberapa hambatan. Hambatan-hambatan inilah yang dapat merugikan negara-negara yang
melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan internasional.

a. Perbedaan Mata Uang Antarnegara
Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda.Perbedaan inilah yang dapat menghambat perdagangan antarnegara.Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda.Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional.

b . Kualitas Sumber Daya yang Rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional.Mengapa? Karena jika sumber daya manusia rendah,maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik.

c . Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabilamembayarnya dilakukan secara langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer ataumenggunakan L/C.


d . Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara
Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya sendiri. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.

e . Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu, kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini dapatmenyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.

f . Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi.Tujuan organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara anggotanya.Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan Negara Negara anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Lingkungan internasional meliputi kegiatan dan masalah perekonomian dunia.Keadaan perekonomian nasional menjadi saling terpengaruh dan saling tergantung pada masalah-masalah internasional.Perdagangan internasional timbul akibat interaksi antara dua Negara atau lebih yang menghasilkan kerjasama antara Negara tersebut.Perbedaan barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara sebagai salah satu factor terjadinya perdagangan internasional.Adanya spesialisasi usaha yang disertai dengan pertukaran barang-barang, menyebabkan penduduk masing-masing Negara mendapatkan standar hidup yang lebih tinggi daripada mereka memenuhi sendiri semua kebutuhannya.
Tentunya, dalam menjalankan bisnis internasional ini masing-masing Negara yang terlibat tersebut memiliki keunggulan-keunggulan terhadap produk yang ia tawarkan ke berbagai Negara dan tentunya masing-masing Negara memiliki keunggulannya masing-masing.
Timbulnya bisnis iternasional karna Revolusi Informasi dan Transportasi,Interdependensi Kebutuhan,Perbedaan Hasil Produksi,Perbedaan Harga Barang,Adanya Keinginan untuk Meningkatkan ProduktivitasLalu terdapat 3 bentuk bentuk keunggulan bersaing yaitu Keunggulan absolute (absolute advantage)Keunggulan komperatif (comparative advantage), Keunggulan Bersaing Nasional. Dan neraca ekspor impor atau biasa di sebut Neraca Perdagangan adalah perbedaan antara nilai ekspor dan impor suatu negara pada periode tertentu, diukur menggunakan mata uang yang berlaku lalu Nilai tukar yang didefinisikan oleh salah satu ilmuana yaitu Abimanyu mengatakan harga mata uang suatu negara relative terhadap mata uang negara lain.Karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang, maka titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi penawaran dan permintaan dari kedua mata uang tersebut,apa saja tahap tahap untuk memasuki bisnis Ekspor insidentil,ekspor aktif (Purchasing), penjualan lisensi,franchising,pemasaran di luar negeri,produksi dan pemasaran di luar negeri,jika kita melakukan bisnis internasional kita akan menghadapi berbagai hambatan sepertiperbedaan mata uang antarnegara, kualitas sumber daya yang rendah,pembayaran antarnegara sulit dan risikonya besar,adanya kebijaksanaan impor dari suatu negara,terjadinya perang,adanya organisasi-organisasi ekonomi regional.
Saran
Dalam menjalankan sebuah bisnis internasional tentu saja melibatkan sebuah Negara dan terjadi interaksi didalamnya makin mempererat hubungan antar Negara.Menjalankan bisnis internasional dengan memperhatikan etika-etika bisnis yang ada. Memperhatikan bagaimana cara memulai perdagangan internasional. Selalu membaca trend yang ada di pasar internasional.
DAFTAR PUSTAKA
http://ahdasaifulaziz.blogspot.co.id/2011/06/pengaruh-kebudayaan-terhadap-bisnis.html







MAKALAH RISET,PROSES,PENGUKURAN DAN PERAMALAN PEMASARA



KATA  PENGANTAR

           Segala puji bagi Allah SWT Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu PEMASARAN tentang “RISET,PROSES,PENGUKURAN DAN PERAMALAN PEMASARAN” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Riset,Proses,Pengukuran dan Peramalan pemasaran” yang sangat bermanfaat untuk pengetahuan pemasaran. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing penyusun.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
 Terimakasih.

                                                                            Malang, Oktober 2017
                                              
                                                                                    Tim Penyusun




DAFTAR ISI
HALAMANSAMPUL ..................................................................................... 1
KATAPENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTARISI ..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .............................................................................................. 4

1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………….4

1.3  Tujuan…………………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Riset Pemasaran ............................................................................................. 5
2.2Proses Riset Pemasaran.................................................................................. 7
2.3   Pengukuran Pemasaran……………………….....……………………….…...9
2.4  Peramalan Pemsaran.......................................................................................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 16
3.2 Saran ..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..17




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.
Dengan pengertian hal tersebut, maka pemasaran diperlukan beberapa proses. Beberapa diantaranya adalah riset pemasaran, pengukuran pemasaran, dan peramalan pemasaran. Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan pembaca bisa mengetahui apa itu riset pemasaran, pengukuran pemasaran, dan peramalan pemasaran.

1.1  Rumusan Masalah

-          Apa yang dimaksud dengan riset pemasaran ?
-          Bagaimana proses riset pemasaran teersebut ?
-          Apa yang dimaksud dengan pengukuran pemasaran ?
-          Apa yang dimaksud dengan peramalan pasar ?

1.2  Tujuan

-          Untuk mengetahui maksud dari riset pemasaran
-          Untuk mengetahui bagaimana proses dari riset pemasaran tersebut
-          Untuk mengetahui maksud dari pengukuran pemasaran
-          Untuk mengetahui maksud dari peramalan pasar



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RISET PEMASARAN
Riset pemasaran merupakan kegiatan penelitian dalam bidang pemasaran. Riset pemasaran harus dilakukan secara sistematis, yakni mulai dari perumusan masalah, perumusan tujuan dari riset pemasaran, pengumpulan data, pengolahan data, hingga interpretasi dari hasil riset pemasaran yang diperoleh. Riset pemasaran dilakukan sebagai upaya memberi masukan bagi pihak manajemen. Dengan adanya riset pemasaran, pihak manajemen akan mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki dan strategi pemasaran apa yang masih konkrit dilakukan untuk merebut peluang. 
Banyak orang yang seringkali masih rancu dengan istilah riset pemasaran. Riset pemasaran (marketing research) seringkali masih disamakan dengan riset pasar (market research), padahal keduanya merupakan istilah yang berbeda. Riset pasar berfokus pada pasar yang telah ditentukan secara spesifik. Sementara itu, riset pemasaran memiliki arti yang lebih luas. Riset pemasaran tidak hanya terpaku pada aspek pasar atau produk, namun juga mencangkup hal-hal di luar itu. Singkatnya, riset pasar bisa disebut sebagai bagian dari riset pemasaran. 
RISET PEMASARAN MENURUT PARA AHLI
Selain pengertian riset pemasaran secara umum, para ahli pun memiliki pendapatnya sendiri mengenai definisi riset pemasaran. Philip Kotler yang dikenal sebagai salah satu guru pemasaran dunia mendefinisikan riset pemasaran sebagai perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi oleh perusahaan. 
Sementara itu, praktisi riset Robby Susatyo memiliki pendapatnya sendiri mengenai riset pemasaran. Robby Susatyo mendefinisikan riset pemasaran sebagai suatu identifikasi yang objektif dan sistematis, yang dilanjutkan dengan pengumpulan. analisis, dan perangkaian informasi yang bertujuan untuk memperbaiki pengambilan keputusan yang berkaitan solusi masalah dan penemuan peluang dalam proses pemasaran. 
Selain para ahli, beberapa badan dan organisasi dunia juga memiliki definisi sendiri untuk riset pemasaran. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan masyarakat umum dengan pemasar melalui informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peluang dan masalah pemasaran; merumuskan, menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan pemasaran; memantau kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman mengenai pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif. 



FUNGSI RISET PEMASARAN
Riset pemasaran merupakan sebuah langkah penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk membantu menyusun perencanaan pemasaran. Program pemasaran pada tahun yang baru biasanya turut dipengaruhi oleh hasil riset pemasaran yang dilakukan perusahaan di akhir tahun. Riset pemasaran dapat diibaratkan sebagai mata dan telinga perusahaan untuk mengetahui bagaimana pandangan dan keinginan konsumen terhadap perusahaan. Riset pemasaran memiliki tiga fungsi utama bagi perusahaan, yaitu: 
A. Evaluating
Fungsi riset pemasaran yang pertama adalah evaluating. Riset pemasaran yang dilakukan untuk fungsi ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi program-program pemasaran yang telah dilakukan sebelumnya. Fungsi evaluating dalam riset pemasaran ini juga termasuk ketika perusahaan ingin melakukan review terhadap brand positioning dibandingkan dengan produk pesaing. 
B. Understanding
Fungsi riset pemasaran kedua adalah understanding. Fungsi riset pemasaran ini menekankan pada tujuan untuk memahami konsumen sebagai salah satu insight atau masukan yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan memahami konsumen, perusahaan akan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keluhan konsumen. Dalam menjalankan funsi ini, riset pemasaran yang dilakukan biasanya adalah riset yang menggambarkan potret kebiasaan dan perilaku konsumen serta harapan dan keluhan mereka terhadap produk. 
C. Predicting
Fungsi riset pemasaran ketiga adalah predicting. Fungsi riset pemasaran yang terakhir ini merupakan fungsi yang sebenarnya paling sulit untuk dilakukan. Dunia ini penuh dengan ketidakpastian, sehingga prediksi yang dilakukan dalam riset pemasaran sangatlah beresiko karena sifatnya yang sangat relatif. Ketika sebuah brand ingin membidik pasar baru, maka riset pemasaran selalu dijadikan bahan acuan utama. Begitupun ketika perusahaan ingin menyusun strategi pemasaran baru, riset pemasaran masih menjadi penilaian utama.           

JENIS RISET PEMASARAN
Riset pemasaran dapat diklarifikasikan ke dalam tiga kelompok berdasarkan tujuannya. Meskipun begitu, kategorisasi ini sebenarnya tidak mutlak. Riset pemasaran dapat pula dilakuakan dengan bentuk kombinasi dari ketiganya. Ketiga jenis riset pemasaran tersebut adalah: 
A. Problem Solving Research
Problem solving research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk mengidentifikasi serta memecahkan permasalahan yang sering terjadi dalam pemasaran. Riset pemasaran jenis ini berorientasi pada masa lalu, artinya masalah pemasaran yang pernah terjadi diidentifikasi dan dievaluasi kembali. Proses identifikasi dan evaluasi ini diharapkan akan mampu membantu perusahaan untuk mendapatkan solusi serta mencegah terulangnya kesalahan di masa depan. 
B. Controlling Research
Controlling research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk pengawasan atau pengendalian proses bisnis serta pemasaran yang sedang terjadi. Riset pemasaran yang dilakukan secara reguler akan mampu menjaga kinerja proses bisnis dan pemasaran. Harapannya, riset pemasaran yang dilakukan secara berkala akan mampu menghasilkan zero deffect dalam perusahaan. 
C. Planning Research
Planning research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk mendapatkan informasi sebagai panduan dalam merencanakan kegiatan pemasaran. Sebuah perencanaan bisnis atau pemasaran memerlukan informasi dari riset pemasaran untuk dapat mengukur secara tepat target serta strategi yang hendak disusun. Tanpa riset pemasaran, maka perencanaan yang disusun bisa jadi tidak tepat sasaran dan justru berpotensi merugikan perusahaan. 
2.2 PROSES RISET PEMASARAN
Riset pemasaran merupakan sebuah riset yang penting dilakukan untuk membantu perusahaan memahami konsumen dan juga pesaingnya. Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk hati-hati dalam melakuakn riset pemasaran. Kesalahan yang dilakukan dalam riset pemasaran dapat memengaruhi hasil riset yang berdampak pada melesetnya perencanaan pemasaran. 
Riset pemasaran merupakan riset yang menggunakan metode sistematik serta objektif. Sistematik dan objektif yang dimaksud dalam hal ini adalah riset pemasaran menggunakan beberapa tahap dengan kesatuan logis sehingga hasil dari riset pemasaran dapat diterima dan dipahami oleh semua pihak. 
Berikut ini adalah langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam riset pemasaran. Langkah ini bukanlah tahapan yang mutlak, namun hanya sebagai kerangka yang dapat memudahkan pelaksanaan riset pemasaran. 
A.    PENENTUAN MASALAH (Problem Definition)
Tahap ini dilakukan dalam proses riset pemasaran adalah merumuskan masalah, menentukan tujuan penelitian, menentukan latar belakang yang sesuai, informasi apa saja yang diperlukan, bagaimana informasi tersebut dipergunakan untuk pengambilan keputusan.
Tahap ini meliputi juga rencana wawancara dengan pengambilan keputusan, industry expert, analisis data sekunder, atau melaksanakan kegiatan riset yang bersifat kualitatif (focus group.



B.     PERUMUSAN TEORI
ada tahap ini dilakukan kegiatan formulasi lebih detail dibandingkan dengan tahap sebelumnya yakni tahap penentuan masalah, pada tahap ini anda perlu melakukan perincian pada teori yang dipergunakan dalam melakukan penyelesaian masalah, riset pertanyaan yang akan membantu menjawab penyelesaian dari masalah, hipotesis, indentifikasi karakteristik atau faktor yang mempengaruhi desain penelitian.

Dalam melakukan perincian pada tahap ini, anda bisa melakukan abstraksi sebelumnya. artinya anda bisa kerjakan di oret oretan sebelum melaksanakan perumusan teori


C.     FORMULASI DESAIN RISET
Pada tahapan ini yaitu membuat kerangka untuk melaksanakan penelitian , pada tahap ini pula akan memang secara rinci prosedur untuk pengumpulan data, cara menguji hipotesa, kemungkinan jawabah terhadap riset, sampai dengan model analisis yang dipergunakan. kegiatan dalam tahap ini yaitu sebagai berikut :
1.      Analisis data sekunder
2.      Penelitian Kualitatif
3.      Metode Pengumpulan data kuantitatif
4.      Definisi informasi yang dibutuhkan
5.      Cara pengukuran
6.      Desain Kuesioner
7.      Proses pengambilan sampel dan sampel size
8.      Rencana analisis data

D.    PENGUMPULAN DATA
Pada tahap ini yaitu tahap yang mana mengumpulkan semua data yang diperoleh dari hasil formulasi, data primer dan sekunder. salah satu cara untuk mengumpulkan data primer yakni dengan wawancara pribadi baik melakukannya lewat telepon atau dengan tatap muka langsung. sedangkan untuk mendapatkan data sekunder yaitu dengan melakukan pencarian melalui perpustakaan, internet, majalah dan lain sebagainya.
Dapat di ketahui perbedaan antara keduanya, primer yaitu pengumpulan atau secara langsung sedangkan sekunder melalui perantara seperti buku.

E.     PERSIAPAN DAN ANALISIS DATA
Persiapan data meliputi editing, koding, transkrip dan verifikasi. masing-masing kuesioner atau hasil observasi diedit dan dikoding kemudian data tersebut di transkrip atau dimasukkan ke dalam komputer. selanjutnya dilaksanakan verifikasi atau pengecekan kembali apakah data yang asli sudah benar terekam, dan sesuai dengan rencana metode analisis yang telah disusun. kemudian data dianalisa atau dianalisis.


F.      PEMBUATAN LAPORAN DAN PRESENTASI
Hasil dokmentasi dan penelitian mulai dari tahap pertama hingga tahap kelima, didokumentasikan atau di rekap dalam bentuk laporan hasil penelitian dengan sistematika yang teratur mulai dari indetifiasi masalah atau penentuan masalah, pendekatan yang digunakan atau teori yang digunakan, desain penelitian, pengumpulan data, analisa data, serta temuan yang diperoleh. semua disajikan untuk proses pengambilan keputusan.  setelah itu diperinci lagi untuk dibuat sebuah presentasi dalam bentuk tabel, diagram, teks tentunya dengan menggunakan media gambar dan video atau animasi yang menarik sehinggal data anda dapat diterima dengan baik oleh yang lain.

2.3 PENGUKURAN PEMASARAN
Pengukuran adalah proses, cara perbuatan mengukur yaitu suatu proses sistimatik dalam menilai dan membedakan sesuatu obyek yang diukur atau pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu. Pengukuran tersebut diatur menurut kaidah-kaidah tertentu. Kaidah-kaidah yang berbeda menghendaki skala serta pengukuran yang berbeda pula. Misalnya, orang dapat digambarkan dari beberapa karakteristik : umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, tingkat pendapatan.Pengukuran merupakan aturan-aturan pemberian angka untuk berbagai objek sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili kualitas atribut.
Terdapat empat jenis skala yang dapat digunakan untuk mengukur atribut, yaitu: skala nominal, skala ordinal,skala interval, dan skala ratio.
a.       Skala Nominal
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka dikenakan untuk objek ataukelas objek untuk tujuan identifikasi.Skala nominal hanya melakukan kategorisasi/identifikasi variabel yang diukur.
 Satu kategori dengan kategori lain tidak dapat diurutkan berdasarkan tingkatan.Nomor jaminan social seseorang, nomor punggung pemain sepakbola, loker, dan lain-lain adalah suatu skala nominal.
Demikian juga, jika dalam suatu penelitian tertentu pria diberikan kode 1 dan wanita mendapat kode 2, untuk mengetahui jenis kelamin seseorang adalah melihat apakahorang ini berkode 1 atau 2. Angka-angka tersebut tidak mewakili hal lain kecuali jenis kelamin seseorang. Wanita, meskipun mendapat angka yang lebih tinggi, tidakberarti “lebih baik” dibanding pria, atau “lebih banyak” dari pria. Kita boleh sajamembalik prosedur pemberian kode sehingga wanita berkode 1 dan pria berkode 2.
Alat analisis yg bisa dipakai adalah Uji Kai Kuadrat (chi-square). Korelasi juga dapat dihitung dengan menggunakan Koefisien Kontigensi C.
Kategori variabel harus Exclusively Independent yang artinya satu objek atau subjek penelitian hanya masuk pada satu kategori.
Contoh: Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yang bersifat kategorikal dapat diberi symbol angka-angka sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan tidak diberi angka 2.

b.      Skala Oridinal
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka dikenakan terhadap data berdasarkan urutan dari objek. Disini angka 2 lebih besar dari 1, bahwa angka 3 lebih besar dari 2 maupun 1. Angka 1, 2, 3, adalah berurut, dan semakin besar angkanya semakin besar propertinya.
Contoh, angka 1 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 2 untuk tahun kedua, 3 untuk tahun ketiga, dan 4 untuk mahasiswa senior. Namun kita juga bisa memakai angka 10 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 20 untuk tahun kedua, 25 untuk tahun ketiga, dan 30 untuk mahasiswa senior. Cara kedua ini tetap mengindikasikan level kelas masing-masing mahasiswa dan relativestanding dari dua orang, yaitu siapa yang terlebih dahulu kuliah.
Dalam skala ordinal, berlaku postulat :
Bila a > b, dan b > c dengan sendirinya a > c

c.       Skala Interval
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka-angka yang dikenakan memungkinkan kita untuk membandingkan ukuran dari selisih antara angka-angka.Selisih antara 1 dan 2 setara dengan selisih antara 2 dan 3, selisih antara 2 dan 4 duakali lebih besar dari selisih antara 1 dan 2.
 Contoh adalah skala temperature,
Misalnya temperature yang rendah pada suatu hari adalah 400 F dan temperature yang tinggi adalah 800 F. Disini kita tidak dapat mengatakan bahwa temperature yang tinggi dua kali lebih panas dibandingkan temperature yang rendah karena jika skala Fahrenheit menjadi skala Celsius, dimana C = (5F – 160) / 9, sehingga temperature yang rendah adalah 4,4o C dan temperature yang tinggi adalah 26,6o C.

d.      Skala Ratio
Salah satu jenis pengukuran yang memiliki nol alamiah atau nol absolut, sehingga memungkinkan kita untuk membandingkan magnitude angka-angka absolut.Skala Rasio memiliki kekuatan skala nominal, skala ordinal dan skala interval, plus satu kelebihan yaitu datanya dapat diperbandingkan secara absolut.
Contoh : tinggi badan Dito 160 cm dan tinggi badan Resha 80 cm, maka kita bisa mengatakan bahwa tinggi badan Dito 2 kali lipat tinggi badan Resha.
Contoh lain yg dapat dibandingkan : berat badan, jarak antarkota, luas daerah, besarnya pendapatan, usia, frekuensi belanja, dan lain-lain.
Pada skala rasio, angka-angka pada skala pengukuran menunjukkan besaran sesungguhnya (objektif). Sedangkan  pada skala interval angka-angka pada skala tidak objektif melainkan subjektif.
TABEL 1 : SKALA PENGUKURAN
Skala
Perbandingan Dasarª
Contoh Aya yg Biasanya Diukur
Rata-rataº
Nominal
Identitas
Pria / Wanita
Pengguna/non-pengguna
Pekerjaan
Nomor Seragam
Modus
Ordinal
Urutan
Preferensi terhadap Merek
Kelas Sosial
Kekerasan dari mineral
Kelas-kualitas dari kayu
Modus
Median
Interval
Perbandingan Interval
Skala temperatur
Rata-rata Indeks Prestasi
Sikap terhadap Merek
Mean
Rasio
Perbandingan Magnitude Absolut
Jumlah unit yg terjual
Jumlah pembeli
Probabilitas pembelian
Berat
Mean Geometrik
Mean Harmonik

ªSemua perbandingan yg berlaku untuk skala tertentu sebetulnya juga berlaku untuk semua skala diatasnya dalam tabel. Sbg contoh skala rasio bisa digunakan untuk membandingkan interval dan menentukan urutas serta identitas, selain untuk membandingkan magnitude absolut

ºUkuran rata-rata yg berlaku untuk skala tertentu juga berlaku untuk semua skala di bawahnya dalam tabel, sebagai contoh modus jg merupakan ukuran rata-rata yg berguna meskipun skalanya ordinal, interval atau rasio




TABEL 2 : PERBANDINGAN SIFAT SKALA
SIFAT
NOMINAL
ORDINAL
INTERVAL
RASIO
Membedakan 
Ya
Ya
Ya
Ya
Urutan (<,>)
-
Ya
Ya
Ya
Jarak (+.-)
-
-
Ya
Ya
Nol Mutlak (x,:)
-
-
-
Ya

MENGUKUR PRODUKTIVITAS PEMASARAN
Salah satu tugas terpenting dalam riset pemasaran adalah menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan pemasaran. Kini semakin banyak pemasar yang harus bertanggung jawab atas investasi mereka dan harus dapat menjustifikasi pengeluaran pemasaran kepada manajemen senior. Salah satu survey pada pemasar termuka AS mengungkapkan bahwa sekitar setengah pemasar tidak puas dengan kemampuan mereka mengukur tingkat pengembalian investasi pemasaran mereka. Survey lain mengungkapkan bahwa 63% manajemen senior tidak puas dengan sistem pengukuran kinerja pemasaran mereka dan ingin pemasaran dapat memasok perkiraan dampak sebelum dan sesudah program pemasaran dilakukan.
Riset pemasaran dapat membantu pemasar mengatasi kebutuhan akuntabilitas yang semakin besar ini. Dua pendekatan komplementer untuk mengukur produktivitas pemasaran adalah  : (1) Ukuran pemasaran untuk menilai pengaruh pemasaran dan (2) Pemodelan bauran pemasaran untuk mengestimasi hubungan sebab akibat dan mengukur bagaimana kegiatan pemasaran mempengaruhi hasil. Papan kendali (dashboard) pemasaran adalah cara terstruktur untuk mendiseminasikan pandangan yang dikumpulkan dari dua pendekatan ini dalam organisasi.

UKURAN PEMASARAN
Pemasar menerapkan beragam ukuran untuk menilai pengaruh pemasaran. Ukuran pemasaran adalah sejumlah ukuran yang membantu pemasar menghitung, membandingkan, dan menerjemahkan kinerja pemasaran mereka. Ukuran pemasaran dapat digunakan oleh manajer merek untuk menjustifikasikan dan merancang program pemasaran dan oleh manajemen senior untuk memutuskan alokasi keuangan

PEMODELAN BAURAN PEMASARAN
Akuntasbilitas pemasaran juga berarti bahwa pemasar harus memperkirakan pengaruh berbagai investasi pemasaran secara lebih tepat. Model bauran pemasaran menganalisis data dari beragam sumber, seperti data pemindai pengecer, data pengiriman perusahaan, penetapan harga, media, dan data belanja promosi, untuk memahami pengaruh kegiatan pemasaran tertentu secara lebih tepat. Untuk memperdalam pemahamannya, pemasar dapat mengadakan analisis multivarian, seperti analisis regresi, untuk memilah bagaimana setiap elemen pemasaran mempengaruhi hasil pemasaran (seperti penjualan merek atau pangsa pasar)
Paling populer di kalangan pemasar barang kemasan seperti Procter, Gamble, Clorox, dan Colgate, temuan dari pemodelan bauran pemasaran ini membantu pemasar mengalokasikan atau mengalokasikan kembali pengeluaran. Analisis mengekplorasi bagian mana dari anggaran iklan yang terbuang percuma, beberapa tingkat pengeluaran yang optimal, dan beberapa seharusnya tingkat investasi yang minimum
Meskipun pemodelan bauran pemasaran membantu mengisolasi pengaruh, pemodelan ini tidak efektif untuk menilai cara kerja gabungan berbagai elemen pemasaran. Dave Reibstein dari Wharton juga mencatat 3 kelemahan lainnya :
1.      Pemodelan bauran pemasaran berfokus pada pertumbuhan tambahan dan bukan pada penjualan dasar atau pengaruh jangka panjang
2.      Walau sangat penting, pemaduan ukuran seperti kepuasaan pelanggan, kesadaran, dan ekualitas merk ke dalam pemodelan bauran pemasaran terbatas.
3.      Pemodelan bauran pemasaran biasanya gagal memasukkan ukuran yang berhubungan dengan pesaing, perdagangan, atau tenaga penjual (rata-rata pengeluaran bisnis lebih tinggi pada tenaga penjual dan promosi dagang dibandingkan pada promosi iklan atau promosi konsumen)

PAPAN KENDALI
Perusahaan juga menerapkan proses dan sistem organisasi untuk memastikan bahwa mereka memaksimalkan nilai dari semua ukuran yang berbeda ini. Manajemen dapat merangkai rangkuman ukuran internal dan eksternal yang relevan dalam papan kendali (dashboard) pemasaran untuk sistesis dan interpretasi. Papan kendali pemasaran mirip dengan panel instrumen dalam mobil atau pesawat, yang secara visual menampilkan indikator real-time untuk memastikan fungsi yang tepat. Bagaimanapun juga, papan kendali pemasaran hanya sebaik informasi yang menjadi dasarnya, tetapi alat visualisasi canggih ini dapat membuat data lebih berbicara demi meningkatkan pemahaman dan analisis.
Beberapa perusahaan juga menunjuk controller atau pengendali pemasaran untuk meninjau item anggaran dan pengeluaran. Dewasa ini, semakin banyak pengendali yang menggunakan piranti lunak intelenjen bisnis untuk menciptakan versi papan kendali pemasaran digital yang mengumpulkan dara dari sumber internal dan eksternal yang tidak sama.
Sebagai masukan (input) bagi papan kendali pemasaran, perusahaan harus memasukkan dua kartu nilai utama yang berbasis pasar, yang mencerminkan kinerja dan memberikan kemungkinan tanda peringatan dini.
·         Kartu nilai kinerja pelanggan mencatat seberapa baik kinerja perusahaan selama bertahun-tahun berdasarkan ukuran berbasis pelanggan. Manajemen harus menetapkan norma bagi setiap ukuran dan mengambil tindakan ketika mereka mendapati hasilnya keluar dari batasan.
·         Kartu nilai kinerja pemangku kepentingan (stakeholder) : melacak kepuasan berbagai konstituen yang mempunyai kepentingan kritis dan dampaknya bagi kinerja perusahaan yaitu karyawan, pemasok, bank, distributor, pengecer, dan pemegang saham. Sekali lagi, manajemen harus bertindak ketika satu atau lebih kelompok terlihat meningkat atau berada di atas tingkat ketidakpuasan normal.

2.3 PERAMALAN PASAR (MARKET FORECAST)

A.     POTENSI PASAR
Peramalan pasar memperlihatkan permintaan pasar yang diduga, bukan permintaan pasar maksimum. Untuk permintaan pasar maksimum, kita harus memvisualisasikan tingkat permintaan pasar yang dihasilkan dari tingkat perngeluaran pemasaran industri yang sangat tinggi, suatu batasan dimana peningkatan lebih lanjut dalam usaha pemasaran hanya akan memberikan sedikit pengaruh dalam mendorong permintaan selanjutnya.

Potensi pasar (market forecast) adalah batas yang didekati oleh permintaan pasar ketika pengeluaran pemasaran industri mendekati tingkat tak terbatas untuk suatu lingkungan pemasaran.

Perusahaan yang tertarik pada potensi pasar mempunyai minat khusus dalam presentase penetrasi produk, yaitu persentase kepemilikan atau penggunaan produk atau jasa dalam populasi. Perusahaan mengansumsikan bahwa semakin rendah persentase penetrasi produk, semakin tinggi potensi pasar, meskipun hal ini mengansumsikan bahwa semua orang pada akhirnya akan berada di pasar untuk setiap produk.


B.     PERMINTAAN PERUSAHAAN
Permintaan perusahaan (company demand) adalah pangsa permintaan pasar yang diperkirakan perusahaan pada tingkat alternatif dari usaha pemasaran perusahaan dalam suatu periode waktu. Permintaan perusahaan bergantung pada bagaimana persepsi konsumen terhadap produk, jasa, harga, dan komunikasi perusahaan relatif terhadap pesaing. Jika hal lainnya sama, pangsa pasar peusahaan akan tergantung pada skala relatif dan efektivitas pengeluaran pasar. Pendiri model perusahaan telah mengembangkan fungsi respons penjualan untuk mengukur bagaimana penjualan perusahaan dipengaruhi oleh tingkat pengeluaran pemasarannya, bauran pemasaran, dan efektivitas pemasaran.


C.     PERAMALAN PENJUALAN PERUSAHAAN
Peramalan penjualan perusahaan (company sales forecast) adalah tingkat penjualan perusahaan yang diharapkan berdasarkan rencana pemasaran terpilih dan lingkungan pemasaran yang diasumsikan.

Urutan peramalan sampai perencanaan berlaku berdasarkan jika peramalan diartikan sebagai perkiraan kegiatan eknomi nasional, atau jika permintaan perusahaan tidak dapat diperluas. Tetapi, urutan itu tidak berlaku jika permintaan pasar dapat diperluas atau jika peramalan diartikan sebagai perkiraan penjualan perusahaan. Peramalan penjualan perusahaan tidak menetapkan dasar untuk memutuskan berupa uang yangbharus dihabiskan untuk pemasaran. Sebaliknya, peramalan penjualan justru merupakan hasil rencana pengeluaran pemasaran yang diasumsikan.

Dua konsep lain yang penting adalah konsep berikut.
·         Kuota penjualan (sales quota) adalah tujuan penjualan yang ditetapkan untuk lini produk, divisi peursahaan, atau perwakilan penjualan. Kuota penjualan terutama merupakan alat manajerial untuk mendefinisikan dan mestimulasi usaha pemasaran. Biasanya kuota penjualan ditetapkan sedikit lebih tinggi daripada perkiraan penjualan untuk lebih mendorong usaha tenaga penjualan.

·         Anggaran penjualan (sales budget) adalah perkiraan konservatif tentang volume penjualan yang diharapkan, anggaran ini terutama dipakai untuk membuat keputusan pembelian, produksi, dan arus kas saat ini. Anggaran penjualan didasarkan pada peramalan penjualan dan kebutuhan  untuk menghindari risiko belebihan dan anggaran ini biasanya sedikit lebih rendah dibandingkan peramalan penjualan.


D.    POTENSI PENJUALAN PERUSAHAAN
Potensi penjualan perusahaan (company sales potential) adalah batas penjualan yang didekati oleh permintaan perusahaan ketika usaha pemasaran perusahaan meningkat relatif terhadap usaha pesaing. Batas absolut permintaan perusahaan adalah potensi pasarnya. Keduanya akan sama jika perusahaan mendapatkan 100% pasar. Dalam sebagian besar kasus, potensi penjualan perusahaan kurang dari potensi pasar, bahkan ketika pengeluaran pemasaran perusahaan meningkat dengan tajam. Setiap pesaing mempunyai pembeli yang sangat setia yang sangat tidak responsif terhadap usaha perusahaan lain untuk membujuk mereka.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Ketika akan melakukan pemasaran maka harus dilakukan riset pasar secaara mendalam agar mendapatkan data penelitian pasar yang valid. Lalu melakukan pengukuran pasar dengan melakukan pengukuran pasar akan mendapatkan angka angka statistik pasar yg bisa dijadikan acuan untuk mengatur kuantitas produk. Lalu melakukakn peramalan berdasarkan data masa lalu agar bisa dijadikan sebagai acuan pemasaran masa depan sehingga bisa menemukan inovasi terbaru dalam hal pemasaran dan bisa memuaskan pelanggan serta menguntungkan perusahaan.

3.2  Saran
Sebelum melakukan pemasaran penulis makalah ini menyarankan agar teliti dalam memasarkan sesuatu dan penulis makalah telah menuliskan cara yang benar sebelum melakukan pemasaran agar pembaca tidak mengalami kerugian dalam memasarkan sesuatu. “TALK LESS DO MORE”


3

DAFTAR PUSTAKA


Kotler, Philips. dan Keller, Kelvin Lane.2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger