Selasa, 30 Januari 2018

MAKALAH RISET,PROSES,PENGUKURAN DAN PERAMALAN PEMASARA


KATA  PENGANTAR

           Segala puji bagi Allah SWT Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu PEMASARAN tentang “RISET,PROSES,PENGUKURAN DAN PERAMALAN PEMASARAN” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Riset,Proses,Pengukuran dan Peramalan pemasaran” yang sangat bermanfaat untuk pengetahuan pemasaran. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing penyusun.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
 Terimakasih.


                                                                            Malang, Oktober 2017
                                              
                                                                                    Tim Penyusun




DAFTAR ISI
HALAMANSAMPUL ..................................................................................... 1
KATAPENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTARISI ..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .............................................................................................. 4

1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………….4

1.3  Tujuan…………………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Riset Pemasaran ............................................................................................. 5
2.2Proses Riset Pemasaran.................................................................................. 7
2.3   Pengukuran Pemasaran……………………….....……………………….…...9
2.4  Peramalan Pemsaran.......................................................................................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 16
3.2 Saran ..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..17




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.
Dengan pengertian hal tersebut, maka pemasaran diperlukan beberapa proses. Beberapa diantaranya adalah riset pemasaran, pengukuran pemasaran, dan peramalan pemasaran. Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan pembaca bisa mengetahui apa itu riset pemasaran, pengukuran pemasaran, dan peramalan pemasaran.

1.1  Rumusan Masalah

-          Apa yang dimaksud dengan riset pemasaran ?
-          Bagaimana proses riset pemasaran teersebut ?
-          Apa yang dimaksud dengan pengukuran pemasaran ?
-          Apa yang dimaksud dengan peramalan pasar ?

1.2  Tujuan

-          Untuk mengetahui maksud dari riset pemasaran
-          Untuk mengetahui bagaimana proses dari riset pemasaran tersebut
-          Untuk mengetahui maksud dari pengukuran pemasaran
-          Untuk mengetahui maksud dari peramalan pasar



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RISET PEMASARAN
Riset pemasaran merupakan kegiatan penelitian dalam bidang pemasaran. Riset pemasaran harus dilakukan secara sistematis, yakni mulai dari perumusan masalah, perumusan tujuan dari riset pemasaran, pengumpulan data, pengolahan data, hingga interpretasi dari hasil riset pemasaran yang diperoleh. Riset pemasaran dilakukan sebagai upaya memberi masukan bagi pihak manajemen. Dengan adanya riset pemasaran, pihak manajemen akan mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki dan strategi pemasaran apa yang masih konkrit dilakukan untuk merebut peluang. 
Banyak orang yang seringkali masih rancu dengan istilah riset pemasaran. Riset pemasaran (marketing research) seringkali masih disamakan dengan riset pasar (market research), padahal keduanya merupakan istilah yang berbeda. Riset pasar berfokus pada pasar yang telah ditentukan secara spesifik. Sementara itu, riset pemasaran memiliki arti yang lebih luas. Riset pemasaran tidak hanya terpaku pada aspek pasar atau produk, namun juga mencangkup hal-hal di luar itu. Singkatnya, riset pasar bisa disebut sebagai bagian dari riset pemasaran. 
RISET PEMASARAN MENURUT PARA AHLI
Selain pengertian riset pemasaran secara umum, para ahli pun memiliki pendapatnya sendiri mengenai definisi riset pemasaran. Philip Kotler yang dikenal sebagai salah satu guru pemasaran dunia mendefinisikan riset pemasaran sebagai perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi oleh perusahaan. 
Sementara itu, praktisi riset Robby Susatyo memiliki pendapatnya sendiri mengenai riset pemasaran. Robby Susatyo mendefinisikan riset pemasaran sebagai suatu identifikasi yang objektif dan sistematis, yang dilanjutkan dengan pengumpulan. analisis, dan perangkaian informasi yang bertujuan untuk memperbaiki pengambilan keputusan yang berkaitan solusi masalah dan penemuan peluang dalam proses pemasaran. 
Selain para ahli, beberapa badan dan organisasi dunia juga memiliki definisi sendiri untuk riset pemasaran. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan masyarakat umum dengan pemasar melalui informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peluang dan masalah pemasaran; merumuskan, menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan pemasaran; memantau kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman mengenai pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif. 



FUNGSI RISET PEMASARAN
Riset pemasaran merupakan sebuah langkah penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk membantu menyusun perencanaan pemasaran. Program pemasaran pada tahun yang baru biasanya turut dipengaruhi oleh hasil riset pemasaran yang dilakukan perusahaan di akhir tahun. Riset pemasaran dapat diibaratkan sebagai mata dan telinga perusahaan untuk mengetahui bagaimana pandangan dan keinginan konsumen terhadap perusahaan. Riset pemasaran memiliki tiga fungsi utama bagi perusahaan, yaitu: 
A. Evaluating
Fungsi riset pemasaran yang pertama adalah evaluating. Riset pemasaran yang dilakukan untuk fungsi ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi program-program pemasaran yang telah dilakukan sebelumnya. Fungsi evaluating dalam riset pemasaran ini juga termasuk ketika perusahaan ingin melakukan review terhadap brand positioning dibandingkan dengan produk pesaing. 
B. Understanding
Fungsi riset pemasaran kedua adalah understanding. Fungsi riset pemasaran ini menekankan pada tujuan untuk memahami konsumen sebagai salah satu insight atau masukan yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan memahami konsumen, perusahaan akan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keluhan konsumen. Dalam menjalankan funsi ini, riset pemasaran yang dilakukan biasanya adalah riset yang menggambarkan potret kebiasaan dan perilaku konsumen serta harapan dan keluhan mereka terhadap produk. 
C. Predicting
Fungsi riset pemasaran ketiga adalah predicting. Fungsi riset pemasaran yang terakhir ini merupakan fungsi yang sebenarnya paling sulit untuk dilakukan. Dunia ini penuh dengan ketidakpastian, sehingga prediksi yang dilakukan dalam riset pemasaran sangatlah beresiko karena sifatnya yang sangat relatif. Ketika sebuah brand ingin membidik pasar baru, maka riset pemasaran selalu dijadikan bahan acuan utama. Begitupun ketika perusahaan ingin menyusun strategi pemasaran baru, riset pemasaran masih menjadi penilaian utama.           

JENIS RISET PEMASARAN
Riset pemasaran dapat diklarifikasikan ke dalam tiga kelompok berdasarkan tujuannya. Meskipun begitu, kategorisasi ini sebenarnya tidak mutlak. Riset pemasaran dapat pula dilakuakan dengan bentuk kombinasi dari ketiganya. Ketiga jenis riset pemasaran tersebut adalah: 
A. Problem Solving Research
Problem solving research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk mengidentifikasi serta memecahkan permasalahan yang sering terjadi dalam pemasaran. Riset pemasaran jenis ini berorientasi pada masa lalu, artinya masalah pemasaran yang pernah terjadi diidentifikasi dan dievaluasi kembali. Proses identifikasi dan evaluasi ini diharapkan akan mampu membantu perusahaan untuk mendapatkan solusi serta mencegah terulangnya kesalahan di masa depan. 
B. Controlling Research
Controlling research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk pengawasan atau pengendalian proses bisnis serta pemasaran yang sedang terjadi. Riset pemasaran yang dilakukan secara reguler akan mampu menjaga kinerja proses bisnis dan pemasaran. Harapannya, riset pemasaran yang dilakukan secara berkala akan mampu menghasilkan zero deffect dalam perusahaan. 
C. Planning Research
Planning research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk mendapatkan informasi sebagai panduan dalam merencanakan kegiatan pemasaran. Sebuah perencanaan bisnis atau pemasaran memerlukan informasi dari riset pemasaran untuk dapat mengukur secara tepat target serta strategi yang hendak disusun. Tanpa riset pemasaran, maka perencanaan yang disusun bisa jadi tidak tepat sasaran dan justru berpotensi merugikan perusahaan. 
2.2 PROSES RISET PEMASARAN
Riset pemasaran merupakan sebuah riset yang penting dilakukan untuk membantu perusahaan memahami konsumen dan juga pesaingnya. Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk hati-hati dalam melakuakn riset pemasaran. Kesalahan yang dilakukan dalam riset pemasaran dapat memengaruhi hasil riset yang berdampak pada melesetnya perencanaan pemasaran. 
Riset pemasaran merupakan riset yang menggunakan metode sistematik serta objektif. Sistematik dan objektif yang dimaksud dalam hal ini adalah riset pemasaran menggunakan beberapa tahap dengan kesatuan logis sehingga hasil dari riset pemasaran dapat diterima dan dipahami oleh semua pihak. 
Berikut ini adalah langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam riset pemasaran. Langkah ini bukanlah tahapan yang mutlak, namun hanya sebagai kerangka yang dapat memudahkan pelaksanaan riset pemasaran. 
A.    PENENTUAN MASALAH (Problem Definition)
Tahap ini dilakukan dalam proses riset pemasaran adalah merumuskan masalah, menentukan tujuan penelitian, menentukan latar belakang yang sesuai, informasi apa saja yang diperlukan, bagaimana informasi tersebut dipergunakan untuk pengambilan keputusan.
Tahap ini meliputi juga rencana wawancara dengan pengambilan keputusan, industry expert, analisis data sekunder, atau melaksanakan kegiatan riset yang bersifat kualitatif (focus group.



B.     PERUMUSAN TEORI
ada tahap ini dilakukan kegiatan formulasi lebih detail dibandingkan dengan tahap sebelumnya yakni tahap penentuan masalah, pada tahap ini anda perlu melakukan perincian pada teori yang dipergunakan dalam melakukan penyelesaian masalah, riset pertanyaan yang akan membantu menjawab penyelesaian dari masalah, hipotesis, indentifikasi karakteristik atau faktor yang mempengaruhi desain penelitian.

Dalam melakukan perincian pada tahap ini, anda bisa melakukan abstraksi sebelumnya. artinya anda bisa kerjakan di oret oretan sebelum melaksanakan perumusan teori


C.     FORMULASI DESAIN RISET
Pada tahapan ini yaitu membuat kerangka untuk melaksanakan penelitian , pada tahap ini pula akan memang secara rinci prosedur untuk pengumpulan data, cara menguji hipotesa, kemungkinan jawabah terhadap riset, sampai dengan model analisis yang dipergunakan. kegiatan dalam tahap ini yaitu sebagai berikut :
1.      Analisis data sekunder
2.      Penelitian Kualitatif
3.      Metode Pengumpulan data kuantitatif
4.      Definisi informasi yang dibutuhkan
5.      Cara pengukuran
6.      Desain Kuesioner
7.      Proses pengambilan sampel dan sampel size
8.      Rencana analisis data

D.    PENGUMPULAN DATA
Pada tahap ini yaitu tahap yang mana mengumpulkan semua data yang diperoleh dari hasil formulasi, data primer dan sekunder. salah satu cara untuk mengumpulkan data primer yakni dengan wawancara pribadi baik melakukannya lewat telepon atau dengan tatap muka langsung. sedangkan untuk mendapatkan data sekunder yaitu dengan melakukan pencarian melalui perpustakaan, internet, majalah dan lain sebagainya.
Dapat di ketahui perbedaan antara keduanya, primer yaitu pengumpulan atau secara langsung sedangkan sekunder melalui perantara seperti buku.

E.     PERSIAPAN DAN ANALISIS DATA
Persiapan data meliputi editing, koding, transkrip dan verifikasi. masing-masing kuesioner atau hasil observasi diedit dan dikoding kemudian data tersebut di transkrip atau dimasukkan ke dalam komputer. selanjutnya dilaksanakan verifikasi atau pengecekan kembali apakah data yang asli sudah benar terekam, dan sesuai dengan rencana metode analisis yang telah disusun. kemudian data dianalisa atau dianalisis.


F.      PEMBUATAN LAPORAN DAN PRESENTASI
Hasil dokmentasi dan penelitian mulai dari tahap pertama hingga tahap kelima, didokumentasikan atau di rekap dalam bentuk laporan hasil penelitian dengan sistematika yang teratur mulai dari indetifiasi masalah atau penentuan masalah, pendekatan yang digunakan atau teori yang digunakan, desain penelitian, pengumpulan data, analisa data, serta temuan yang diperoleh. semua disajikan untuk proses pengambilan keputusan.  setelah itu diperinci lagi untuk dibuat sebuah presentasi dalam bentuk tabel, diagram, teks tentunya dengan menggunakan media gambar dan video atau animasi yang menarik sehinggal data anda dapat diterima dengan baik oleh yang lain.

2.3 PENGUKURAN PEMASARAN
Pengukuran adalah proses, cara perbuatan mengukur yaitu suatu proses sistimatik dalam menilai dan membedakan sesuatu obyek yang diukur atau pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu. Pengukuran tersebut diatur menurut kaidah-kaidah tertentu. Kaidah-kaidah yang berbeda menghendaki skala serta pengukuran yang berbeda pula. Misalnya, orang dapat digambarkan dari beberapa karakteristik : umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, tingkat pendapatan.Pengukuran merupakan aturan-aturan pemberian angka untuk berbagai objek sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili kualitas atribut.
Terdapat empat jenis skala yang dapat digunakan untuk mengukur atribut, yaitu: skala nominal, skala ordinal,skala interval, dan skala ratio.
a.       Skala Nominal
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka dikenakan untuk objek ataukelas objek untuk tujuan identifikasi.Skala nominal hanya melakukan kategorisasi/identifikasi variabel yang diukur.
 Satu kategori dengan kategori lain tidak dapat diurutkan berdasarkan tingkatan.Nomor jaminan social seseorang, nomor punggung pemain sepakbola, loker, dan lain-lain adalah suatu skala nominal.
Demikian juga, jika dalam suatu penelitian tertentu pria diberikan kode 1 dan wanita mendapat kode 2, untuk mengetahui jenis kelamin seseorang adalah melihat apakahorang ini berkode 1 atau 2. Angka-angka tersebut tidak mewakili hal lain kecuali jenis kelamin seseorang. Wanita, meskipun mendapat angka yang lebih tinggi, tidakberarti “lebih baik” dibanding pria, atau “lebih banyak” dari pria. Kita boleh sajamembalik prosedur pemberian kode sehingga wanita berkode 1 dan pria berkode 2.
Alat analisis yg bisa dipakai adalah Uji Kai Kuadrat (chi-square). Korelasi juga dapat dihitung dengan menggunakan Koefisien Kontigensi C.
Kategori variabel harus Exclusively Independent yang artinya satu objek atau subjek penelitian hanya masuk pada satu kategori.
Contoh: Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yang bersifat kategorikal dapat diberi symbol angka-angka sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan tidak diberi angka 2.

b.      Skala Oridinal
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka dikenakan terhadap data berdasarkan urutan dari objek. Disini angka 2 lebih besar dari 1, bahwa angka 3 lebih besar dari 2 maupun 1. Angka 1, 2, 3, adalah berurut, dan semakin besar angkanya semakin besar propertinya.
Contoh, angka 1 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 2 untuk tahun kedua, 3 untuk tahun ketiga, dan 4 untuk mahasiswa senior. Namun kita juga bisa memakai angka 10 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 20 untuk tahun kedua, 25 untuk tahun ketiga, dan 30 untuk mahasiswa senior. Cara kedua ini tetap mengindikasikan level kelas masing-masing mahasiswa dan relativestanding dari dua orang, yaitu siapa yang terlebih dahulu kuliah.
Dalam skala ordinal, berlaku postulat :
Bila a > b, dan b > c dengan sendirinya a > c

c.       Skala Interval
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka-angka yang dikenakan memungkinkan kita untuk membandingkan ukuran dari selisih antara angka-angka.Selisih antara 1 dan 2 setara dengan selisih antara 2 dan 3, selisih antara 2 dan 4 duakali lebih besar dari selisih antara 1 dan 2.
 Contoh adalah skala temperature,
Misalnya temperature yang rendah pada suatu hari adalah 400 F dan temperature yang tinggi adalah 800 F. Disini kita tidak dapat mengatakan bahwa temperature yang tinggi dua kali lebih panas dibandingkan temperature yang rendah karena jika skala Fahrenheit menjadi skala Celsius, dimana C = (5F – 160) / 9, sehingga temperature yang rendah adalah 4,4o C dan temperature yang tinggi adalah 26,6o C.

d.      Skala Ratio
Salah satu jenis pengukuran yang memiliki nol alamiah atau nol absolut, sehingga memungkinkan kita untuk membandingkan magnitude angka-angka absolut.Skala Rasio memiliki kekuatan skala nominal, skala ordinal dan skala interval, plus satu kelebihan yaitu datanya dapat diperbandingkan secara absolut.
Contoh : tinggi badan Dito 160 cm dan tinggi badan Resha 80 cm, maka kita bisa mengatakan bahwa tinggi badan Dito 2 kali lipat tinggi badan Resha.
Contoh lain yg dapat dibandingkan : berat badan, jarak antarkota, luas daerah, besarnya pendapatan, usia, frekuensi belanja, dan lain-lain.
Pada skala rasio, angka-angka pada skala pengukuran menunjukkan besaran sesungguhnya (objektif). Sedangkan  pada skala interval angka-angka pada skala tidak objektif melainkan subjektif.
TABEL 1 : SKALA PENGUKURAN
Skala
Perbandingan Dasarª
Contoh Aya yg Biasanya Diukur
Rata-rataº
Nominal
Identitas
Pria / Wanita
Pengguna/non-pengguna
Pekerjaan
Nomor Seragam
Modus
Ordinal
Urutan
Preferensi terhadap Merek
Kelas Sosial
Kekerasan dari mineral
Kelas-kualitas dari kayu
Modus
Median
Interval
Perbandingan Interval
Skala temperatur
Rata-rata Indeks Prestasi
Sikap terhadap Merek
Mean
Rasio
Perbandingan Magnitude Absolut
Jumlah unit yg terjual
Jumlah pembeli
Probabilitas pembelian
Berat
Mean Geometrik
Mean Harmonik

ªSemua perbandingan yg berlaku untuk skala tertentu sebetulnya juga berlaku untuk semua skala diatasnya dalam tabel. Sbg contoh skala rasio bisa digunakan untuk membandingkan interval dan menentukan urutas serta identitas, selain untuk membandingkan magnitude absolut

ºUkuran rata-rata yg berlaku untuk skala tertentu juga berlaku untuk semua skala di bawahnya dalam tabel, sebagai contoh modus jg merupakan ukuran rata-rata yg berguna meskipun skalanya ordinal, interval atau rasio




TABEL 2 : PERBANDINGAN SIFAT SKALA
SIFAT
NOMINAL
ORDINAL
INTERVAL
RASIO
Membedakan
Ya
Ya
Ya
Ya
Urutan (<,>)
-
Ya
Ya
Ya
Jarak (+.-)
-
-
Ya
Ya
Nol Mutlak (x,:)
-
-
-
Ya

MENGUKUR PRODUKTIVITAS PEMASARAN
Salah satu tugas terpenting dalam riset pemasaran adalah menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan pemasaran. Kini semakin banyak pemasar yang harus bertanggung jawab atas investasi mereka dan harus dapat menjustifikasi pengeluaran pemasaran kepada manajemen senior. Salah satu survey pada pemasar termuka AS mengungkapkan bahwa sekitar setengah pemasar tidak puas dengan kemampuan mereka mengukur tingkat pengembalian investasi pemasaran mereka. Survey lain mengungkapkan bahwa 63% manajemen senior tidak puas dengan sistem pengukuran kinerja pemasaran mereka dan ingin pemasaran dapat memasok perkiraan dampak sebelum dan sesudah program pemasaran dilakukan.
Riset pemasaran dapat membantu pemasar mengatasi kebutuhan akuntabilitas yang semakin besar ini. Dua pendekatan komplementer untuk mengukur produktivitas pemasaran adalah  : (1) Ukuran pemasaran untuk menilai pengaruh pemasaran dan (2) Pemodelan bauran pemasaran untuk mengestimasi hubungan sebab akibat dan mengukur bagaimana kegiatan pemasaran mempengaruhi hasil. Papan kendali (dashboard) pemasaran adalah cara terstruktur untuk mendiseminasikan pandangan yang dikumpulkan dari dua pendekatan ini dalam organisasi.

UKURAN PEMASARAN
Pemasar menerapkan beragam ukuran untuk menilai pengaruh pemasaran. Ukuran pemasaran adalah sejumlah ukuran yang membantu pemasar menghitung, membandingkan, dan menerjemahkan kinerja pemasaran mereka. Ukuran pemasaran dapat digunakan oleh manajer merek untuk menjustifikasikan dan merancang program pemasaran dan oleh manajemen senior untuk memutuskan alokasi keuangan

PEMODELAN BAURAN PEMASARAN
Akuntasbilitas pemasaran juga berarti bahwa pemasar harus memperkirakan pengaruh berbagai investasi pemasaran secara lebih tepat. Model bauran pemasaran menganalisis data dari beragam sumber, seperti data pemindai pengecer, data pengiriman perusahaan, penetapan harga, media, dan data belanja promosi, untuk memahami pengaruh kegiatan pemasaran tertentu secara lebih tepat. Untuk memperdalam pemahamannya, pemasar dapat mengadakan analisis multivarian, seperti analisis regresi, untuk memilah bagaimana setiap elemen pemasaran mempengaruhi hasil pemasaran (seperti penjualan merek atau pangsa pasar)
Paling populer di kalangan pemasar barang kemasan seperti Procter, Gamble, Clorox, dan Colgate, temuan dari pemodelan bauran pemasaran ini membantu pemasar mengalokasikan atau mengalokasikan kembali pengeluaran. Analisis mengekplorasi bagian mana dari anggaran iklan yang terbuang percuma, beberapa tingkat pengeluaran yang optimal, dan beberapa seharusnya tingkat investasi yang minimum
Meskipun pemodelan bauran pemasaran membantu mengisolasi pengaruh, pemodelan ini tidak efektif untuk menilai cara kerja gabungan berbagai elemen pemasaran. Dave Reibstein dari Wharton juga mencatat 3 kelemahan lainnya :
1.      Pemodelan bauran pemasaran berfokus pada pertumbuhan tambahan dan bukan pada penjualan dasar atau pengaruh jangka panjang
2.      Walau sangat penting, pemaduan ukuran seperti kepuasaan pelanggan, kesadaran, dan ekualitas merk ke dalam pemodelan bauran pemasaran terbatas.
3.      Pemodelan bauran pemasaran biasanya gagal memasukkan ukuran yang berhubungan dengan pesaing, perdagangan, atau tenaga penjual (rata-rata pengeluaran bisnis lebih tinggi pada tenaga penjual dan promosi dagang dibandingkan pada promosi iklan atau promosi konsumen)

PAPAN KENDALI
Perusahaan juga menerapkan proses dan sistem organisasi untuk memastikan bahwa mereka memaksimalkan nilai dari semua ukuran yang berbeda ini. Manajemen dapat merangkai rangkuman ukuran internal dan eksternal yang relevan dalam papan kendali (dashboard) pemasaran untuk sistesis dan interpretasi. Papan kendali pemasaran mirip dengan panel instrumen dalam mobil atau pesawat, yang secara visual menampilkan indikator real-time untuk memastikan fungsi yang tepat. Bagaimanapun juga, papan kendali pemasaran hanya sebaik informasi yang menjadi dasarnya, tetapi alat visualisasi canggih ini dapat membuat data lebih berbicara demi meningkatkan pemahaman dan analisis.
Beberapa perusahaan juga menunjuk controller atau pengendali pemasaran untuk meninjau item anggaran dan pengeluaran. Dewasa ini, semakin banyak pengendali yang menggunakan piranti lunak intelenjen bisnis untuk menciptakan versi papan kendali pemasaran digital yang mengumpulkan dara dari sumber internal dan eksternal yang tidak sama.
Sebagai masukan (input) bagi papan kendali pemasaran, perusahaan harus memasukkan dua kartu nilai utama yang berbasis pasar, yang mencerminkan kinerja dan memberikan kemungkinan tanda peringatan dini.
·         Kartu nilai kinerja pelanggan mencatat seberapa baik kinerja perusahaan selama bertahun-tahun berdasarkan ukuran berbasis pelanggan. Manajemen harus menetapkan norma bagi setiap ukuran dan mengambil tindakan ketika mereka mendapati hasilnya keluar dari batasan.
·         Kartu nilai kinerja pemangku kepentingan (stakeholder) : melacak kepuasan berbagai konstituen yang mempunyai kepentingan kritis dan dampaknya bagi kinerja perusahaan yaitu karyawan, pemasok, bank, distributor, pengecer, dan pemegang saham. Sekali lagi, manajemen harus bertindak ketika satu atau lebih kelompok terlihat meningkat atau berada di atas tingkat ketidakpuasan normal.

2.3 PERAMALAN PASAR (MARKET FORECAST)

A.     POTENSI PASAR
Peramalan pasar memperlihatkan permintaan pasar yang diduga, bukan permintaan pasar maksimum. Untuk permintaan pasar maksimum, kita harus memvisualisasikan tingkat permintaan pasar yang dihasilkan dari tingkat perngeluaran pemasaran industri yang sangat tinggi, suatu batasan dimana peningkatan lebih lanjut dalam usaha pemasaran hanya akan memberikan sedikit pengaruh dalam mendorong permintaan selanjutnya.

Potensi pasar (market forecast) adalah batas yang didekati oleh permintaan pasar ketika pengeluaran pemasaran industri mendekati tingkat tak terbatas untuk suatu lingkungan pemasaran.

Perusahaan yang tertarik pada potensi pasar mempunyai minat khusus dalam presentase penetrasi produk, yaitu persentase kepemilikan atau penggunaan produk atau jasa dalam populasi. Perusahaan mengansumsikan bahwa semakin rendah persentase penetrasi produk, semakin tinggi potensi pasar, meskipun hal ini mengansumsikan bahwa semua orang pada akhirnya akan berada di pasar untuk setiap produk.


B.     PERMINTAAN PERUSAHAAN
Permintaan perusahaan (company demand) adalah pangsa permintaan pasar yang diperkirakan perusahaan pada tingkat alternatif dari usaha pemasaran perusahaan dalam suatu periode waktu. Permintaan perusahaan bergantung pada bagaimana persepsi konsumen terhadap produk, jasa, harga, dan komunikasi perusahaan relatif terhadap pesaing. Jika hal lainnya sama, pangsa pasar peusahaan akan tergantung pada skala relatif dan efektivitas pengeluaran pasar. Pendiri model perusahaan telah mengembangkan fungsi respons penjualan untuk mengukur bagaimana penjualan perusahaan dipengaruhi oleh tingkat pengeluaran pemasarannya, bauran pemasaran, dan efektivitas pemasaran.


C.     PERAMALAN PENJUALAN PERUSAHAAN
Peramalan penjualan perusahaan (company sales forecast) adalah tingkat penjualan perusahaan yang diharapkan berdasarkan rencana pemasaran terpilih dan lingkungan pemasaran yang diasumsikan.

Urutan peramalan sampai perencanaan berlaku berdasarkan jika peramalan diartikan sebagai perkiraan kegiatan eknomi nasional, atau jika permintaan perusahaan tidak dapat diperluas. Tetapi, urutan itu tidak berlaku jika permintaan pasar dapat diperluas atau jika peramalan diartikan sebagai perkiraan penjualan perusahaan. Peramalan penjualan perusahaan tidak menetapkan dasar untuk memutuskan berupa uang yangbharus dihabiskan untuk pemasaran. Sebaliknya, peramalan penjualan justru merupakan hasil rencana pengeluaran pemasaran yang diasumsikan.

Dua konsep lain yang penting adalah konsep berikut.
·         Kuota penjualan (sales quota) adalah tujuan penjualan yang ditetapkan untuk lini produk, divisi peursahaan, atau perwakilan penjualan. Kuota penjualan terutama merupakan alat manajerial untuk mendefinisikan dan mestimulasi usaha pemasaran. Biasanya kuota penjualan ditetapkan sedikit lebih tinggi daripada perkiraan penjualan untuk lebih mendorong usaha tenaga penjualan.

·         Anggaran penjualan (sales budget) adalah perkiraan konservatif tentang volume penjualan yang diharapkan, anggaran ini terutama dipakai untuk membuat keputusan pembelian, produksi, dan arus kas saat ini. Anggaran penjualan didasarkan pada peramalan penjualan dan kebutuhan  untuk menghindari risiko belebihan dan anggaran ini biasanya sedikit lebih rendah dibandingkan peramalan penjualan.


D.    POTENSI PENJUALAN PERUSAHAAN
Potensi penjualan perusahaan (company sales potential) adalah batas penjualan yang didekati oleh permintaan perusahaan ketika usaha pemasaran perusahaan meningkat relatif terhadap usaha pesaing. Batas absolut permintaan perusahaan adalah potensi pasarnya. Keduanya akan sama jika perusahaan mendapatkan 100% pasar. Dalam sebagian besar kasus, potensi penjualan perusahaan kurang dari potensi pasar, bahkan ketika pengeluaran pemasaran perusahaan meningkat dengan tajam. Setiap pesaing mempunyai pembeli yang sangat setia yang sangat tidak responsif terhadap usaha perusahaan lain untuk membujuk mereka.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Ketika akan melakukan pemasaran maka harus dilakukan riset pasar secaara mendalam agar mendapatkan data penelitian pasar yang valid. Lalu melakukan pengukuran pasar dengan melakukan pengukuran pasar akan mendapatkan angka angka statistik pasar yg bisa dijadikan acuan untuk mengatur kuantitas produk. Lalu melakukakn peramalan berdasarkan data masa lalu agar bisa dijadikan sebagai acuan pemasaran masa depan sehingga bisa menemukan inovasi terbaru dalam hal pemasaran dan bisa memuaskan pelanggan serta menguntungkan perusahaan.

3.2  Saran
Sebelum melakukan pemasaran penulis makalah ini menyarankan agar teliti dalam memasarkan sesuatu dan penulis makalah telah menuliskan cara yang benar sebelum melakukan pemasaran agar pembaca tidak mengalami kerugian dalam memasarkan sesuatu. “TALK LESS DO MORE”


3

DAFTAR PUSTAKA


Kotler, Philips. dan Keller, Kelvin Lane.2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger