KATA PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah SWT Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
PEMASARAN tentang “RISET,PROSES,PENGUKURAN DAN PERAMALAN PEMASARAN” yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Riset,Proses,Pengukuran
dan Peramalan pemasaran” yang sangat bermanfaat untuk pengetahuan pemasaran.
Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
yang telah membimbing penyusun.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Malang, Oktober
2017
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMANSAMPUL
.....................................................................................
1
KATAPENGANTAR
......................................................................................
2
DAFTARISI
.....................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang ..............................................................................................
4
1.2
Rumusan
Masalah…………………………………………………………….4
1.3
Tujuan…………………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Riset Pemasaran .............................................................................................
5
2.2Proses Riset Pemasaran..................................................................................
7
2.3
Pengukuran
Pemasaran……………………….....……………………….…...9
2.4 Peramalan
Pemsaran.......................................................................................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
...................................................................................................
16
3.2 Saran ..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..17
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Pemasaran adalah
salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu
perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu
kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka
kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung
dalam kaitannya dengan pasar.
Dengan
pengertian hal tersebut, maka pemasaran diperlukan beberapa proses. Beberapa
diantaranya adalah riset pemasaran, pengukuran pemasaran, dan peramalan
pemasaran. Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan pembaca bisa mengetahui
apa itu riset pemasaran, pengukuran pemasaran, dan peramalan pemasaran.
1.1 Rumusan
Masalah
-
Apa yang dimaksud dengan riset pemasaran ?
-
Bagaimana proses riset pemasaran teersebut ?
-
Apa yang dimaksud dengan pengukuran pemasaran ?
-
Apa yang dimaksud dengan peramalan pasar ?
1.2 Tujuan
-
Untuk mengetahui maksud dari riset pemasaran
-
Untuk mengetahui bagaimana proses dari riset pemasaran
tersebut
-
Untuk mengetahui maksud dari pengukuran pemasaran
-
Untuk mengetahui maksud dari peramalan pasar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 RISET
PEMASARAN
Riset pemasaran merupakan kegiatan penelitian dalam
bidang pemasaran. Riset pemasaran harus dilakukan secara sistematis, yakni
mulai dari perumusan masalah, perumusan tujuan dari riset pemasaran,
pengumpulan data, pengolahan data, hingga interpretasi dari hasil riset
pemasaran yang diperoleh. Riset pemasaran dilakukan sebagai upaya memberi
masukan bagi pihak manajemen. Dengan adanya riset pemasaran, pihak manajemen
akan mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki dan strategi pemasaran apa
yang masih konkrit dilakukan untuk merebut peluang.
Banyak orang yang seringkali masih rancu dengan
istilah riset pemasaran. Riset pemasaran (marketing research) seringkali
masih disamakan dengan riset pasar (market research), padahal keduanya
merupakan istilah yang berbeda. Riset pasar berfokus pada pasar yang telah
ditentukan secara spesifik. Sementara itu, riset pemasaran memiliki arti yang
lebih luas. Riset pemasaran tidak hanya terpaku pada aspek pasar atau produk,
namun juga mencangkup hal-hal di luar itu. Singkatnya, riset pasar bisa disebut
sebagai bagian dari riset pemasaran.
RISET PEMASARAN MENURUT PARA AHLI
Selain pengertian riset pemasaran secara umum, para
ahli pun memiliki pendapatnya sendiri mengenai definisi riset pemasaran. Philip
Kotler yang dikenal sebagai salah satu guru pemasaran dunia mendefinisikan
riset pemasaran sebagai perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang
sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu
yang dihadapi oleh perusahaan.
Sementara itu, praktisi riset Robby Susatyo memiliki
pendapatnya sendiri mengenai riset pemasaran. Robby Susatyo mendefinisikan
riset pemasaran sebagai suatu identifikasi yang objektif dan sistematis, yang
dilanjutkan dengan pengumpulan. analisis, dan perangkaian informasi yang
bertujuan untuk memperbaiki pengambilan keputusan yang berkaitan solusi masalah
dan penemuan peluang dalam proses pemasaran.
Selain para ahli, beberapa badan dan organisasi dunia
juga memiliki definisi sendiri untuk riset pemasaran. American Marketing
Association (AMA) mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang
menghubungkan konsumen, pelanggan, dan masyarakat umum dengan pemasar melalui
informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan
peluang dan masalah pemasaran; merumuskan, menyempurnakan dan mengevaluasi
tindakan pemasaran; memantau kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman
mengenai pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang
dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif.
FUNGSI RISET PEMASARAN
Riset pemasaran merupakan sebuah langkah penting yang
harus dilakukan oleh perusahaan untuk membantu menyusun perencanaan pemasaran.
Program pemasaran pada tahun yang baru biasanya turut dipengaruhi oleh hasil
riset pemasaran yang dilakukan perusahaan di akhir tahun. Riset pemasaran dapat
diibaratkan sebagai mata dan telinga perusahaan untuk mengetahui bagaimana pandangan
dan keinginan konsumen terhadap perusahaan. Riset pemasaran memiliki tiga
fungsi utama bagi perusahaan, yaitu:
A.
Evaluating
Fungsi riset pemasaran yang pertama adalah evaluating.
Riset pemasaran yang dilakukan untuk fungsi ini biasanya digunakan untuk
mengevaluasi program-program pemasaran yang telah dilakukan sebelumnya. Fungsi evaluating
dalam riset pemasaran ini juga termasuk ketika perusahaan ingin melakukan review
terhadap brand positioning dibandingkan dengan produk pesaing.
B.
Understanding
Fungsi riset pemasaran kedua adalah understanding. Fungsi
riset pemasaran ini menekankan pada tujuan untuk memahami konsumen sebagai
salah satu insight atau masukan yang sangat penting bagi perusahaan.
Dengan memahami konsumen, perusahaan akan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan
dan keluhan konsumen. Dalam menjalankan funsi ini, riset pemasaran yang
dilakukan biasanya adalah riset yang menggambarkan potret kebiasaan dan
perilaku konsumen serta harapan dan keluhan mereka terhadap produk.
C.
Predicting
Fungsi riset pemasaran ketiga adalah predicting. Fungsi
riset pemasaran yang terakhir ini merupakan fungsi yang sebenarnya paling sulit
untuk dilakukan. Dunia ini penuh dengan ketidakpastian, sehingga prediksi yang
dilakukan dalam riset pemasaran sangatlah beresiko karena sifatnya yang sangat
relatif. Ketika sebuah brand ingin membidik pasar baru, maka riset
pemasaran selalu dijadikan bahan acuan utama. Begitupun ketika perusahaan ingin
menyusun strategi pemasaran baru, riset pemasaran masih menjadi penilaian
utama.
JENIS RISET PEMASARAN
Riset pemasaran dapat diklarifikasikan ke dalam tiga
kelompok berdasarkan tujuannya. Meskipun begitu, kategorisasi ini sebenarnya
tidak mutlak. Riset pemasaran dapat pula dilakuakan dengan bentuk kombinasi
dari ketiganya. Ketiga jenis riset pemasaran tersebut adalah:
A. Problem
Solving Research
Problem solving research adalah riset pemasaran yang diadakan
untuk mengidentifikasi serta memecahkan permasalahan yang sering terjadi dalam
pemasaran. Riset pemasaran jenis ini berorientasi pada masa lalu, artinya
masalah pemasaran yang pernah terjadi diidentifikasi dan dievaluasi kembali.
Proses identifikasi dan evaluasi ini diharapkan akan mampu membantu perusahaan
untuk mendapatkan solusi serta mencegah terulangnya kesalahan di masa
depan.
B.
Controlling Research
Controlling research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk pengawasan
atau pengendalian proses bisnis serta pemasaran yang sedang terjadi. Riset
pemasaran yang dilakukan secara reguler akan mampu menjaga kinerja proses
bisnis dan pemasaran. Harapannya, riset pemasaran yang dilakukan secara berkala
akan mampu menghasilkan zero deffect dalam perusahaan.
C.
Planning Research
Planning research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk mendapatkan
informasi sebagai panduan dalam merencanakan kegiatan pemasaran. Sebuah perencanaan
bisnis atau pemasaran memerlukan informasi dari riset pemasaran untuk dapat
mengukur secara tepat target serta strategi yang hendak disusun. Tanpa riset
pemasaran, maka perencanaan yang disusun bisa jadi tidak tepat sasaran dan
justru berpotensi merugikan perusahaan.
2.2 PROSES RISET PEMASARAN
Riset pemasaran merupakan sebuah riset yang penting
dilakukan untuk membantu perusahaan memahami konsumen dan juga pesaingnya. Maka
dari itu, penting bagi perusahaan untuk hati-hati dalam melakuakn riset pemasaran.
Kesalahan yang dilakukan dalam riset pemasaran dapat memengaruhi hasil riset
yang berdampak pada melesetnya perencanaan pemasaran.
Riset pemasaran merupakan riset yang menggunakan
metode sistematik serta objektif. Sistematik dan objektif yang dimaksud dalam
hal ini adalah riset pemasaran menggunakan beberapa tahap dengan kesatuan logis
sehingga hasil dari riset pemasaran dapat diterima dan dipahami oleh semua
pihak.
Berikut ini adalah
langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam riset pemasaran. Langkah ini
bukanlah tahapan yang mutlak, namun hanya sebagai kerangka yang dapat
memudahkan pelaksanaan riset pemasaran.
A. PENENTUAN MASALAH (Problem
Definition)
Tahap ini dilakukan dalam proses riset pemasaran
adalah merumuskan masalah, menentukan tujuan penelitian, menentukan latar
belakang yang sesuai, informasi apa saja yang diperlukan, bagaimana informasi
tersebut dipergunakan untuk pengambilan keputusan.
Tahap ini meliputi juga rencana wawancara dengan
pengambilan keputusan, industry expert, analisis data sekunder, atau
melaksanakan kegiatan riset yang bersifat kualitatif (focus group.
B.
PERUMUSAN TEORI
ada
tahap ini dilakukan kegiatan formulasi lebih detail dibandingkan dengan tahap
sebelumnya yakni tahap penentuan masalah, pada tahap ini anda perlu melakukan
perincian pada teori yang dipergunakan dalam melakukan penyelesaian masalah,
riset pertanyaan yang akan membantu menjawab penyelesaian dari masalah,
hipotesis, indentifikasi karakteristik atau faktor yang mempengaruhi desain
penelitian.
Dalam
melakukan perincian pada tahap ini, anda bisa melakukan abstraksi sebelumnya.
artinya anda bisa kerjakan di oret oretan sebelum melaksanakan perumusan teori
C. FORMULASI
DESAIN RISET
Pada
tahapan ini yaitu membuat kerangka untuk melaksanakan penelitian , pada tahap
ini pula akan memang secara rinci prosedur untuk pengumpulan data, cara menguji
hipotesa, kemungkinan jawabah terhadap riset, sampai dengan model analisis yang
dipergunakan. kegiatan dalam tahap ini yaitu sebagai berikut :
1. Analisis
data sekunder
2. Penelitian
Kualitatif
3. Metode
Pengumpulan data kuantitatif
4. Definisi
informasi yang dibutuhkan
5. Cara
pengukuran
6. Desain
Kuesioner
7. Proses
pengambilan sampel dan sampel size
8. Rencana
analisis data
D. PENGUMPULAN DATA
Pada tahap ini yaitu tahap yang mana mengumpulkan
semua data yang diperoleh dari hasil formulasi, data primer dan sekunder. salah
satu cara untuk mengumpulkan data primer yakni dengan wawancara pribadi baik
melakukannya lewat telepon atau dengan tatap muka langsung. sedangkan untuk
mendapatkan data sekunder yaitu dengan melakukan pencarian melalui
perpustakaan, internet, majalah dan lain sebagainya.
Dapat di ketahui perbedaan antara keduanya, primer
yaitu pengumpulan atau secara langsung sedangkan sekunder melalui perantara
seperti buku.
E. PERSIAPAN DAN ANALISIS DATA
Persiapan data meliputi editing, koding, transkrip dan
verifikasi. masing-masing kuesioner atau hasil observasi diedit dan dikoding
kemudian data tersebut di transkrip atau dimasukkan ke dalam komputer.
selanjutnya dilaksanakan verifikasi atau pengecekan kembali apakah data yang
asli sudah benar terekam, dan sesuai dengan rencana metode analisis yang telah
disusun. kemudian data dianalisa atau dianalisis.
F. PEMBUATAN LAPORAN DAN
PRESENTASI
Hasil dokmentasi dan penelitian mulai dari tahap
pertama hingga tahap kelima, didokumentasikan atau di rekap dalam bentuk
laporan hasil penelitian dengan sistematika yang teratur mulai dari indetifiasi
masalah atau penentuan masalah, pendekatan yang digunakan atau teori yang
digunakan, desain penelitian, pengumpulan data, analisa data, serta temuan yang
diperoleh. semua disajikan untuk proses pengambilan keputusan. setelah
itu diperinci lagi untuk dibuat sebuah presentasi dalam bentuk tabel, diagram,
teks tentunya dengan menggunakan media gambar dan video atau animasi yang
menarik sehinggal data anda dapat diterima dengan baik oleh yang lain.
2.3 PENGUKURAN PEMASARAN
Pengukuran
adalah proses, cara perbuatan mengukur yaitu suatu proses sistimatik dalam
menilai dan membedakan sesuatu obyek yang diukur atau pemberian angka terhadap
objek atau fenomena menurut aturan tertentu. Pengukuran tersebut diatur menurut
kaidah-kaidah tertentu. Kaidah-kaidah yang berbeda menghendaki skala serta
pengukuran yang berbeda pula. Misalnya, orang dapat digambarkan dari beberapa
karakteristik : umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, tingkat
pendapatan.Pengukuran merupakan aturan-aturan pemberian angka untuk berbagai objek
sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili kualitas atribut.
Terdapat empat
jenis skala yang dapat digunakan untuk mengukur atribut, yaitu: skala nominal,
skala ordinal,skala interval, dan skala ratio.
a.
Skala
Nominal
Merupakan salah satu jenis pengukuran
dimana angka dikenakan untuk objek ataukelas objek untuk tujuan
identifikasi.Skala nominal hanya melakukan kategorisasi/identifikasi variabel
yang diukur.
Satu kategori dengan kategori lain tidak dapat
diurutkan berdasarkan tingkatan.Nomor jaminan social seseorang, nomor punggung
pemain sepakbola, loker, dan lain-lain adalah suatu skala nominal.
Demikian juga, jika dalam suatu
penelitian tertentu pria diberikan kode 1 dan wanita mendapat kode 2, untuk
mengetahui jenis kelamin seseorang adalah melihat apakahorang ini berkode 1
atau 2. Angka-angka tersebut tidak mewakili hal lain kecuali jenis kelamin
seseorang. Wanita, meskipun mendapat angka yang lebih tinggi, tidakberarti
“lebih baik” dibanding pria, atau “lebih banyak” dari pria. Kita boleh sajamembalik
prosedur pemberian kode sehingga wanita berkode 1 dan pria berkode 2.
Alat analisis yg bisa dipakai adalah Uji Kai Kuadrat (chi-square). Korelasi
juga dapat dihitung dengan menggunakan Koefisien
Kontigensi C.
Kategori variabel harus Exclusively Independent yang artinya
satu objek atau subjek penelitian hanya masuk pada satu kategori.
Contoh: Jawaban pertanyaan berupa dua
pilihan “ya” dan “tidak” yang bersifat kategorikal dapat diberi symbol
angka-angka sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan tidak diberi angka
2.
b.
Skala
Oridinal
Merupakan salah satu jenis pengukuran
dimana angka dikenakan terhadap data berdasarkan urutan dari objek. Disini
angka 2 lebih besar dari 1, bahwa angka 3 lebih besar dari 2 maupun 1. Angka 1,
2, 3, adalah berurut, dan semakin besar angkanya semakin besar propertinya.
Contoh, angka 1 untuk mewakili mahasiswa
tahun pertama, 2 untuk tahun kedua, 3 untuk tahun ketiga, dan 4 untuk mahasiswa
senior. Namun kita juga bisa memakai angka 10 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama,
20 untuk tahun kedua, 25 untuk tahun ketiga, dan 30 untuk mahasiswa senior.
Cara kedua ini tetap mengindikasikan level kelas masing-masing mahasiswa dan
relativestanding dari dua orang, yaitu siapa yang terlebih dahulu kuliah.
Dalam skala ordinal, berlaku postulat :
Bila
a > b, dan b > c dengan sendirinya a > c
c.
Skala
Interval
Merupakan salah satu jenis pengukuran
dimana angka-angka yang dikenakan memungkinkan kita untuk membandingkan ukuran
dari selisih antara angka-angka.Selisih antara 1 dan 2 setara dengan selisih
antara 2 dan 3, selisih antara 2 dan 4 duakali lebih besar dari selisih antara
1 dan 2.
Contoh adalah skala temperature,
Misalnya temperature yang rendah pada
suatu hari adalah 400 F dan temperature yang tinggi adalah 800 F. Disini kita
tidak dapat mengatakan bahwa temperature yang tinggi dua kali lebih panas
dibandingkan temperature yang rendah karena jika skala Fahrenheit menjadi skala
Celsius, dimana C = (5F – 160) / 9, sehingga temperature yang rendah adalah
4,4o C dan temperature yang tinggi adalah 26,6o C.
d.
Skala
Ratio
Salah satu jenis pengukuran yang memiliki nol alamiah atau nol absolut,
sehingga memungkinkan kita untuk membandingkan magnitude angka-angka
absolut.Skala Rasio memiliki kekuatan skala nominal, skala ordinal dan skala
interval, plus satu kelebihan yaitu datanya dapat diperbandingkan secara
absolut.
Contoh : tinggi badan Dito 160 cm dan tinggi badan Resha 80 cm, maka kita
bisa mengatakan bahwa tinggi badan Dito 2 kali lipat tinggi badan Resha.
Contoh lain yg dapat dibandingkan : berat badan, jarak antarkota, luas
daerah, besarnya pendapatan, usia, frekuensi belanja, dan lain-lain.
Pada
skala rasio, angka-angka pada skala pengukuran menunjukkan besaran sesungguhnya
(objektif). Sedangkan pada skala
interval angka-angka pada skala tidak objektif melainkan subjektif.
TABEL 1 : SKALA PENGUKURAN
ªSemua perbandingan yg berlaku untuk skala tertentu
sebetulnya juga berlaku untuk semua skala diatasnya dalam tabel. Sbg contoh
skala rasio bisa digunakan untuk membandingkan interval dan menentukan urutas
serta identitas, selain untuk membandingkan magnitude absolut
ºUkuran rata-rata yg berlaku untuk skala tertentu juga
berlaku untuk semua skala di bawahnya dalam tabel, sebagai contoh modus jg
merupakan ukuran rata-rata yg berguna meskipun skalanya ordinal, interval
atau rasio
TABEL 2 :
PERBANDINGAN SIFAT SKALA
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
MENGUKUR
PRODUKTIVITAS PEMASARAN
Salah satu tugas
terpenting dalam riset pemasaran adalah menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan
pemasaran. Kini semakin banyak pemasar yang harus bertanggung jawab atas
investasi mereka dan harus dapat menjustifikasi pengeluaran pemasaran kepada
manajemen senior. Salah satu survey pada pemasar termuka AS mengungkapkan
bahwa sekitar setengah pemasar tidak puas dengan kemampuan mereka mengukur
tingkat pengembalian investasi pemasaran mereka. Survey lain mengungkapkan
bahwa 63% manajemen senior tidak puas dengan sistem pengukuran kinerja
pemasaran mereka dan ingin pemasaran dapat memasok perkiraan dampak sebelum
dan sesudah program pemasaran dilakukan.
Riset pemasaran dapat
membantu pemasar mengatasi kebutuhan akuntabilitas yang semakin besar ini.
Dua pendekatan komplementer untuk mengukur produktivitas pemasaran
adalah : (1) Ukuran pemasaran untuk
menilai pengaruh pemasaran dan (2) Pemodelan bauran pemasaran untuk
mengestimasi hubungan sebab akibat dan mengukur bagaimana kegiatan pemasaran
mempengaruhi hasil. Papan kendali (dashboard) pemasaran adalah cara
terstruktur untuk mendiseminasikan pandangan yang dikumpulkan dari dua
pendekatan ini dalam organisasi.
UKURAN PEMASARAN
Pemasar menerapkan
beragam ukuran untuk menilai pengaruh pemasaran. Ukuran pemasaran adalah
sejumlah ukuran yang membantu pemasar menghitung, membandingkan, dan
menerjemahkan kinerja pemasaran mereka. Ukuran pemasaran dapat digunakan oleh
manajer merek untuk menjustifikasikan dan merancang program pemasaran dan
oleh manajemen senior untuk memutuskan alokasi keuangan
PEMODELAN BAURAN
PEMASARAN
Akuntasbilitas
pemasaran juga berarti bahwa pemasar harus memperkirakan pengaruh berbagai
investasi pemasaran secara lebih tepat. Model bauran pemasaran menganalisis
data dari beragam sumber, seperti data pemindai pengecer, data pengiriman
perusahaan, penetapan harga, media, dan data belanja promosi, untuk memahami
pengaruh kegiatan pemasaran tertentu secara lebih tepat. Untuk memperdalam
pemahamannya, pemasar dapat mengadakan analisis multivarian, seperti analisis
regresi, untuk memilah bagaimana setiap elemen pemasaran mempengaruhi hasil
pemasaran (seperti penjualan merek atau pangsa pasar)
Paling populer di
kalangan pemasar barang kemasan seperti Procter, Gamble, Clorox, dan Colgate,
temuan dari pemodelan bauran pemasaran ini membantu pemasar mengalokasikan
atau mengalokasikan kembali pengeluaran. Analisis mengekplorasi bagian mana
dari anggaran iklan yang terbuang percuma, beberapa tingkat pengeluaran yang
optimal, dan beberapa seharusnya tingkat investasi yang minimum
Meskipun pemodelan
bauran pemasaran membantu mengisolasi pengaruh, pemodelan ini tidak efektif
untuk menilai cara kerja gabungan berbagai elemen pemasaran. Dave Reibstein
dari Wharton juga mencatat 3 kelemahan lainnya :
1. Pemodelan
bauran pemasaran berfokus pada pertumbuhan tambahan dan bukan pada penjualan
dasar atau pengaruh jangka panjang
2. Walau
sangat penting, pemaduan ukuran seperti kepuasaan pelanggan, kesadaran, dan
ekualitas merk ke dalam pemodelan bauran pemasaran terbatas.
3. Pemodelan
bauran pemasaran biasanya gagal memasukkan ukuran yang berhubungan dengan
pesaing, perdagangan, atau tenaga penjual (rata-rata pengeluaran bisnis lebih
tinggi pada tenaga penjual dan promosi dagang dibandingkan pada promosi iklan
atau promosi konsumen)
PAPAN
KENDALI
Perusahaan
juga menerapkan proses dan sistem organisasi untuk memastikan bahwa mereka
memaksimalkan nilai dari semua ukuran yang berbeda ini. Manajemen dapat
merangkai rangkuman ukuran internal dan eksternal yang relevan dalam papan
kendali (dashboard) pemasaran untuk sistesis dan interpretasi. Papan kendali
pemasaran mirip dengan panel instrumen dalam mobil atau pesawat, yang secara
visual menampilkan indikator real-time untuk memastikan fungsi yang tepat.
Bagaimanapun juga, papan kendali pemasaran hanya sebaik informasi yang
menjadi dasarnya, tetapi alat visualisasi canggih ini dapat membuat data
lebih berbicara demi meningkatkan pemahaman dan analisis.
Beberapa
perusahaan juga menunjuk controller atau pengendali pemasaran untuk meninjau
item anggaran dan pengeluaran. Dewasa ini, semakin banyak pengendali yang
menggunakan piranti lunak intelenjen bisnis untuk menciptakan versi papan
kendali pemasaran digital yang mengumpulkan dara dari sumber internal dan
eksternal yang tidak sama.
Sebagai
masukan (input) bagi papan kendali pemasaran, perusahaan harus memasukkan dua
kartu nilai utama yang berbasis pasar, yang mencerminkan kinerja dan
memberikan kemungkinan tanda peringatan dini.
·
Kartu nilai kinerja
pelanggan mencatat seberapa baik kinerja perusahaan selama bertahun-tahun
berdasarkan ukuran berbasis pelanggan. Manajemen harus menetapkan norma bagi
setiap ukuran dan mengambil tindakan ketika mereka mendapati hasilnya keluar
dari batasan.
·
Kartu nilai kinerja
pemangku kepentingan (stakeholder) : melacak kepuasan berbagai konstituen
yang mempunyai kepentingan kritis dan dampaknya bagi kinerja perusahaan yaitu
karyawan, pemasok, bank, distributor, pengecer, dan pemegang saham. Sekali
lagi, manajemen harus bertindak ketika satu atau lebih kelompok terlihat
meningkat atau berada di atas tingkat ketidakpuasan normal.
|
2.3 PERAMALAN PASAR (MARKET FORECAST)
A.
POTENSI
PASAR
Peramalan
pasar memperlihatkan permintaan pasar yang diduga, bukan permintaan pasar
maksimum. Untuk permintaan pasar maksimum, kita harus memvisualisasikan tingkat
permintaan pasar yang dihasilkan dari tingkat perngeluaran pemasaran industri
yang sangat tinggi, suatu batasan dimana peningkatan lebih lanjut dalam usaha
pemasaran hanya akan memberikan sedikit pengaruh dalam mendorong permintaan
selanjutnya.
Potensi
pasar (market forecast) adalah batas yang didekati oleh permintaan pasar ketika
pengeluaran pemasaran industri mendekati tingkat tak terbatas untuk suatu
lingkungan pemasaran.
Perusahaan
yang tertarik pada potensi pasar mempunyai minat khusus dalam presentase
penetrasi produk, yaitu persentase kepemilikan atau penggunaan produk atau jasa
dalam populasi. Perusahaan mengansumsikan bahwa semakin rendah persentase
penetrasi produk, semakin tinggi potensi pasar, meskipun hal ini mengansumsikan
bahwa semua orang pada akhirnya akan berada di pasar untuk setiap produk.
B. PERMINTAAN PERUSAHAAN
Permintaan
perusahaan (company demand) adalah pangsa permintaan pasar yang diperkirakan
perusahaan pada tingkat alternatif dari usaha pemasaran perusahaan dalam suatu
periode waktu. Permintaan perusahaan bergantung pada bagaimana persepsi
konsumen terhadap produk, jasa, harga, dan komunikasi perusahaan relatif
terhadap pesaing. Jika hal lainnya sama, pangsa pasar peusahaan akan tergantung
pada skala relatif dan efektivitas pengeluaran pasar. Pendiri model perusahaan
telah mengembangkan fungsi respons penjualan untuk mengukur bagaimana penjualan
perusahaan dipengaruhi oleh tingkat pengeluaran pemasarannya, bauran pemasaran,
dan efektivitas pemasaran.
C. PERAMALAN PENJUALAN PERUSAHAAN
Peramalan
penjualan perusahaan (company sales forecast) adalah tingkat penjualan
perusahaan yang diharapkan berdasarkan rencana pemasaran terpilih dan
lingkungan pemasaran yang diasumsikan.
Urutan
peramalan sampai perencanaan berlaku berdasarkan jika peramalan diartikan
sebagai perkiraan kegiatan eknomi nasional, atau jika permintaan perusahaan
tidak dapat diperluas. Tetapi, urutan itu tidak berlaku jika permintaan pasar
dapat diperluas atau jika peramalan diartikan sebagai perkiraan penjualan
perusahaan. Peramalan penjualan perusahaan tidak menetapkan dasar untuk
memutuskan berupa uang yangbharus dihabiskan untuk pemasaran. Sebaliknya,
peramalan penjualan justru merupakan hasil rencana pengeluaran pemasaran yang
diasumsikan.
Dua
konsep lain yang penting adalah konsep berikut.
·
Kuota
penjualan (sales quota) adalah tujuan penjualan yang ditetapkan
untuk lini produk, divisi peursahaan, atau perwakilan penjualan. Kuota
penjualan terutama merupakan alat manajerial untuk mendefinisikan dan
mestimulasi usaha pemasaran. Biasanya kuota penjualan ditetapkan sedikit lebih
tinggi daripada perkiraan penjualan untuk lebih mendorong usaha tenaga
penjualan.
·
Anggaran
penjualan (sales budget) adalah perkiraan konservatif tentang
volume penjualan yang diharapkan, anggaran ini terutama dipakai untuk membuat
keputusan pembelian, produksi, dan arus kas saat ini. Anggaran penjualan
didasarkan pada peramalan penjualan dan kebutuhan untuk menghindari risiko belebihan dan
anggaran ini biasanya sedikit lebih rendah dibandingkan peramalan penjualan.
D. POTENSI PENJUALAN PERUSAHAAN
Potensi
penjualan perusahaan (company sales potential) adalah batas penjualan yang
didekati oleh permintaan perusahaan ketika usaha pemasaran perusahaan meningkat
relatif terhadap usaha pesaing. Batas absolut permintaan perusahaan adalah
potensi pasarnya. Keduanya akan sama jika perusahaan mendapatkan 100% pasar.
Dalam sebagian besar kasus, potensi penjualan perusahaan kurang dari potensi
pasar, bahkan ketika pengeluaran pemasaran perusahaan meningkat dengan tajam.
Setiap pesaing mempunyai pembeli yang sangat setia yang sangat tidak responsif
terhadap usaha perusahaan lain untuk membujuk mereka.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ketika akan melakukan pemasaran maka
harus dilakukan riset pasar secaara mendalam agar mendapatkan data penelitian
pasar yang valid. Lalu melakukan pengukuran pasar dengan melakukan pengukuran
pasar akan mendapatkan angka angka statistik pasar yg bisa dijadikan acuan
untuk mengatur kuantitas produk. Lalu melakukakn peramalan berdasarkan data
masa lalu agar bisa dijadikan sebagai acuan pemasaran masa depan sehingga bisa
menemukan inovasi terbaru dalam hal pemasaran dan bisa memuaskan pelanggan
serta menguntungkan perusahaan.
3.2 Saran
Sebelum melakukan pemasaran penulis
makalah ini menyarankan agar teliti dalam memasarkan sesuatu dan penulis
makalah telah menuliskan cara yang benar sebelum melakukan pemasaran agar
pembaca tidak mengalami kerugian dalam memasarkan sesuatu. “TALK LESS DO MORE”
3
DAFTAR
PUSTAKA
Kotler,
Philips. dan Keller, Kelvin Lane.2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar